perkenalkan nama (panggilan) saya Ery, asal kota
Surabaya dan
sekarang masih berstatus mahasiswa
sebuah PT di kota Malang . Umur saya masih
23 tahun dan saat ini sebenarnya saya
baru saja lulus kuliah (tinggal menunggu wisuda). Sebenarnya
awal kejadian nya
baru berlangsung sejak 1 bulan yang lalu dan masih
berlangsung hingga sekarang,
tepatnya dimulai sekitar akhir bulan September 2006 kemaren.
Keunikan pengalaman
sex saya ini karena saya melakukannya dengan ibu kost teman
kuliah sekaligus
sahabat saya sendiri yaitu Agus (panggilan). Ibu kost
sahabat saya ini
sebenarnya bisa dikatakan masih muda juga, sekitar usia 34
tahun. Namanya mbak
Marisa. Sudah bersuami namun seperti yang saya lihat
sendiri, rumah tangga
mereka tidak pernah akur. Mbak Marisa sendiri tidak pernah
mengatakan ada apa
sebenarnya yang menyebabkan ia tidak pernah akur dengan sang
suami. Namun dari
selentingan yang pernah dan sering Agus dengar ketika mereka
bertengkar, intinya
adalah karena keinginan mbak Marisa untuk memiliki anak,
sedangkan sang suami
walaupun sebenarnya bukan mandul (menurut gosip pegawai
salon milik mbak Marisa)
bibit spermanya lemah. Pak Herman (suaminya) katanya sudah
berusaha berobat
kesana kemari tetapi belum ada perkembangan yang meyakinkan.
Mungkin karena
keinginan yg begitu besar dari mbak Marisa inilah yang
menyebabkan Pak Herman
sampai kehilangan gairah sex nya lagi. Dan ini menurut Agus
sudah terjadi
semenjak pertama kali dia kost di tempat itu, atau semenjak
2 tahun yang lalu,
karena sebelumnya memang Agus kost di kawasan kampus STIE
MK. Saya sendiri baru
sekitar 1 tahun yang lalu kerap ke tempat Agus yang sekarang
(di kawasan
perumahan Purwantoro Agung), dan saya sendiri kost dikawasan
Blimbing. Dengan
mbak Marisa sendiri sebenarnya saya juga barusan akrab
sekitar 2 bulan yang
lalu. Itu juga gara-garanya karena wajahnya yang benar2 sangat
mirip dengan
Esmeralda yang selalu diputar SCTV saban hari. Saya sering
menggodanya dengan
sebutan mbak Esmeralda Indonesia. Mbak Marisa ini asli orang
Manado sehingga
nggak heran wajahnya begitu cantik dan putih rada-rada indo
seperti orang Manado
kebanyakan. Sedang suaminya Pak Herman bekerja sebagai
kapten kapal sebuah
perusahaan pelayaran swasta. Sehingga dapat dibilang selama
setahun hanya
beberapa kali saja Pak Herman pulang ke rumah, selebihnya
tentu banyak berlayar
keluar negeri.
Rumah mbak Marisa ini bisa dikatakan lumayan besar dan
mewah. Maklumlah
pekerjaan sang Suami pasti sangat mendukung sekali dalam
soal materi. Selain
dibuat tempat kost, mbak Marisa juga membuka usaha Salon
yang cukup maju.
Sehingga bisa dibilang tempat kost si Agus ini tak pernah
sepi, selain Agus
masih ada 5 orang lagi yang kost di situ, kesemuanya
kebetulan cewek single yang
sudah bekerja semua. Si Agus memang benar2 mujur diterima
disitu karena
kebetulan mbak Marisa memang ingin setidaknya ada penghuni
cowok yang bisa
menjaga dan mengawasi rumahnya. Maklum selama Pak Herman
berlayar isi rumah itu
memang cewek semua. Dan mbak Marisa bukanlah orang yang
begitu peduli dengan
aturan budaya ketimuran. Semua tamu cowok dan cewek boleh
bebas masuk bertamu
(kebanyakan masuk kedalam kamar kost) asal jangan sampai
diatas jam 11 malam.
Perlu saya jelaskan sebelumnya tempat tinggal Mbak Marisa
ini bentuknya seperti
huruf U dilihat dari depan, antara tempat kost dengan rumah
induk berdiri
sendiri-sendiri hanya terpisahkan dengan taman dan kolam
ikan yang cukup lebar,
sedang ruang untuk salon kecantikannya jadi satu dengan
rumah induk. Jadi tidak
heran, saking bebasnya bisa dikatakan hampir saban hari
tamu2 pria atau wanita
entah pacar atau teman ketiga cewek tsb termasuk juga Agus
leluasa bebas keluar
masuk bahkan tidak jarang ada yang sampai nginap segala.
Seringkali ketika
mampir ke sini, sewaktu saya berjalan menuju kamar si Agus
yang berada diujung
belakang sendiri, di salah satu kamar cewek penghuni kost
itu sering terdengar
suara lenguhan atau rintihan pelan orang yang sedang asyik
masyuk bersenggama
ria. Kalau sudah begitu saya tinggal mencari ada nggak
sendal si Agus diantara
salah satu pintu depan kamar cewe2 tersebut. Kalau tidak ada
berarti bukan si
Agus yg sedang ngerjain cewek2 itu. Memang si Agus sekali
lagi benar2 mujur.
Dari kelima cewek tersebut 3 diantaranya bisa diajak nge***t
(just for fun
tentunya), meskipun sebenarnya mereka bukan pelacur. Edannya
mereka semua juga
cantik2 sekali dan berasal dari luar daerah. Tetapi
dibanding mbak Marisa
kecantikan mereka masih kalah, selain lebih putih mbak
Marisa kelihatan jauh
lebih menarik dan anggun.
Di tempat tersebut Agus sudah dikenal sebagai Ayam Jago
alias tukang nidurin
cewek. Sahabatku ini memang bejat dan maniak sex, 3 dari 5
cewek penghuni kamar
kost tempat mbak Marisa itu sudah digarap semuanya. Salah
satunya, Si Nani
menurut Agus masih perawan ketika ia pertama kali
menggagahinya. Aku tak bisa
membayangkan sudah berapa kali temanku Agus ini menggilir
Farida, Nani dan Yeni
selama 2 tahun ini. Edannya …. Gratis lagi. !!!!
Andai saja mau, bisa saja aku ikut mencicipi kemulusan dan
kemolekan tubuh
mereka dan mereguk kenikmatan sex bersama mereka, tapi saya
bener-bener ogah
dapet bekasnya si Agus.
” Ogah Gus … barang bekas pakaimu …”, teriakku ketus.
Haa ….. hhaaa …ha …… kalo sudah gitu dia pasti ketawa
ngakak.
” Alaaa .. Ery….Ery …. munafik banget si kau …apa bedanya
friend … khan
masih mending bekas sahabat sendiri … ha ..ha…”, celetuk
Agus dengan logat
bataknya yg kental.
” Ogaaaaaaaaahhhhh ……..”
” He…hee … kao nggak kasihan sama Farida, ama Nani en juga
Yeni …. mereka
kepingin banget bisa ngerasain kejantanan kon**l kau kawan …
he..hee …”
” Kalo sama Mona atau mbak Marisa mungkin aku mau Gus …. “,
kataku kesal.
(Mona adalah salah satu penghuni kamar yg termasuk cewe
baik2 dan paling manis
menurutku)
” Haaah … beneran nih Er … he..he … rayuanku aja belum
berhasil Er …mmm
…. Terus terang aku pengen sekali menidurinya …. He…he …”
” Edaan … masih mau nambah juga …. awas kau Gus…”, ujarku
kesal. Terus
terang kadang aku sendiri kasihan juga dengan Farida, Nani
atau Yeni yg
cantik…. Kok mau-mau nya digarap Agus yg notabene udah item
kaya pantat panci
… gendut lagi (Agus memang postur tubuhnya rada gendut dan
berkulit agak
kehitaman karena sering keluyuran)
Sore itu selesai bimbingan skripsi aku langsung mampir ke
tempat Agus hendak
pinjam film VCD nya yg katanya baru dibelinya kemaren. Ia
memang kolektor film2
bioskop. Saat itu suasana tempat mbak Marisa sedikit lebih
sepi dibanding
biasanya. Salonnya pun sudah ditutup. Kamar mbak Marisa
kulihat dari seberang
taman kelihatan gelap karena lampunya dimatikan. Mungkin
sedang pergi pikirku.
Aku bergegas menuju ke kamar Agus yg berada di ujung
belakang dan kulihat pintu
kamarnya sedikit terbuka dan lampunya dihidupkan. Aku sudah
hendak menerobos
masuk untuk ngagetin dia karena aku tahu Agus orangnya
gampang kagetan dan
penakut namun niatku segera kuurungkan ketika didepan pintu
kamarnya kudengar
ada suara erangan dan rintihan wanita.
Siall … pikirku. Sore-sore begini mau Maghrib bisa-bisanya
……Agus sedang
…
Dari suara erangannya aku bisa menduga itu pasti si cantik
Farida yg sedang
digarapnya.
” Ooouuuhhh …. Guusss … nnngggghhhhh ……
nnnngggghhhhhhhhhhhhhhgggggg
…..”
Syittt …. Bisikku. Si Farida tampaknya pas lagi orgasme.
” Nnnnnnngggghhhh ….. ooouuuuuhhhh ….Guss
…..nnnggggngggghhh…..”
” Enaak khan Rida ….”, bisik Agus terdengar dengan napas
memburu. Keliatannya
dia belum enjakulasi.
Penasaran juga aku mendengarnya, mau tak mau alat vitalku
tegang juga.
Gimana-gimana sebenarnya aku kepingin juga bisa ngerasain yg
rasanya senggama.
Saya memang masih perjaka ting-ting dan saat ini bahkan
belum punya pacar sama
sekali. Lucu memang, terus terang menurut orang saya ini
tergolong sangat
tampan, dan saya pun menyadari itu, banyak cewek2 cantik yg
sebenarnya naksir
tapi saya lebih senang menghabiskan waktu di Cyber Cafe
surfing internet atau
kalo tidak kongkow ke tempat Agus saban waktu, daripada cari
pacar. Selain kata
orang sangat tampan, tubuh saya sangat atletis karna saya
juga rajin fitness dan
olahraga, tinggi tubuh saya 172 cm, warna kulit sawo matang
dan kalo boleh saya
sebutkan juga ukuran alat vital saya panjang kurang lebih
16,5 centi.
Dengan rasa penasaran saya mencoba mengintip dari celah
pintu kamar Agus yang
sedikit terbuka. Astaga …. Selama ini baru pertama kali ini
saya melihat Agus
ngerjain cewek. Untung kebetulan posisi senggama mereka agak
sedikit
membelakangi pintu kamar. Dan kulihat Agus dgn posisi
setengah berdiri (dog
style) sedang menggarap tubuh bugil Farida yang tidur
setengah menelungkup
diatas tempat tidur, pinggul Farida kelihatan begitu padat,
putih mulus dan
seksi sekali. Sambil memeluk sebuah guling Farida
menunggingkan pantatnya kearah
tubuh Agus yg juga telanjang bulat. Kulihat betapa buasnya
si Agus mengayuh
pinggulnya kedepan belakang menghunjamkan batang penisnya yg
ternyata berwarna
coklat kehitaman kedalam liang kemaluan milik Farida yg
berwarna putih
kemerahan. Aku benar2 kagum dengan bentuk bukit kemaluan
milik Farida itu. Besar
montok dan berjembut lebat kehitaman. Sedang liang vaginanya
yg merah itu
kelihatan masih sempit, terbukti dengan ketatnya jepitan
daging vaginanya saat
menjepit batang penis milik Agus yg ternyata relatif kecil
(mungkin diameternya
cuman 3 centi saja), saya tidak menyangka penis si Agus
sekecil itu. Daging
liang vagina milik Farida itu sampai tertarik keluar begitu
Agus menarik batang
penisnya yg hitam panjang itu keluar sebelum dihunjamkannya
kembali dengan buas
sampai kandas ke liang kemaluan Farida.
” Oooooouuuuhhhhh ..nnnnggggghhhhh ….. enaaak sekali Guss
….nnngggghhhh ….
Yaaahhhhh …… oowwwwwwwooowww ……..”, rintih Farida penuh
kenikmatan.
” Yeeaaaahh … “, teriak Agus gemas melihat Farida sedang
mereguk kenikmatan
orgasmenya, digoyangkannya dengan membabi buta pinggulnya ke
depan belakang,
batang penis milik Agus yg kehitaman itu tampak basah
berlendir ketika berulang
kali dihunjamkan keluar masuk ke dalam liang vagina Farida
yg terlihat sempit
mungil itu. Kontras sekali rasanya melihat tubuh Farida yg
bahenol putih mulus
dengan pinggulnya yg seksi aduhai sedang disetubuhi oleh
tubuh Agus yg hitam
sedikit gembrot. Persis orang negro sedang ngerjain cewe
bule.
Edaan sekali ketika pada akhirnya kulihat tubuh Agus
kelihatan bergetar hebat,
goyangan pinggulnya bergerak semakin cepat seperti piston
sambil mulutnya
menggeram hebat.
” Aaaaaaaaarggghhhhhhhhhh …….. yeeaaaaahhhh …….
aaaagggkgkgkggghhhhhh
…..” pekik Agus keenakan. Gila pikirku, rupanya Agus sedang
meregang melepas
enjakulasinya.
” Ridaaaa … aaaahhhggggggkkkgggffffhhh …… maniiiku keluuuaar
…..
yyaaahgghhh ..aaaggghhh ….”
Aku mendelik gemas melihat tubuh Agus menggeliat-geliat
keenakan mirip cacing
kepanasan, sementara pinggulnya dihentak-hentakkan dengan
kuat ke pantat Farida
yang montok seksi. Aku membayangkan Agus sedang memuntahkan
air maninya yang
kental ke dalang liang vagina Farida yg terlihat sempit itu.
Edan pikirku …
tidak pake kondom lagi si Agus, gimana kalo Farida hamil.
Tanpa terasa alat vitalku jadi tegang ngaceng membayangkan
puncak kenikmatan yg
sedang Agus alami.
” Aaawwww …. aaawww …..Gus … pelan-pelan dong …. vaginaku
sakit ….
Guss …. aawww …. Iiiihhhh …. Gussss … kok .. manimu
dikeluarin di dalam
sih … “, pekik Farida kesakitan setengah protes karena si
Agus memuntahkan air
maninya ke dalam tubuh Farida. Tapi Agus sama sekali tak
peduli, sambil terus
menggeram hebat dan meregang keenakan terus
dihentak-hentakkannya dgn kuat
pinggulnya menghantam pantat Farida, sembari mengeluar
masukkan batang penisnya
yg sedang meledak memuntahkan air mani ke dalam liang
vaginanya. Jemari kedua
tangan Agus yg kekar begitu kuat memegangi pinggang Farida
hingga cewe cantik
itu tak bisa bergerak sama sekali.
” Aduuuuhhhh … Gus …. sakkiiiitt … aawww …. kok dikeluarin
di dalem sih
….. iihhh … sudah ..Gus … sudah … iihhh … aku bisa hamiil
gus ….iihh
kentaalnya ….aaawww ..”, pekik Farida semakin kesakitan.
Gilaaa … si Agus pikirku. Mau enaknya aja dia. Aku tak tahan
menyaksikan
adegan merangsang itu lebih lama lagi.
Setengah berlari aku menuju ke kursi taman disamping kolam
ikan yg persis berada
ditengah2 komplek rumah mbak Marisa itu. Kuhempaskan
pantatku diatas kursi
panjang yg tepat berada dibawah lampu taman. Suasana senja
itu semakin bertambah
temaram. Aku mencoba menghapus bayangan2 hot yg mungkin
masih berlangsung di
kamar Agus. Sambil menunggu mereka selesai main,
kurenggangkan otot-otot dan
perasaanku sendiri yg sempat tegang tadi. Alat vitalku masih
sedikit ngaceng
membayangkan kejadian hot tadi.
Dan tanpa terasa 10 menit telah berlalu ….
Namun kulihat pintu kamar si Agus masih belum juga terbuka
menandakan kedua
insan bejat itu masih berada dalam kamar. Aku mulai heran
ngapain aja si Farida
lama-lama disitu … khan tadi sudah sama-sama puas. …. Atau
barangkali mereka
masih teler keenakan dan tertidur disitu …. Waaah sialan …
jadi obat nyamuk
nih aku. Kenyataanya memang saat itu tubuhku mulai
gatal-gatal dikerumuni
nyamuk.
Ketika aku hendak memutuskan untuk balik pulang saja
tiba-tiba kurasakan ada
seseorang yg menepuk pundakku dari belakang.
” Heii … dik Ery …!”
Aku terhenyak kaget dan menoleh ke belakang. Oooohhhh … aku
mengelus dada
lega. Ternyata mbak Marisa yg datang.
” Eeeeh ….. Mbak Esmeralda … bikin kaget aja mbak …”, ujarku
lega.
” Kok ada disini dik Ery …si Agus kemana … apa sedang
keluar..?”, tanyanya
sambil tersenyum manis padaku. Duuh … wajah mbak Marisa ini
bener2
cuaaaaantiiiknya selangit …. nggak heran kalo banyak yg
naksir … termasuk
juga aku … he…hee….
” Ngghhh … anu ..mbakk ….ada siihh ….sedang …nggggg..”,
sahutku bingung
harus mengatakan apa kepada mbak Marisa tentang si Agus ….
Masa aku harus
bilang dia sedang maen kuda-kudaan dengan Farida…. Hee…he…
” Sedang apa ….?”, tanya mbak Marisa sambil memandang heran
melihatku rada
gugup. Namun sejenak kemudian kulihat mukanya yg cantik
mempesona itu bersemu
merah …
” Ooohhhh ….”, ujarnya lirih.
” Kenapa mbak..?”, tanyaku setengah heran melihat perubahan
roman mukanya yg
tiba-tiba itu.
” Nggak pa-pa …. Saya ngerti kok …!”
“Ngerti apa sih mbak..?”, tanyaku masih kurang paham.
” Alaaaa … kamu ini dik Ery … pura-pura lagi … yaah … mbak
sudah tahu
kok dari dulu …”, sahutnya pelan sambil tersenyum manis
kembali.
” Tahu apa sih mbak …?”, tanyaku makin bingung. Aku memang
benar-benar nggak
ngerti arah pembicaraannya.
” Iiiiih …. hik..hik…. dik Ery ini …. itu yang dik Ery liat
tadi di kamar
si Agus …”, ujarnya tanpa basa-basi lagi.
Deggg … aku kaget juga mendengarnya. Ternyata mbak Marisa
sudah mengetahui
perselingkuhan yg terjadi di tempat kostnya ini.
” Mbak … su ..sudah tau …”, tanyaku pelan setengah malu2.
” Sudahlah dik Ery … mereka toh sudah dewasa semua ….
biarkan mereka sendiri
yg menanggung segala resikonya …. Mbak bisa mengerti ….
boleh saja … asal
jangan bikin ribut saja … yuk masuk ….dik Ery tunggu dirumah
mbak saja …
yukkk …”, ujarnya kemudian sambil mengajakku masuk
kerumahnya lewat pintu
belakang.
Bagai kerbau dicocok hidungnya. Aku manut saja ketika jemari
tangannya menggamit
lenganku. Kami berjalan berdampingan menuju kepintu belakang
rumahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar