Minggu, 25 Maret 2012

ADIK ANGKATKU KEKASIHKU


Sebelumnya kenalkan namaku Syandi. Saat itu aku berusia 25 tahun. Cerita ini bermula ketika aku masih awal-awal merantau ke Jakarta. Saat itu aku mengontrak sebuah rumah yang lumayan nyaman, walau tidak terlalu besar. Di tempat tinggalku itu aku mengenal seorang gadis yang sangat cantik dan masih sekolah SMK bernama Widia (16 tahun). Ia memliki tubuh yang sangat proporsionis, kulit putih dengan tinggi/berat kira-kira 160/48. Ayah ibunya bercerai sejak dia masih kecil dan kedua orangtuanya masing-masing telah menikah. Keluarga ayah kandungnya adalah tetanggaku. Sebenarnya Widia sendiri ikut dengan ibu kandungnya, tapi sebualan sekali hampir bisa dipastikan Widia menemui ayahnya untuk meminta uang bulanan biaya sekolahnya. Hal tersebut dikarenakan ayah tirinya juga sedang menganggur dan memang tidak punya kerjaan tetap.

Karena kecantikannya tersebut aku sering memperhatikannya saat dia mengunjungi ayahnya. Suatu ketika mama tirinya yang notabene juga baik terhadap Widia memintaku untuk mengantarkannya pulang ke rumah ibunya, karena memang Widia sangat jarang sekali menginap di rumah ayahnya. Waktu itu aku ingat, hari terakhir puasa Ramadhan dan besoknya Idul Fitri. Aku mengantarnya pulang dan saat itulah aku tahu rumah ibu kandung Widia bersama ayah tirinya. Aku dipersilakan masuk dan disambut dengan baik oleh ibunya. Dan tak lama akupun pamit pulang. Sebelum pulang ibunya mengucapkan terimakasih dan berpesan agar besok jangan lupa datang berkunjung dan aku mengiyakan.

Besoknya tepat di hari lebaran aku datang pada sore harinya. Tapi aku agak kecewa karena ternyata Widia tak ada di rumah. Aku hanya disambut oleh ibunya dengan ramah. Dalam obrolan tersebut ibunya berpesan agar aku sering-sering datang ke rumahnya. Ibunya banyak bercerita tentang Widia yang ternyata tidak pernah betah di rumah. Sebenarnya akupun tak tahu maksud ibunya tersebut, untuk apa aku diharapkan sering-sering datang.

Di hari-hari selanjutnya aku memang sering meluangkan waktu untuk datang ke rumah Widia sesuai pesan ibunya. Bahkan di satu kesempatan ibunya memintaku untuk menginap. Meski agak bingung dan canggung aku mengabulkan permintaan ibunya. Dan hari itu ibunya melarangku memanggilnya dengan sebutan tante melainkan memintaku untuk memanggilnya mama.

Seharian di rumah itu aku tetap tak melihat Widia sama sekali. Dan tanpa aku tanya sang mama menceritakan bahwa Widia kost di daerah Slipi. Aku tak tahu pasti apa alasan Widia kost dan aku tidak menanyakan kepada sang mama. Keesokan harinya setelah pulang kerja aku kembali datang ke rumah keluarga baruku tersebut. Ternyata hari itu Widia ada di rumah, dan dia nampak ceria. Anehnya Widia seperti tak merasa heran dengan kehadiranku di keluarga tersebut. Malah kami terkesan sangat akrab seperti halnya memang aku adalah abang kandungnya. Dan hari-hari sekanjutnya kami memang benar-benar akrab hidup dalam keluarga tersebut. Dan kulihat Widia pun jadi sering di rumah tidak pulang ke kost lagi.

Hari-hari aku selalu tidur di ruang tamu di depan tv. Karena memang di samping rumah tersebut sebuah rumah kontrakan yang tidak terlalu besar juga hanya memiliki 1 kamar tidur saja yang kulihat selalu digunakan sebagai kamar tidur Widia, mamanya dan 1 lagi adik perempuannya (Andini) hasil perkawinan mamanya dan ayah tirinya.

Suatu ketika ketika pulang kerja aku pulang ke keluarga baruku itu. Kulihat mama dan Andini tidur di depan tv. Entah sengaja atau mereka tertidur. Karena lapar aku langsung ke dapur dan makan. Selesai makan aku berniat untuk pulang ke rumah kontrakanku. Tapi mama malah memarahiku dan menyuruhku tidur di kamar bersama Widia.

"Mau kemana kamu malam-malam begini, Ndy?" tegur mama saat itu. Memang ketika itu aku pulang kerja larut malam dikarenakan ada lembur.

"Pulang, Ma." jawabku sambil menerka-nerka apa maunya mama.

Dan di luar dugaanku mama berkata, " Sudah terlalu malam Ndy, sudah sana tidur sama adikmu, kasihan Andini sudah terlalu pulas kalau disuruh pindah." Demikian perintah mama.

Dengan berpura-pura ogah-ogahan malah sempat menghidupkan tv sejenak, kutekan-tekan remote control tak jelas acara apa yang kucari kemudian kumatikan lagi dan bergegas menuju kamar.

Sesampainya di kamar aku langsung mencium harum semerbak ruang kamar yang bercampur dengan aroma wangi dari tubuh Widia. Kulihat Widia tidur dengan sangat pulasnya. Karena aku merasa agak sungkan, meskipun tidur satu ranjang kubatasi antara aku dengan Widia menggunakan sebuah bantal guling besar.

Entah karena tak terbiasa tidur di kamar tersebut atau karena fikiranku yang melayang-layang kemana-mana aku merasa sangat sulit untuk memejamkan mataku. Sementara beberapa kali kulihat Widia entah sengaja atau tidak dia selalu memindahkan dan memeluk bantal guling yang kugunakan untuk pemisah dengan posisi membelakangiku meskipun sudah beberapa kali aku ambil dan kuletakkan lagi di tengah-tengah antara kami.

Karena kejadiannya berulang-ulang aku duduk dan mempehatikan wajah Widia yang terlihat sangat pulas. Dengan rasa penasaran wajahnya yang tampak sangat cantik aku cium. Agak gemetar aku mencium bibirnya dengan sedikit sentuhan lembut. Tak kusangka Widia sambil masih tetap terpajam langsung membalas kecupanku di bibirnya hingga kamipun langsung berpagutan dan saling memainkan lidah kami. Lama kami berpagutan dan tanganku mulai mencoba meremas lembut teteknya yang lumayan besar, entahlah ukuran berapa karena aku memang tak faham dengan ukuran bra, mungkin 34 atau 36. Yang jelas di mataku Widia adalah gadis remaja yang sangat montok dan seksi.

Tangan Widia pun memberi respon positif dengan merangkul leherku tapi tak terlalu erat, sehingga aku tetap dapat leluasa mencium dari bibir berpindah ke pipi kanan kiri kemudian aku jilat kuping kanannya. Dan... "Ssssttt.... ssssttt....." Terdengar desisan-desisan lembut dari bibir seksinya yang tanpa dipoles lipstik tapi terlihat sangat ranum di bias keremangan lampu kamar. Sampai beberapa kali aku menajamkan pendengaran takut bila suara desisannya itu terdengar dari luar kamar dan membangunkan yang lain. Tapi aku dengan cepat memastikan bahwa semuanya aman-aman saja.

Cukup lama aku meremas-remas lembut payudara Widia, hingga aku penasaran aku mencoba memasukkan tanganku ke balik t-sirt ketatnya dari arah bawah. Saat itu ia mengenakan t-sirt putih dan celana kolor tidur pendek putih juga. Sambil meraba-raba buah dada yang masih terbungkus bra itu dari balik t-sirt, ciumanku mulai turun ke dagunya yang sangat indah lalu ke lehernya sebelah kiri.

"Sssst.... Sssstt..... Sssst.... Sssstt.....", Widia makin mendesah-desah di ketika kuciumi dan kuremas-remas payudaranya. Matanya sesekali terbuka tapi lebih sering terpejam seperti orang yang tengah terhanyut perasaan.

Setelah puas menciumi wajah ayunya dan meremas-remas buah dadanya aku memberanikan diri untuk mencoba membuka t-sirtnya. Dan tanpa penolakan sedikitpun Widia mengangkat tangannya mempermudah aku untuk melolosi kaosnya melalui kepalanya.

Begitu kubuka mataku terbelalak dengan pemandangan yang sangat indah di depanku. Kulitnya sangat putih bak porselin yang masih baru dengan benjolan gunung kembar yang sangat indah dibalut bra warna krem. Sampai terkagum-kagum aku dibuatnya. Merasa kepalang tanggung aku langsung mencari kaitan branya yang ternyata ada di depan antara 2 buah dadanya dan langsung kusingkapkan ke kiri dan ke kanan tubuhnya dan masih tetap tertindih tubuh indahnya.

Tak menunggu terlalu lama langsung kudaratkan kecupanku di puting dada yang sebelah kiri sambil tanganku mengusap-usap lembut dadanya yang kanan. Dan Widiapun makin mendesah-desah kenikmatan.

"Aduh Kaaaak.....Ssssssst" demikian dia memanggilku dengan mata tetap terpejam. Kusedot-sedot putingnya sambil tangan kanan meremas-remas buah dada yang kanan lalu bergantian demikian berulang-ulang sampai beberapa menit. Lalu seranganku kulanjutkan lebih ke bawah. Kucium sekujur tubuhnya menyusuri perutnya yang datar ke arah pusar sampai mataku tertuju kepada celana kolornya yang langsung kutarik perlahan-lahan ke bawah melalui kakinya yang jenjang indah dan tampaklah kini ia hanya mengenakan celana dalam putih berbahan sangat halus.

Celana dalam itupun segera kubuka perlahan-lahan sambil hatiku berdebar-debar mencermati mili demi mili apa yang akan segera terlihat di depanku. Dan pemandangan yang menakjubkanpun terpampang di depanku. Gundukan kecil dengan helai-helai bulu hitam agak kaku tapi sangat rapi menghias vaginanya.

Kuusap-usap bukit kecil itu dengan telapak tanganku dengan ibujari sedikit menekan permukaan bibir vaginanya. Widia terlihat sedikit menggelinjang saat ibujariku menekan-nekan bagian atas bibir vaginanya dengan lembut. Sementara rudalkupun sudah berontak dari tadi di dalam sarangnya. Saking tegangnya sampai terasa sangat keras dan hangat di dalam celana dalamku. Dan akupun segera melepas kaos yang kukenakan.

Selanjutnya kudekatkan mulutku ke arah vagina indah itu, dan kujilat arah membelah dari bawah ke atas. Terdengar erangan Widia makin merintih-rintih dan mendesis seperti orang yang kepedasan. Kubuka sedikit vagina yang masih sangat rapat itu dan nampaklah belahan daging merah segar di dalamnya, tetapi hanya bagian kecil saja yang dapat kubuka dan kuarahkan lidahku ke lubang kecil itu dan kujilat-jilat dengan tempo pelan dan teratur hingga vaginanya mulai mengeluarkan cairan pelumas yang cukup banyak membasahi belahan vagina itu dan beberapa bagian bulunya.

"Sssssttttt..... sssssttttt kakaaaaakkkkk.....," Erangnya.

Kunaikkan tempo jilatanku pada vaginanya yang membuat dia semakin menggelinjang-gelinjang dan tak kuduga vagina Widia mengeluarkan cairan cintanya lumayan banyak. Kuseruput cairan itu sambil tetap sesekali lidahku menjilat-jilat bagian dalam vaginanya. Aku tahu dia mengalami orgasme pertamanya.

"Sssssttttt..... aduuuuhhhh sssssttttt kakaaaaakkkkk.....," Erangnya lagi lirih.

Setelah puas mulutku bermain segera kupelorotkan celana pendek dan CDku bersamaan. Dan aku mencoba memasukkan penisku ke liang vaginanya yang seperti tak berlubang setelah tanganku kulepaskan dari vaginanya. Kuusap-usapkan kepala penisku yang berdiameter 4 inch dengan panjang 17 centian dan membuat Widia makin menggelinjang kegelian. Matanya sayu memandang ke arahku. Mungkin ia masih agak lemas setelah orgasme pertamanya tadi.

Sebelumnya kenalkan namaku Syandi. Saat itu aku berusia 25 tahun. Cerita ini bermula ketika aku masih awal-awal merantau ke Jakarta. Saat itu aku mengontrak sebuah rumah yang lumayan nyaman, walau tidak terlalu besar. Di tempat tinggalku itu aku mengenal seorang gadis yang sangat cantik dan masih sekolah SMK bernama Widia (16 tahun). Ia memliki tubuh yang sangat proporsionis, kulit putih dengan tinggi/berat kira-kira 160/48. Ayah ibunya bercerai sejak dia masih kecil dan kedua orangtuanya masing-masing telah menikah. Keluarga ayah kandungnya adalah tetanggaku. Sebenarnya Widia sendiri ikut dengan ibu kandungnya, tapi sebualan sekali hampir bisa dipastikan Widia menemui ayahnya untuk meminta uang bulanan biaya sekolahnya. Hal tersebut dikarenakan ayah tirinya juga sedang menganggur dan memang tidak punya kerjaan tetap.

Karena kecantikannya tersebut aku sering memperhatikannya saat dia mengunjungi ayahnya. Suatu ketika mama tirinya yang notabene juga baik terhadap Widia memintaku untuk mengantarkannya pulang ke rumah ibunya, karena memang Widia sangat jarang sekali menginap di rumah ayahnya. Waktu itu aku ingat, hari terakhir puasa Ramadhan dan besoknya Idul Fitri. Aku mengantarnya pulang dan saat itulah aku tahu rumah ibu kandung Widia bersama ayah tirinya. Aku dipersilakan masuk dan disambut dengan baik oleh ibunya. Dan tak lama akupun pamit pulang. Sebelum pulang ibunya mengucapkan terimakasih dan berpesan agar besok jangan lupa datang berkunjung dan aku mengiyakan.

Besoknya tepat di hari lebaran aku datang pada sore harinya. Tapi aku agak kecewa karena ternyata Widia tak ada di rumah. Aku hanya disambut oleh ibunya dengan ramah. Dalam obrolan tersebut ibunya berpesan agar aku sering-sering datang ke rumahnya. Ibunya banyak bercerita tentang Widia yang ternyata tidak pernah betah di rumah. Sebenarnya akupun tak tahu maksud ibunya tersebut, untuk apa aku diharapkan sering-sering datang.

Di hari-hari selanjutnya aku memang sering meluangkan waktu untuk datang ke rumah Widia sesuai pesan ibunya. Bahkan di satu kesempatan ibunya memintaku untuk menginap. Meski agak bingung dan canggung aku mengabulkan permintaan ibunya. Dan hari itu ibunya melarangku memanggilnya dengan sebutan tante melainkan memintaku untuk memanggilnya mama.

Seharian di rumah itu aku tetap tak melihat Widia sama sekali. Dan tanpa aku tanya sang mama menceritakan bahwa Widia kost di daerah Slipi. Aku tak tahu pasti apa alasan Widia kost dan aku tidak menanyakan kepada sang mama. Keesokan harinya setelah pulang kerja aku kembali datang ke rumah keluarga baruku tersebut. Ternyata hari itu Widia ada di rumah, dan dia nampak ceria. Anehnya Widia seperti tak merasa heran dengan kehadiranku di keluarga tersebut. Malah kami terkesan sangat akrab seperti halnya memang aku adalah abang kandungnya. Dan hari-hari sekanjutnya kami memang benar-benar akrab hidup dalam keluarga tersebut. Dan kulihat Widia pun jadi sering di rumah tidak pulang ke kost lagi.

Hari-hari aku selalu tidur di ruang tamu di depan tv. Karena memang di samping rumah tersebut sebuah rumah kontrakan yang tidak terlalu besar juga hanya memiliki 1 kamar tidur saja yang kulihat selalu digunakan sebagai kamar tidur Widia, mamanya dan 1 lagi adik perempuannya (Diny) hasil perkawinan mamanya dan ayah tirinya.

Suatu ketika ketika pulang kerja aku pulang ke keluarga baruku itu. Kulihat mama dan Diny tidur di depan tv. Entah sengaja atau mereka tertidur. Karena lapar aku langsung ke dapur dan makan. Selesai makan aku berniat untuk pulang ke rumah kontrakanku. Tapi mama malah memarahiku dan menyuruhku tidur di kamar bersama Widia.

"Mau kemana kamu malam-malam begini, Ndy?" tegur mama saat itu. Memang ketika itu aku pulang kerja larut malam dikarenakan ada lembur.

"Pulang, Ma." jawabku sambil menerka-nerka apa maunya mama.

Dan di luar dugaanku mama berkata, " Sudah terlalu malam Ndy, sudah sana tidur sama adikmu, kasihan Diny sudah terlalu pulas kalau disuruh pindah." Demikian perintah mama.

Dengan berpura-pura ogah-ogahan malah sempat menghidupkan tv sejenak, kutekan-tekan remote control tak jelas acara apa yang kucari kemudian kumatikan lagi dan bergegas menuju kamar.

Sesampainya di kamar aku langsung mencium harum semerbak ruang kamar yang bercampur dengan aroma wangi dari tubuh Widia. Kulihat Widia tidur dengan sangat pulasnya. Karena aku merasa agak sungkan, meskipun tidur satu ranjang kubatasi antara aku dengan Widia menggunakan sebuah bantal guling besar.

Entah karena tak terbiasa tidur di kamar tersebut atau karena fikiranku yang melayang-layang kemana-mana aku merasa sangat sulit untuk memejamkan mataku. Sementara beberapa kali kulihat Widia entah sengaja atau tidak dia selalu memindahkan dan memeluk bantal guling yang kugunakan untuk pemisah dengan posisi membelakangiku meskipun sudah beberapa kali aku ambil dan kuletakkan lagi di tengah-tengah antara kami.

Karena kejadiannya berulang-ulang aku duduk dan mempehatikan wajah Widia yang terlihat sangat pulas. Dengan rasa penasaran wajahnya yang tampak sangat cantik aku cium. Agak gemetar aku mencium bibirnya dengan sedikit sentuhan lembut. Tak kusangka Widia sambil masih tetap terpajam langsung membalas kecupanku di bibirnya hingga kamipun langsung berpagutan dan saling memainkan lidah kami. Lama kami berpagutan dan tanganku mulai mencoba meremas lembut teteknya yang lumayan besar, entahlah ukuran berapa karena aku memang tak faham dengan ukuran bra, mungkin 34 atau 36. Yang jelas di mataku Widia adalah gadis remaja yang sangat montok dan seksi.

Tangan Widia pun memberi respon positif dengan merangkul leherku tapi tak terlalu erat, sehingga aku tetap dapat leluasa mencium dari bibir berpindah ke pipi kanan kiri kemudian aku jilat kuping kanannya. Dan... "Ssssttt.... ssssttt....." Terdengar desisan-desisan lembut dari bibir seksinya yang tanpa dipoles lipstik tapi terlihat sangat ranum di bias keremangan lampu kamar. Sampai beberapa kali aku menajamkan pendengaran takut bila suara desisannya itu terdengar dari luar kamar dan membangunkan yang lain. Tapi aku dengan cepat memastikan bahwa semuanya aman-aman saja.

Cukup lama aku meremas-remas lembut payudara Widia, hingga aku penasaran aku mencoba memasukkan tanganku ke balik t-sirt ketatnya dari arah bawah. Saat itu ia mengenakan t-sirt putih dan celana kolor tidur pendek putih juga. Sambil meraba-raba buah dada yang masih terbungkus bra itu dari balik t-sirt, ciumanku mulai turun ke dagunya yang sangat indah lalu ke lehernya sebelah kiri.

"Sssst.... Sssstt..... Sssst.... Sssstt.....", Widia makin mendesah-desah di ketika kuciumi dan kuremas-remas payudaranya. Matanya sesekali terbuka tapi lebih sering terpejam seperti orang yang tengah terhanyut perasaan.

Setelah puas menciumi wajah ayunya dan meremas-remas buah dadanya aku memberanikan diri untuk mencoba membuka t-sirtnya. Dan tanpa penolakan sedikitpun Widia mengangkat tangannya mempermudah aku untuk melolosi kaosnya melalui kepalanya.

Begitu kubuka mataku terbelalak dengan pemandangan yang sangat indah di depanku. Kulitnya sangat putih bak porselin yang masih baru dengan benjolan gunung kembar yang sangat indah dibalut bra warna krem. Sampai terkagum-kagum aku dibuatnya. Merasa kepalang tanggung aku langsung mencari kaitan branya yang ternyata ada di depan antara 2 buah dadanya dan langsung kusingkapkan ke kiri dan ke kanan tubuhnya dan masih tetap tertindih tubuh indahnya.

Tak menunggu terlalu lama langsung kudaratkan kecupanku di puting dada yang sebelah kiri sambil tanganku mengusap-usap lembut dadanya yang kanan. Dan Widiapun makin mendesah-desah kenikmatan.

"Aduh Kaaaak.....Ssssssst" demikian dia memanggilku dengan mata tetap terpejam. Kusedot-sedot putingnya sambil tangan kanan meremas-remas buah dada yang kanan lalu bergantian demikian berulang-ulang sampai beberapa menit. Lalu seranganku kulanjutkan lebih ke bawah. Kucium sekujur tubuhnya menyusuri perutnya yang datar ke arah pusar sampai mataku tertuju kepada celana kolornya yang langsung kutarik perlahan-lahan ke bawah melalui kakinya yang jenjang indah dan tampaklah kini ia hanya mengenakan celana dalam putih berbahan sangat halus.

Celana dalam itupun segera kubuka perlahan-lahan sambil hatiku berdebar-debar mencermati mili demi mili apa yang akan segera terlihat di depanku. Dan pemandangan yang menakjubkanpun terpampang di depanku. Gundukan kecil dengan helai-helai bulu hitam agak kaku tapi sangat rapi menghias vaginanya.

Kuusap-usap bukit kecil itu dengan telapak tanganku dengan ibujari sedikit menekan permukaan bibir vaginanya. Widia terlihat sedikit menggelinjang saat ibujariku menekan-nekan bagian atas bibir vaginanya dengan lembut. Sementara rudalkupun sudah berontak dari tadi di dalam sarangnya. Saking tegangnya sampai terasa sangat keras dan hangat di dalam celana dalamku. Dan akupun segera melepas kaos yang kukenakan.

Selanjutnya kudekatkan mulutku ke arah vagina indah itu, dan kujilat arah membelah dari bawah ke atas. Terdengar erangan Widia makin merintih-rintih dan mendesis seperti orang yang kepedasan. Kubuka sedikit vagina yang masih sangat rapat itu dan nampaklah belahan daging merah segar di dalamnya, tetapi hanya bagian kecil saja yang dapat kubuka dan kuarahkan lidahku ke lubang kecil itu dan kujilat-jilat dengan tempo pelan dan teratur hingga vaginanya mulai mengeluarkan cairan pelumas yang cukup banyak membasahi belahan vagina itu dan beberapa bagian bulunya.

"Sssssttttt..... sssssttttt kakaaaaakkkkk.....," Erangnya.

Kunaikkan tempo jilatanku pada vaginanya yang membuat dia semakin menggelinjang-gelinjang dan tak kuduga vagina Widia mengeluarkan cairan cintanya lumayan banyak. Kuseruput cairan itu sambil tetap sesekali lidahku menjilat-jilat bagian dalam vaginanya. Aku tahu dia mengalami orgasme pertamanya.

"Sssssttttt..... aduuuuhhhh sssssttttt kakaaaaakkkkk.....," Erangnya lagi lirih.

Setelah puas mulutku bermain segera kupelorotkan celana pendek dan CDku bersamaan. Dan aku mencoba memasukkan penisku ke liang vaginanya yang seperti tak berlubang setelah tanganku kulepaskan dari vaginanya. Kuusap-usapkan kepala penisku yang berdiameter 4 inch dengan panjang 17 centian dan membuat Widia makin menggelinjang kegelian. Matanya sayu memandang ke arahku. Mungkin ia masih agak lemas setelah orgasme pertamanya tadi.

AKU DAN BOSSKU


Aku tessa....umurku 22 tahun. Aku seorang kasir disebuah perusahaan swasta. Aku mempunyai tubuh yang lumayan indah.Tinggi ku 165cm, dengan berat badan 54 kg. Ukuran bra ku 36.
Dikantor, ruangan aku dan ruangan bos ku berdekatan.Beliau berusia 46 tahun, berbadan tegap, dan berbulu. Jantan sekali.Kami bertemu tiap hari, dan setiap transaksi, kami selalu melakukannya berdua.
Awalnya, aku tidak punya feeling apa2 ketika setiap kali ke bank si Bapak ( begitu aku biasa memanggil bos ku ) selalu mengajak ku. Ini bisa sampai 2 atau 3 jam. Tidak jarang Bapak juga mengajak ku makan siang diluar.
Karena sering diluar kantor berdua, sebagai lelaki dewasa, mungkin Bapak tertarik dengan tubuh montok dan kulit halusku.Pernah suatu kali aku menangkap mata Bapak sedang mengintip susuku dari sela seragam kantor yg kupakai.Tapi itu berlangsung biasa saja. Akupun senang jika ada lelaki yang memperhatikan tubuhku.
Suatu hari, ketika kami berangkat ke bank, di dalam mobil Bapak berbicara tentang bisnis, dan semuanya. Karena keasyikan ngobrol, tiba2 tangan Bapak memegang daguku dengan sangat lembut sambil berkata " Kamu cantik tesa.."
Sontak aku kaget, dan segera memalingkan mukaku dari Bapak. Setelah itu kami tidak berkata2 lagi sampai balik ke kantor.
Hal ini terjadi berulang ulang tiap kali kami keluar kantor.Kadang Bapak memegang daguku, lenganku, dahi ku, kepalaku, bahkan Bapak pernah membelai leherku.
Aku yang hanya manusia biasa, lama2 tidak lagi mampu menahan hasratku.
Sampai suatu hari pada hari libur, Bapak memintaku untuk tetap datang ke kantor, dengan alasan ada urusan bank.
Tanpa curiga, akupun langsung mengiyakan perintah Bapak.
Keesokan harinya, ketika aku sampai dikantor, Bapak sudah duduk dimeja kerjaku.
"Pagi pak...."tegurku sepeti biasa.
"hm...kamu udah datang.."jawabnya.
" kamu sudah sarapan..?"Bapak lanjut bertanya.
"Kebetulan belum Pak,tadi buru2.."aku menjawab sambil membereskan mejaku.
"Oh..kamu ini...anak gadis telat terus...kebetulan, tadi saya beli sarapan 2...ayo sarapan dlu....kita ke ruangan saya saja..."ujar Bapak berjalan ke arah ruangannya sambil kembali memegang daguku.
Ssssrrr.....aku langsung berdesir...
Aku ikuti langkah Bapak ke ruanganya.
Kami sarapan berdua diruangan itu, berhadap2an.Sambil berbincang2 ringan mengenai pekerjaan.
Setelah sarapan, Bapak meminta ku untuk men cek data kantor yg ada di laptopnya.
Akupun duduk dikursinya, Bapak bergeser kesamping dan duduk di kursi kecil disebelahku.
Aku mulai bekerja, sementara Bapak kulihat sibuk memperhatikan aku.
sekali2 aku tangkap matanya sedang berusaha mengintip susuku.
Tanpa kuduga, Bapak memegang tanganku, dan mengelusnya.Aku bingung....
"Tesa....saya tau kamu senang dekat dengan saya..iya kan..?"katanya sambil mengelus tanganku...dari pergelangan tangan, beranjak naik ke lengan dan bahuku.
Aku hanya diam.
Sesaat kemudian, Bapak makin berani, kali ini dia mengelus pahaku dari balik celana jins ketatku.
"Bapak...lepasin..jangan..." aku coba mengelak.
Tapi Bapak malah makin berani Dia mendekatkan mulutnya ke leherku..dan tiba2...
"hmmm....akkh.....bapak....geli tes Pak..."
Bapak mencium leherku...Hangat...
" Kamu suka..?"tanyanya.
"hm.....Bapak...sshhh..."aku cuma bisa mendesah.
Aku mulai terpancing oleh Bapak.Kurasakan tubuhku merinding.
"Bapak....cium bibir tesa Pak" perintahku pada Bapak.
tanpa menunggu lama, kami sudah saling berciuman.Bibir Bapak mengulum2 bibir merahku, sementara lidah kami saling gulung.
Aku mulai meremas2 susuku sendiri, sambil satu tanganku mengelus2 kontol Bapak dari luar celananya.
"Bapak....tesa mau liat kontol Bapak....bole...?"
"Silakan sayang....saya kasih buat kamu..."
Aku mulai membuka celana Bapak, mengelus2 kontolnya..mengocok2 kontolnya,,,,sementara tangan Bapak meremas2 susuku...sambil sesekali dimasukkannya kedalam celanaku. Memekku basah...
"Pak....memek tesa basah..."
"hmm....kamu mau saya jilat memek nya..?"

"Mau pak....tesa buka celana dulu ya..."desahku

Dalam waktu singkat, kami berdua sudah telanjang bulat.

Kulihat kontol Bapak yang sudah tegang...kuusap2..ku kocok2 dengan tanganku...

Badanku gemetaran ketika tangan Bapak mengelus memekku.

Aku duduk diatas meja menghadap ke wajah Bapak.

Dengan sigap Bapak menjilat memekku..

"owh....bapak....geli.....ohh....ahkkksss...."

"kamu suka tesa...??"tanya Bapak...

"ho oh...hmmm...."aku tak mampu berkata2 lagi...

Lidah Bapak masuk kedalam memekku....aku merasakan sensasi luar biasa....

Sesekali aku lihat tangan Bapak mengocok2 kontolnya sendiri..

"Bapak...tesa mau isap kontol Bapak....tesa pengen,,,,,"aku mulai berani berinisiatif.

Kemudian aku turun, dan duduk dilantai.Di depan ku kontol Bapak tegak menghadap kewajahku.

Aku langsung memegang kontol Bapak...dan kumasukkan ke mulutku.

Aku isap, aku kulum dengan penuh nafsu...sambil sesekali aku jilat batang kontol Bapak..

Bapak cuma bisa mendesah.."ssshh....tesa...sayang.....oowhh....aaakkhh..."

"Pak...tesa mau kontol Bapak dalam memek tesa....tesa pengen banget rasain kontol Bapak" aku mulai tidak terkendali.

Kemudian aku berdiri mengangkangi Bapak yg duduk dikursi.

Pelan2 kutuntun kontol Bapak mengarah ke memekku yang sudah basah..memerah dan tembem..

Aku rasakan ujung kontol Bapak menyentuh bibir memekku..."owh...Bapak....hmmmmm"...

Dengan satu hentakan....aku terkejut ketika kontol yang besar itu berusaha menembus memekku

"owh....pak...tesa sakit pak...pelan2 aja ya sayang....."

"memek tesa sakit pak...."hanya itu yg kuucapkan...

Bapak mulai mengangkat dan menurunkan tubuhku diatas pangkuannya.
Kurasakan kontol itu begitu lembut menggesek dinding bagian dalam memekku....
Aku pun mulai mencoba menggoyangkan pantat dan pinggulku...
"oohhh...Bapak....terus Pak....tesa enak banget pak....owhh....asshhhh...."
Aku menciumi rambut Bapak..sementara mulut Bapak mengisap2 kedua puting susuku...

Punggungku melengkung menahan nikmatnya kontol Bapak...
Aku terus menggoyangkan pinggul dan pantatku....
Beberapa menit kemudian...aku merasa ada yg mau keluar dari memekku...
Aku mau mencapai klimaksku...

"ah....bapak...terus pak...enak pak....."
"ahh....ssshh....bapak...tesa sayang bapak...."
"oooh....ahhh....sss...Bapak...tesa mau keluar pak..terus...jangan berhenti pak....ohhh...bapaaaaaaaaaaaaaaaakkkk...enaaakkkk bgt paaaaaaakkk........"
sesaat aku lemas....aku merasakan kenikmatan yg luar biasa....
memekku memerah...dan tembem....
Kuciumi bibir Bapak dengan bernafsu..

"Tesa mau lagi pak..enak bgt...."
Tanpa dikomando, aku langsung menungging bertahan pada sisi meja.
Kuarahkan lubang memekku yang merah menganga ke kontol bapak.
Bapak pun langsung menusukkan kontolnya dari belakang....
"owwhhhhhh....bapaaaaaaakkkk"teriakku ketika kontol itu masuk lagi kedalam memekku.

Kepalaku turun naik merasakan kenikmatan ini..
Aku berkeringat...basah...
Mataku merem melek....
Bapak masih terus menggenjot memekku...
"bapak....terus pak.....enak bgt pak....tesa sayang bapak...."
"pak..remas susu tesa pak...remas.....main2in susu tesa pak...."aku memohon pada Bapak.

Tidak lama kemudian, aku kembali merasakan badanku menegang....kakiku lurus....punggungku melengkung....aku orgasme lagi....
dan Bapak semakin dalam mengocok2 kontolnya dalam memekku..

"Oh....bapak....tesa keluar lagi pak....oooohhhhhh....bapaaaaaaakkkkk"
Akupun tertunduk...tersandar di bibir meja....
Bapak mencabut kontolnya dari memekku dan memasukkannya kedalam mulutku.
"kamu isap lagi ya sayang...isap yang kencang...."kata Bapak sambil mengelus2 memekku yang banjir.

"iya pak...tesa mau air mani bapak dalam mulut tesa"jawabku penuh nafsu
Kuisap...kukocok2, ku kulum dan kupelintir kontol Bapak dalam mulutku....sampai Bapak tidak tahan dan memuncratkan maninya didalam mulutku...
"hhmmmm......tesa suka pak...."ujarku sambil terus mengisap kontol dan air mani Bapak.

Kemudian kami berpelukan..aku duduk dipangkuan Bapak
"pak...tesa masi mau lagi...tesa mau lagi..."rengekku
"iya sayang....kapan aja tesa mau..."jawabnya bijaksana.

Begitulah keadaan ku dikantor.
Setiap ada kesempatan berdua, kami selalu saling memuaskan.
Yang pasti...setiap hari, kami selalu bisa oral seks.
Kadang diruangan Bapak, kadang di mobil.

Dan aku menikmati semua yang dilakukan bapak terhadapku.
Aku juga sangat mencintai seks.

IBU GURUKU YANG MENGGAIRAHKAN


Namaku adi, aku saat ini berumur 21 tahun, aku sekarang masih kuliyah disalah satu universitas ternama di Malang. Waktu aku masih duduk dibangku SD aku pernah mempunyai seorang guru wanita yang membuatku selalu membayangkannya tiap malam. Dia bernama Bu Lilik Masriyah, dia sudah mempunyai suami bernama Pak Lukman yang juga seorang Guru. Bu lilik mempunyai 3 orang anak, anaknya yang pertama sebaya denganku sedangkan anaknya yang kedua kelas 1 SMA, anaknya yang ketiga duduk dibangku TK. Bu lilik dikenal oleh semua murid sebagai guru yang otoriter, begitu banyak murid murid yang takut bila dia yang mengajar. Tapi dimataku dia adalah wanita yang perfect. Saat ini Bu lilik adalah seorang wanita yang berumur 40 tahun yang anggun, dia cantik, kulitnya putih, hidungnya mancung, bibirnya merah delima, rambutnya sebahu, postur tubuhnya tinggi, body tubuhnya lumayan dan masih singset daripada wanita 40 tahun lainnya. Sewaktu aku masih duduk dibangku SD, tak sengaja sering terlihat BH yang dipakai Bu lilik waktu dia sedang menulis di papan tulis ataupun waktu dia sedang duduk. Hal – hal itu yang membuatku terbayang – baying setiap saat setiap waktu. Bisa dibilang masa puberku waktu itu terjadi karena sering membayangkan aku bercinta dengan Bu lilik. Dasar anak – anak pikirku.

Setiap pulang dari malang aku selalu lewat depan rumahnya, kulihat rumahnya selalu sepi. Mungkin setiap aku lewat dia tak sedang berada diRumah. Singkat cerita Waktu itu aku tiba dirumah pukul 12 malam. Aku sejenak duduk diruang tamu kulihat dimeja ada sebuah undangan reuni dari sekolah SD ku dulu. Besoknya aku datang ke tempat reuni aku bertemu dengan banyak teman – teman SD disitu. Kulihat Bu lilik juga hadir dalan acara tersebut. Ku lihat dia masih tetap cantik seperti dulu. Dalam acara tersebut panitia reuni mengadakan tour ke Bali dalam rangka ulang tahun berdirinya sekolah. Kebetulan 1 minggu aku libur kuliyah dan aku memutuskan untuk ikut dalam tour tersebut. Pukul 4 sore acaranya selesai. Aku segera menghampiri Bu lilik. Ku jabat dan kucium tangannya seraya memberi hormat padanya. Hanya beberapa menit kami ngobrol. Kulihat yang lain sudah pada pulang. “Bu nunggu siapa? Kok belum pulang? Nunggu jemputan yah??” tanyaku sambil tersenyum kecil. “iyah.. ibu nunggu jemputan anak ibu…”  jawabnya sambil membalas senyumku “loh memang suami Bu lilik kemana kok anak ibu yang jemput???” tanyaku lagi. “suami ibu lagi melayat ke rumah temanya kedua anak ibu dirumah tapi anak ibu yang sebaya dengan kamu kuliyah diSurabaya dan tadinya dia mau pulang dan sekalian jemput ibu gitu” “oh anak ibu kuliyah diSurabaya ngekost yah bu???” kemudian hp di tasnya Bu lilik berbunyi dan akhirnya dia mengangkatnya. Beberapa detik pembicaraan ku dengan dia terpotong dengan suara hp di tasnya. “oh anak ibu kos disana dia Cuma pulang 1 minggu 1 kali. Tapi kali ini dia gak bissa pulang karena banyak tugas di kampus….barusan dia nelpon ibu”  dalam hati ku berkata ini kesempatan untukku untuk bissa menawarkan sesuatu pada dia. “maaf bu lilik, kalau saya diperbolehkan biarkan saya saja yang nganterin ibu pulang…gimana bu???” “eeehhhmmm..gimana yah Di…eehhmmm… yauda deh ibu mau”


Setelah  sampai didepan rumahnya aku memintai dia nomor HP. Kemudian waktu terus berlalu. 2 hari berikutnya aku berangkat ke Bali bareng teman teman alumni yang ikut. Kulihat pula ternyata Bu lilik ikut dalam tour ini. Aku segera berpindah duduk disamping Bu lilik. “Bu suami dan anaknya kok gak diajak…” “suami ibu dan anak anak ibu pada gak mau ibu ajak… gak tau ni padahal kan gratis” waktu terus berlalu kami ngobrol cukup lama sampai tertidur dalam bus. Ingin sekali kudekap tubuh mulus nya itu tapi untung aku masih bissa mengendalikan diri karena banyak orang didalam bus itu.  Waktu terus berjalan, akhirnya pukul 5 pagi aku dan rombongan sekolah tiba di pantai sanur untuk melihat sunrise. Pukul 10 pagi aku dan rombongan tiba diHotel. Kebetulan aku dan rombongan menginap diHotel yang mewah dan berkelas tak heran kalau banyak orang kaya disitu. Aku segera masuk kamar dan melepas kepenatan dengan mandi dikolam renang. Saat mandi dikolam renang tak sengaja kulihat Bu lilik hanya mengenakan BH G- string berwarna hitam. Karena kebetulan kamarku dengan kamar Bulilik berdekatan hanya saja kamar Bu lilik berada di lantai atas dan kebetulan juga Bu lilik waktu ganti baju lupa menutup jendela dan akhirnya terlihat dari bawah. ‘wwooow nafsu birahi langsung memuncak., pemandangan seperti itu membuat penisku yang tadi tidur menjadi bangun dank eras dan amat keras. Dalam hati aku berkata “nanti malam aku harus bissa masuk kekamar bulilik”

Malam pun tiba. Pukul 8 malam aku mengetuk pintu kamar Bu lilik. Kuketuk beberapa kali tapi gak ada yang membuka. Kemudian aku hendak balik kekamarku, dan baru dua langka Bu lilik memanggilku. “Ada apa Di??? “ kulihat Bu lilik mengenakan baju tidur dan kulihat pula rambutnya basah. Ternyata dia habis mandi. “saya mau ngobrol sesuatu pada ibu gak papa kan kalau saya masuk, maaf bu kalau saya menggangu istarahat ibu” “ohhh… ya uda masuk ajah” langsung aku mengunci pintunya tanpa sepengatahuan Bu lilik. setelah didalam kamar aku ngobrol beberapa kata dengan dia. Kemudian aku bilang pada Bu lilik kalau aku suka kepadanya dan sangat mengaguminya. “Bu aku sangat ingin sekali memiliki kamu bu, tapi ibu sudah bersuami dan ibu sudah punya anak, kalau boleh memilih takdir aku ingin jadi suamimu Bu” langsung seketika Bu lilik kaget dan marah dengan pengakuanku tadi. “Di…kamu gak boleh sepeti ini pada Ibu…bagaimanapun juga Ibu ini tetap Mantan Gurumu dan harus kau hormati dan jangan mengada ngada tentang kata katamu tadi”

Aku segera mendekati tubuh Bu lilik. Terasa sudah keras penisku tertahan oleh CD yang kukenakan saat mendekati tubuhnya. Langsung dengan cekatan kucium pipinya yang sebelah kiri. “Astagfirullah Di…jangan…di…” saat Bu lilik melontarkan kata kata itu dengan nada marah dan kesal tanpa panjang lebar langsung masih dalam posisi  berdiri aku memeluk tubuhnya bu Lilik dengan erat, segera kuciumi pipinya dan bibirnya. “Di jangan Di….ibu mohon jangan” bu lilik hanya marah tapi dia tidak berontak seperti adegan adegan perkosaan lain. Dia hanya melarangku dengan kata – kata nya yang bernada marah tapi dia tak melawan bahkan tangannya diam tak berusaha mendorong tubuhku. Setelah beberapa kali kuciumi pipi nya baik sebelah kanan maupun kiri aku beralih ke lehernya yang putih dan mulus. Kuciumi dengan lahap lehernya, bahkan waktu itu aku mirip seperti orang kesetanan yang bringas. Dengan cepat kuciumi setiap lekuk leher bu lilik dengan bringas. “stop..hentikan ini Di…kamu jangan kurang ajar sama Ibu..aaaahhh…aaaahhh…hentikan Di….aaaahhh” kudengar nada kata katanya yang tadi seperti orang marah ternyata sekarang berubah menjadi lirih dan diiringi  dengan desahan desahannya yang membuatku semakin bringas dan liar menciumi lehernya. Aroma wangi tubuhnya membuat  penisku seperti ingin keluar merobek CD. Sambil menciumi leher dan bibirnya Segera aku melepas baju ku sedikit demi sedikit hingga kuhanya mengenakan CD Kulihat Bu lilik memejamkan mata sambil mendesah dan melarangku melakukan itu. “Di…jangan….Di….aaaaahhhhh….ini perbuatan dosa Di….aaaahhhh….sekali lagi…ibu mohon………aaaaaaahhhhhhh”

Setelah puas menciumi lehernya aku langsung beralih menciumi bagian pundaknya  sambil mencoba melepaskan baju tidur yang dia pakai. “dasar….bajingan kamu…Di….hentikan…ibu mohon….aaaaaaaaahhhhh…..Ibu gak mau Di….ini dosa….….aaaaahhhhh….” dia terus mendesah sambil memejamkan mata. Tak lama kemudian Baju tidurnya terjatuh dilantai, kulihat dia memakai BH G-string merah, kulihat BH G string yang dia pakai seperti terlalu ketat dan kekecilan sehingga Payudaranya dibagian atas seperi mau menjumbul keluar. segera kusosor dengan lahap pundak dan dadanya yang terlihat mulus. Ditengah aksiku menciumi dadanya aku berkata pada bu lilik “Bu aku ingin sekali ibu orang yang pertama kali mendapatkan perjakaku ini, cccccpppppccckkk….. jadi aku mohon…mmmmuuuuaaaachhhh…mmmmhhhhcccchhh….. izinkan aku menjamah tubuh ibu yang mulus ini… karena sejak SD aku menantikan kesempatan seperti ini dengan kamu Bu” langsung kuteruskan ciumanku ke pundak dan dadanya yang mulus. “tapi kamu salah Di…ibu ini hanya wanita tua berumur 40 tahun… aaaaahhhh….tak pantas…kau perlakukan ibu sperti ini….….aaaaahhhhh…. ibu tak ada bedanya dengan ibu kamu sendiri….….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh….hentikan hentikan Di….kamu memang biadab….….aaaaahhhhh….dasar terkutuk kamu….aaaaahhhhh….” setelah puas kumenciumi dadanya kuciumi Payudaranya yang masih terbungkus BH G-String berwarna merah. Saat bibirku menyentuh tali BH nya. Aku benar benar seperti orang kesetanan dan bringas, kulahap dengan cepat hingga BH nya yang dia pakai basah karena air liurku. Kemudian sambil terus menciumi payudaranya yang terbungkus BH aku mencoba membuka kancing BH nya yang berada dibelakang punggungnya. Akhirnya tanganku berhasil meraih kancing BH nya. Segera kutarik dengan cepat terlepaslah BH yang dia pakai dan terjatuh diLantai.  Aku sangat kaget melihat ukuran payudaranya saat BH nya ku buka ternyata sangat montok dan besar, padahal dulu aku mengira payudaranya ukuranya kecil serta biasa saja, tapi setelah terpampang didepanku langsung dengan bringas/liar/lahap/bahkan seperti orang kesetanan aku lagsung menciumi kedua payudaranya yang montok itu baik kanan ataupun kiri, seperti orang yang tak sabaran dan tergesa gesa gaya ciumanku terhadap payudaranya itu.

“….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh…. biadab kamu ….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh…. jangan….aaaaahhhhh….jangan….aaaaahhhhh….jaaaaaaaaaangaaaaaannn Di” desahannya yang lirih sambil menegelus elus dan memegangi kepalaku. Sangat lama sekali aku menciumi kedua payudaranya. Tak henti hentinya kuciumi berulang ulang payudaranya. “mmmccchhhhh…mmmmmcccchhhh,…..” terasa nikmat sekali terasa seperti dipuncak kenikmatan saat kuberulang ulang kumenciumi kedua payudaranya. Setelah berulang kali kuciumi kumenghisap payudaranya yang sebelah kanan secara bergantian baek kiri maupun kanan”  beberapa menit lamanya aku gak tahu yang kurasa kulakukan ciuman dipayudaranya itu sangat lama dari pada yang ciumanku dibagian tubuhnya yang lain. Sambil terus menciumi dan menghisap payudaranya yang montok aku mendorong tubuh Bu lilik ke ranjang besar dan empuk itu. Bu lilik dan tubuhku terbaring di atas ranjang  dengan posisi tubuhku diatas tubuh Bu lilik. “….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh…. biadab kamu ….aaaaahhhhh….….bangsat kamu aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh…. jangan….aaaaahhhhh….jangan….aaaaahhhhh….jaaaaaaaaaangaaaaaannn Di”

setelah cukup lama ku menciumi dan menghisap kedua payudaranya  aku beralih ke perutnya. Kuciumi perut dan pusarnya sampai menuju vaginanya yang masih terbungkus oleh CD G-String Hitam. Kurasakan saat bibirku menyentuh vaginanya yang ternyata sudah basah sekali. Langsung sambil menciumi selakangannya yang wangi kumelorotkan CD G-string hitam yang dia pakai hingga terlepas dan terjatuh ke lantai. Kusosor dengan lahap vaginanya. “….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh…. biadab kamu ….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh…. jangan….aaaaahhhhh….jangan….aaaaahhhhh….jaaaaaaaaaangaaaaaannn lakukan itu ….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh…….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh….stop ibu gak mau berbuat dosa….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh….” tak lama kemudian Bu lilik tak melarangku tapi dia hanya mendesah berulang kali “….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh…….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh…….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh…….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh…aaaauuuuuhh……”

setelah kumenciumi seluruh permukaan vaginanya ku beralih kebawa terus dan terus hingga jari kakinya. Sambil melepas CD yang kukenakan aku menciumi betis dan kakinya. Setelah kuciumi kaki dan jarinya aku naik keatas tubuhnya lagi. Kutindih tubuh Bu lilik sambil menancapkan penisku ke liang vaginanya. Kulihat Bu lilik pasrah sambil memejamkan mata. Tak lama kemudian penisku terbenam tepat diVaginanya Bu lilik yang dari tadi sudah basah sekali. Kugenjot tubuhku berulang kali. “….aaaaahhhhh….….oooohhhhh….….aaaaahhhhh…….aaaauuuu….….aaaaahhhhh…. aaahhhhh….….oooohhhhh….….aaaaahhhhh…….aaaauuuu….….aaaaahhhhh

….aaaaahhhhh….….oooohhhhh….….aaaaahhhhh…….aaaauuuu….….aaaaahhhhh” hanya desahan dan desahan yang keluar dari bibir bu lilik sambil memejamkan kedua matanya. Benar benar dipuncak kenikmatan walau berawal dari pemaksaan aku benar benar manusia paling bahagia didunia waktu itu. Setelah berulang kali ku menggenjot tubuhku, tak lamma kemudian kumerasakan ada yang menyembur deras dari penisku menuju liang vaginanya

setelah air mani itu keluar dan menuju liang vaginannya Bu lilik, aku menggenjot tubuhku lagi berulang kali dengan ritme yang pelan. Hingga air mani itu keluar berulang kali. Setelah beberapa saat kemudian aku merasa lelah sekali setelah berulang kali melakukan genjotan. Kulihat pula dari wajahnya Bu lilik kelelahan. Kulihat dia memejamkan matanya dan menoleh kea rah kiri dan tak berani memandang wajahku. Segera kutarik penisku dari vaginanya dan kuberbaring disampingnya sambil menciumi payudaranya. Ditengah ciumanku aku minta maaf pada Bu lilik ”Bu maafin aku… aku sudah berbuat dosa pada ibu…sekali lagi maaf” kemudian aku mengambil selimut dan aku berbaring disamping Bu lilik sambil memeluk tubuhnya yang mulus, kumenyelimuti tubuh kami berdua dengan selimut yang tebal. Karena udaranya sangat dingin. Kami berdua tidur bersama hingga pagi.