Kamis, 03 Januari 2013

Akhwat Kampus_Linda


Terlihat Indra menuntun Ukhti Linda membungkuk berpegangan ke meja dapur. Disingkapnya gamis coklat ukhti Linda, memperlihatkan vaginya Ukhti Linda yang tidak tertutup celana dalam. Andi dengan ganas langsung menjilati dan menciumi bulu-bulu kemaluan Ukhti Linda, lalu lidahnya dengan sengaja dijulurkan ke dalam vagina Ukhti Linda sambil berusaha menarik-narik keluar klitoris mahasiswi berjilbab itu.
“Uh… uh… uh… uh… aduh nikmatnya… Terus Ndra… terus…” kata Ukhti Linda dengan tangannya terlihat mengepal kuat karena menahan birahi..Indra, nama anak kecil itu. Dia adalah anak gelandangan yang sangat manis dan santun. Usianya setara anak kelas 6 SD, dan kesantunan dan kesopanannya membuat kami, para akhwat penghuni kos-kosan ini merasa nyaman walaupun dia sering datang ke kos-kosan ini. Sebenarnya, dia adalah seorang anak dari panti singgah yang selama ini dikelola oleh salah satu penghuni kos ini, Ukhti Linda, atau yangs erring kami panggil mbak Linda.

Mbak Linda adalah seorang gadis mahasiswi berjilbab lebar dengan tubuh ramping sekal yang kuliah di jurusan biologi di kampus kami. Dia dan teman2nya menjadi relawan sebuah rumah singgah yang membantu anak-anak gelandangan dalam pendidikan dan pembelajarn akhlak. Sementara Andi, anak gelandangan itu, karena tempatnya lebih dekat ke kos kami, sehingga Ukhti Linda yang cantik berkulit putih itu sering mengajaknya main ke kos kami. Bahkan dia sering memberi tambahan pelajaran ke Andi di kos kami, kadang di ruang tamu, kadang dikamar. Kami pun tidak mempermasalahkan karena Andi Nampak masih kecil dan lugu.
 Pada suatu pagi, aku bangun kesiangan karena tadi malam asyik mencari kenikmatan birahi sembunyi2 Ummi Dewi. Sementara Ummi Dewi sekarang sudah pergi berangkat ke masjid mengisi kajian. Sangat ironis, Wanita alim yang tadi malam mendesah2 memakai dildo denganku, pagi ini sudah mendi untuk membasuh semua bekas kenikmatan yang tadi malam kami rengkuh, dan berangkat ke masjid mengisi kajian.
 Segera aku bangkit dan memakai jilbab kausku untuk keluar dan membasuh wajahku.
 Suasana kos yang sepi, disertai tempatnya yang ada di sebuah sudut kamung yang tenang membuat sebuah suara dari sebuah sudut kos-kosan terdengar di telingaku. Segera aku mencari-cari sumber suara itu. Ternyata suara itu berasal dari dapur.
 Aku berjingkat dan mengintip, melihat sumber suara itu, dan aku terkejut karena ternyata sumber suara itu adalah Ukhti Linda yang sudah berpelukan dan saling berciuman dengan ganas oleh anak didiknya yang selama ini terlihat lugu, Andi. Terlihat dengan ganas Andi, anak kecil gelandangan yang memang manis itu mencium bibir Ukhti Linda sampai Ukhti Linda terlihat kewalahan karenanya. Ukhti Linda sampai terdorong kebelakang di kursi yang ia duduki, sementara Indra berdiri didepan mahasiswi berjilbab itu.
 Tangan Indra pun terlihat dengan kurang ajarnya menggerayangi badan ukhti Linda yang masih memakai jilbab coklat tua dan gamis coklat susu. saja buah dada ukhti Linda yang sekal terlihat diremas2 dari luar gamisnya.
 “jangan disini ndiii… mmhhh… tar ada yang tau…” Ukhti Linda mendesah sambil menolak, namun tubuh mahasiswi berjilbab itu tidak memberikan perlawanan berarti. Aku rasakan vaginaku mulai basah. Tanganku turun lalu mulai mengelus-elus vaginaku. Ohh.. pingin sekali aku dicium seperti itu..
 Sambil menyeringai senang anak gelandangan itu menyingkap jilbab coklat Ukhti Linda dan membuka satu persatu kancing gamis Ukhti Linda yang memang terdapat di bagian depan sampai perutnya, lalu disingkapkannya BH- mahasiswi berjilbab itu. segera saja payudara putih sekal Ukhti Linda itu diremas-remasnya tanpa ampun. Ukhti Linda tentu saja menggelinjang hebat sambil merintih-rintih keenakan.
 Melihat Ukhti Linda gadis cantik berjilbab itu terangsang, terlihat Indra menuntun Ukhti Linda membungkuk berpegangan ke meja dapur. Disingkapnya gamis coklat ukhti Linda, memperlihatkan vaginya Ukhti Linda yang tidak tertutup celana dalam. Andi dengan ganas langsung menjilati dan menciumi bulu-bulu kemaluan Ukhti Linda, lalu lidahnya dengan sengaja dijulurkan ke dalam vagina Ukhti Linda sambil berusaha menarik-narik keluar klitoris mahasiswi berjilbab itu.
 “Uh… uh… uh… uh… aduh nikmatnya… Terus Ndra… terus…” kata Ukhti Linda dengan tangannya terlihat mengepal kuat karena menahan birahi.
 “Masukin sekarang aja, Ndra… masukiiinnn…”
 Mendengar itu, Indra segera mengajak Ukhti Linda bermain di atas kursi dapur tadi. Indra segera membuka celananya dan sangat terkejutny akau, penis anak itu sangat besar dan terlihat keras! Vaginaku sekarangs emakin becek melihat penis hitam keras itu.
 Setelah membuka celananya, Andi duduk di kursi dan Ukhti Linda langsung mnaikkan gamisnya yang tadi sempat turun kepinggang mahasiswi berjilbab itu, lalu naik ke atas pahanya. Posisi mereka berhadapan. Dengan penuh birahi, Ukhti Linda membawa penis Indra yang sudah tegak dan besar itu ke liang kenikmatan mahasiswi berjilbab itu. Dan ia pun dengan sengaja menurunkan pantatnya..
 Dan, “Bless… bless… jeb… plouh…” penis itu tak ayal lagi masuk separuhnya ke lubang kemaluan Ukhti Linda.
 Sementara Ukhti Linda terus saja naik turun di atas pahanya, Indra segera dengan posisi duduk meraih payudara Ukhti Linda dan mencium serta menghisapnya seperti seorang bayi yang sedang disusui oleh ibunya. Setengah jam berlalu, tapi permainan birahi mereka belum juga menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Kemudian Indra turun dari kursi itu, lalu menyuruh Ukhti Linda menungging dengan tangan berpegangan pada pinggiran meja dapur. Penisnya yang kini telah basah oleh cairan vagina Ukhti Linda kembali diarahkan ke lubang senggama Ukhti Linda.
 Dengan sekali tancap, penis itu masuk.
 “Bless… bless… clop… plak… plak…” terdengar bunyi daging paha keduanya bergesekan dengan keras.
 Tiba-tiba saja, kedua mata Indra terbeliak yang berarti ia sebentar lagi akan ejakulasi.
 “Di dalam atau di luar, Mbaak..?” tanyanya di tengah-tengah puncak nafsunya.
 “Di luaaaarrr… tar mbak bisa hamil, Ndra…” jawab Ukhti Linda takut.

segera Andi menarik keluar kontol besarnya dan benar saja, “Crot… crot… crot… crot…” sebanyak sembilan kali semprot, mani Indra keluar dipantat sekal Ukhti Linda.
 indra langsung menyodorkan penisnya yang ada Sisa-sisa mani dan cairan cinta ukhti Linda ke muka Ukhti Linda, yang langusng dijilati oleh Ukhti Linda dengan lidah dan mulutnya. Bahkan sebagian di antaranya ada yang ditelan oleh mahasiswi berjilbab itu. Aku beringsut pergi sambil terus menggesek2kan tanganku ke vaginaku, kebali masuk ke kamar dan masturbasi memakai terong, membayangkan jika aku main bertiga dengan Ukhti Linda sang wanita alim berjilbab penikmat penis besar, dan Andi, sang anak gelandangan kecil berpenis besar..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar