Terlihat Indra menuntun Ukhti Linda membungkuk
berpegangan ke meja dapur. Disingkapnya gamis coklat ukhti Linda,
memperlihatkan vaginya Ukhti Linda yang tidak tertutup celana dalam. Andi
dengan ganas langsung menjilati dan menciumi bulu-bulu kemaluan Ukhti Linda,
lalu lidahnya dengan sengaja dijulurkan ke dalam vagina Ukhti Linda sambil
berusaha menarik-narik keluar klitoris mahasiswi berjilbab itu.
“Uh… uh… uh… uh… aduh nikmatnya… Terus Ndra… terus…”
kata Ukhti Linda dengan tangannya terlihat mengepal kuat karena menahan
birahi..Indra, nama anak kecil itu. Dia adalah anak gelandangan yang sangat
manis dan santun. Usianya setara anak kelas 6 SD, dan kesantunan dan kesopanannya
membuat kami, para akhwat penghuni kos-kosan ini merasa nyaman walaupun dia
sering datang ke kos-kosan ini. Sebenarnya, dia adalah seorang anak dari panti
singgah yang selama ini dikelola oleh salah satu penghuni kos ini, Ukhti Linda,
atau yangs erring kami panggil mbak Linda.
Mbak Linda adalah seorang gadis mahasiswi berjilbab
lebar dengan tubuh ramping sekal yang kuliah di jurusan biologi di kampus kami.
Dia dan teman2nya menjadi relawan sebuah rumah singgah yang membantu anak-anak
gelandangan dalam pendidikan dan pembelajarn akhlak. Sementara Andi, anak
gelandangan itu, karena tempatnya lebih dekat ke kos kami, sehingga Ukhti Linda
yang cantik berkulit putih itu sering mengajaknya main ke kos kami. Bahkan dia
sering memberi tambahan pelajaran ke Andi di kos kami, kadang di ruang tamu,
kadang dikamar. Kami pun tidak mempermasalahkan karena Andi Nampak masih kecil
dan lugu.
Pada suatu
pagi, aku bangun kesiangan karena tadi malam asyik mencari kenikmatan birahi
sembunyi2 Ummi Dewi. Sementara Ummi Dewi sekarang sudah pergi berangkat ke
masjid mengisi kajian. Sangat ironis, Wanita alim yang tadi malam mendesah2
memakai dildo denganku, pagi ini sudah mendi untuk membasuh semua bekas
kenikmatan yang tadi malam kami rengkuh, dan berangkat ke masjid mengisi
kajian.
Segera aku
bangkit dan memakai jilbab kausku untuk keluar dan membasuh wajahku.
Suasana kos
yang sepi, disertai tempatnya yang ada di sebuah sudut kamung yang tenang
membuat sebuah suara dari sebuah sudut kos-kosan terdengar di telingaku. Segera
aku mencari-cari sumber suara itu. Ternyata suara itu berasal dari dapur.
Aku berjingkat
dan mengintip, melihat sumber suara itu, dan aku terkejut karena ternyata
sumber suara itu adalah Ukhti Linda yang sudah berpelukan dan saling berciuman
dengan ganas oleh anak didiknya yang selama ini terlihat lugu, Andi. Terlihat
dengan ganas Andi, anak kecil gelandangan yang memang manis itu mencium bibir
Ukhti Linda sampai Ukhti Linda terlihat kewalahan karenanya. Ukhti Linda sampai
terdorong kebelakang di kursi yang ia duduki, sementara Indra berdiri didepan
mahasiswi berjilbab itu.
Tangan Indra
pun terlihat dengan kurang ajarnya menggerayangi badan ukhti Linda yang masih
memakai jilbab coklat tua dan gamis coklat susu. saja buah dada ukhti Linda
yang sekal terlihat diremas2 dari luar gamisnya.
“jangan disini
ndiii… mmhhh… tar ada yang tau…” Ukhti Linda mendesah sambil menolak, namun
tubuh mahasiswi berjilbab itu tidak memberikan perlawanan berarti. Aku rasakan
vaginaku mulai basah. Tanganku turun lalu mulai mengelus-elus vaginaku. Ohh..
pingin sekali aku dicium seperti itu..
Sambil
menyeringai senang anak gelandangan itu menyingkap jilbab coklat Ukhti Linda
dan membuka satu persatu kancing gamis Ukhti Linda yang memang terdapat di
bagian depan sampai perutnya, lalu disingkapkannya BH- mahasiswi berjilbab itu.
segera saja payudara putih sekal Ukhti Linda itu diremas-remasnya tanpa ampun.
Ukhti Linda tentu saja menggelinjang hebat sambil merintih-rintih keenakan.
Melihat Ukhti
Linda gadis cantik berjilbab itu terangsang, terlihat Indra menuntun Ukhti
Linda membungkuk berpegangan ke meja dapur. Disingkapnya gamis coklat ukhti
Linda, memperlihatkan vaginya Ukhti Linda yang tidak tertutup celana dalam.
Andi dengan ganas langsung menjilati dan menciumi bulu-bulu kemaluan Ukhti
Linda, lalu lidahnya dengan sengaja dijulurkan ke dalam vagina Ukhti Linda
sambil berusaha menarik-narik keluar klitoris mahasiswi berjilbab itu.
“Uh… uh… uh…
uh… aduh nikmatnya… Terus Ndra… terus…” kata Ukhti Linda dengan tangannya terlihat
mengepal kuat karena menahan birahi.
“Masukin
sekarang aja, Ndra… masukiiinnn…”
Mendengar itu,
Indra segera mengajak Ukhti Linda bermain di atas kursi dapur tadi. Indra
segera membuka celananya dan sangat terkejutny akau, penis anak itu sangat besar
dan terlihat keras! Vaginaku sekarangs emakin becek melihat penis hitam keras
itu.
Setelah membuka
celananya, Andi duduk di kursi dan Ukhti Linda langsung mnaikkan gamisnya yang
tadi sempat turun kepinggang mahasiswi berjilbab itu, lalu naik ke atas pahanya.
Posisi mereka berhadapan. Dengan penuh birahi, Ukhti Linda membawa penis Indra
yang sudah tegak dan besar itu ke liang kenikmatan mahasiswi berjilbab itu. Dan
ia pun dengan sengaja menurunkan pantatnya..
Dan, “Bless…
bless… jeb… plouh…” penis itu tak ayal lagi masuk separuhnya ke lubang kemaluan
Ukhti Linda.
Sementara Ukhti
Linda terus saja naik turun di atas pahanya, Indra segera dengan posisi duduk
meraih payudara Ukhti Linda dan mencium serta menghisapnya seperti seorang bayi
yang sedang disusui oleh ibunya. Setengah jam berlalu, tapi permainan birahi
mereka belum juga menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Kemudian Indra turun
dari kursi itu, lalu menyuruh Ukhti Linda menungging dengan tangan berpegangan
pada pinggiran meja dapur. Penisnya yang kini telah basah oleh cairan vagina
Ukhti Linda kembali diarahkan ke lubang senggama Ukhti Linda.
Dengan sekali
tancap, penis itu masuk.
“Bless… bless…
clop… plak… plak…” terdengar bunyi daging paha keduanya bergesekan dengan
keras.
Tiba-tiba saja,
kedua mata Indra terbeliak yang berarti ia sebentar lagi akan ejakulasi.
“Di dalam atau
di luar, Mbaak..?” tanyanya di tengah-tengah puncak nafsunya.
“Di luaaaarrr…
tar mbak bisa hamil, Ndra…” jawab Ukhti Linda takut.
segera Andi menarik keluar kontol besarnya dan benar
saja, “Crot… crot… crot… crot…” sebanyak sembilan kali semprot, mani Indra
keluar dipantat sekal Ukhti Linda.
indra langsung
menyodorkan penisnya yang ada Sisa-sisa mani dan cairan cinta ukhti Linda ke
muka Ukhti Linda, yang langusng dijilati oleh Ukhti Linda dengan lidah dan
mulutnya. Bahkan sebagian di antaranya ada yang ditelan oleh mahasiswi
berjilbab itu. Aku beringsut pergi sambil terus menggesek2kan tanganku ke
vaginaku, kebali masuk ke kamar dan masturbasi memakai terong, membayangkan
jika aku main bertiga dengan Ukhti Linda sang wanita alim berjilbab penikmat
penis besar, dan Andi, sang anak gelandangan kecil berpenis besar..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar