Senin, 31 Desember 2012

Adikku pemuasku


Sesungguhnya si Mindi ini adalah adik Saya sendiri. Kita satu ayah tapi beda ibu. Dia bertumbuh dan besar di kampung selama ini. Dan pada suatu saat (Saya ga mau sebut tahunnya, takut ketebak ma orang), dia datang ke kota dimana Saya dan kakak perempuan Saya tinggal (kakak perempuan Saya itu adalah saudara kandung Saya dan dia sudah punya suami, sementara Saya tinggal dirumahnya).
Mindi waktu itu baru tamat smp dan mau melanjutkan sekolah ke jenjang smu sementara Saya masih kuliah tingkat skripsi tetapi sudah sambil bekerja. Dan sejak Saya perhatikan kedatangannya, dalam hati Saya berpikir, ini anak kampungan banget sih.
Pokoknya masih polos-polos gitulah. Saya biasa-biasa aja pada permulaan melihat dia, walaupun yang Saya perhatiin dari dia adalah bahwa dia mempunyai kulit yang cukup putih bersih dan tubuh yang padat walau tinggi badannya sangat tidak ideal. Tapi tetap menarik untuk dilihat pada umumnya.
Dan berlalulah waktu tanpa terasa dirumah kakak Saya ini dengan kehadiran penghuni baru ini. Selayaknya seorang adik, dia memanggil Saya dengan sebutan kakak , tentunya. Si Mindi ini tidurnya dengan keponakan Saya yang masih SD. Dan karena jadwal sekolahnya masuk siang jadi kalau pulang kerja, Saya menyempatkan diri untuk menjemput dia (karena tingkat skripsi jadi hanya kadang-kadang aja ke kampus)dan pulang bareng-bareng ke rumah.
Oiya, ada beberapa waktu lamanya ketika ibu Saya dari kampung juga sempat tinggal di rumah kakak Saya untuk menemani adik Saya ini beradaptasi dengan lingkungan yang baru dialaminya. Dan Saya suka memperhatikan kalau bangun pagi, adik Saya ini tidak langsung melakukan aktivitas tetapi dia menunggu dulu, ibu Saya yang suka mengusap-usap telinganya sebagai ritual pagi yang harus dilakukan dan baru setelah itu dia akan bangun dan melakukan aktivitas dirumah.
Dan disitulah awal daripada semua cerita ini. Ketika saatnya ibu pulang ke kampung, kalau pagi-pagi Saya bangun untuk siap-siap kerja, Saya perhatikan adik Saya ini belum bangun. Paling Saya hanya masuk ke kamarnya dan lihat dia sudah buka mata tapi belum mau bangun (sementara kebiasaan keponakan Saya yang tidur bersamanya adalah, kalau bangun pagi langsung pergi ke kamar ayah dan ibunya untuk dimanja-manja). Pertamanya sih, Saya biasanya hanya bilang ke dia seperti ini misalnya:”Ayo bangun Mindi, bantu-bantu sana di dapur…” Saya hanya ingetin dia supaya rajin karena kita hanya menumpang tinggal saja.
Tetapi entah kenapa, suatu pagi terlintas di benak, adik Saya ini kasihan juga karena dia sebetulnya membutuhkan kasih sayang dari orang tua, setidaknya dari ibu yang biasanya mengelus-elus telinganya ketika dia terbangun dipagi hari. Dan pada pagi itulah setelah Saya selesai mandi dan pergi ke kamarnya, Saya rebahan disamping dia yang selalu posisi tidurnya dengan gaya tidur samping dan langsung mengelus-elus telinganya sambil mengatakan:”Kamu pasti kangen diginiin sama ibu ya…” si Mindi membalikkan badannya dan hanya tersenyum senang saja. Lalu selanjutnya, beberapa hari ke depan, setiap pagi Saya datang kekamarnya dan mengelus telinganya tanpa punya perasaan apa-apa.
Hingga pada suatu pagi, Saya masuk ke kamarnya dan seperti biasanya langsung mengelus-elus telinganya, ehhh, ketika dia membalikkan badannya, tangan Saya yang tadinya berada di telinga terturun karena gerakan tubuhnya menjadi bersentuh dengan payudaranya. Entah kenapa, Saya mengalami perasaan yang berbeda saat itu. Lain banget perasaannya. Ada sedikit mengalami ketegangan.
Ketegangan pada jantung yang tiba-tiba berdetak lebih cepat. Ketegangan pada nafas yang sedikit tertahan. Dan ketegangan pada penis Saya yang tiba-tiba menjadi keras. (sebetulnya ga aneh kalau penis pria mengeras dipagi hari, karena itu memang sudah kodratnya, menurut ilmu kedokteran)
Tapi yang Saya rasa aneh adalah ketika Saya sudah mulai menikmati semua ketegangan ini. Dan entah setan darimana yang sudah menunggu kesempatan ini untuk menjatuhkan iman Saya, entah kenapa ketika adik Saya telentang seperti biasanya kalau sudah mulai dielus telinganya, seharusnya Saya memilih mengelus telinga yang terdekat dengan posisi Saya disampingnya. Tapi kali ini, Saya bersikap diluar kebiasaan, yaitu dengan mencari telinga yang justru disebelah kirinya.
Sudah pasti dapat ditebak, dengan posisi kita berdua sama-sama tidur, tentu saja ketika Saya meraih telinga yang disebelah kiri, maka itu berarti Saya harus menjulurkan jangkauan lebih jauh dan itu artinya bahwa lengan Saya akan menindih payudaranya yang terliwati oleh tangan Saya.
Dan jujur, itulah sebetulnya yang Saya sudah rencanakan dengan tiba-tiba pada pagi itu. Sementara Saya mengelus telinganya, pada saat itu juga, lengan Saya tergesek-gesek oleh payudaranya yang menyembul.
Mungkin bisa dikatakan tidak terlalu montok, tetapi lumayanlah untuk merasakan bahwa itu adalah payudara perempuan yang sedang ranum-ranumnya berkembang. Tapi gilanya, itu adalah payudara adik Saya sendiri! Adik tiri, tepatnya!
Kejadian pagi itu, menjadi berulang pada hari-hari selanjutnya. Kadang-kadang adik Saya terlentang kalau dielus telinganya tapi sering juga dia hanya dalam posisi miring tidurnya, sehingga kalau demikian yang terjadi maka Saya tidak bisa merasakan sentuhan dengan payudaranya.
Tetapi ada kebiasaan baru yang Saya dapatkan kalau seandainya adik Saya tidur pada posisi miring: maka karena tidak terlihat oleh dia, Saya sambil tengkurap tidurnya, tangan memegang telinganya, tetapi badan Saya gesek-gesekan ke kasur sambil membayangkan sedang bersenggama dengan wanita.
Jujur, kalau sudah melakukan gesekan seperti itu, biasanya Saya tidak akan berhenti menggesekan penis Saya itu hingga akhirnya benar-benar orgasme.
Mungkin sensasi yang Saya dapatkan karena Saya menyentuh telinga seorang wanita, meskipun itu adalah adik Saya sendiri.
Kejadian sejak saat itu akhirnya menjadi kenikmatan baru Saya. Dan itu bertambah aneh rasanya, kalau Saya sedang membonceng adik Saya dimotor ketika jemput dia pulang ke rumah.
Dalam perjalanan, pasti ada saja situasi yang membuat payudaranya tersentuh dengan punggung Saya, rasanya, badan Saya langsung jadi tegang dan pikiran mendadak menjadi kotor, membayangkan hal yang tidak-tidak bersama adik Saya ini. (dia kalau dibonceng tidak pernah pegangan dibagian tubuh Saya)
Tetapi semua itu hanyalah pikiran didalam hati yang masih jauh untuk dilaksanakan dalam kenyataan. Hingga pada suatu saat, Saya lupa kapan tepatnya adik Saya ini curhat, bahwa dia lagi dekat dengan seorang pria teman sekolahnya.
Entah kenapa, waktu mendengar cerita itu, Saya pura-pura seneng tapi dalam hati seperti ada kata penolakan. Menolak kalau menerima kenyataan, adik Saya akan berpacaran dengan seorang pria. Dan kenyataan selanjutnya, Saya mencari tahu siapa cowo yang sedang dekat sama dia.
Waktu Saya jemput dia pulang suatu saat (oiya, Saya ga selamanya bisa jemput dia karena terkadang pulang dari kerja langsung ke kampus) Saya tanya apakah ada cowo yang naksir dia, diantara murid-murid sekolah yang sedang kumpul didekatnya. Dan dia menunjukkan seorang cowo: tinggi, putih dan cakep (bukan ganteng loh) Lalu langsung timbul perasaan aneh lagi.
Sepertinya, perasaan ini adalah perasaan cemburu. Saya yakin banget. Itu adalah perasaan cemburu. Kalau itu memang perasaan cemburu, apakah ini berarti tanpa Saya sadari, Saya sudah mencintai adik Saya sendiri? Atau sedikitnya, menyukai dia? Ada perasaan Saya tidak mau kehilangan dia. Lalu apa yang harus Saya lakukan?
Seperti biasanya pada pagi selanjutnya, ritual memegang telinga dilakukan kembali. Tetapi pagi itu, tekad Saya sudah bulat. Kali ini akan berbeda dari pagi-pagi sebelumnya. Ketika Saya rebahan disampingnya, seperti biasanya dia tidur gaya menyamping.
Dia tidak terlentang ketika Saya mengelus telinganya, sehingga rencana yang sudah disusun sebelumnya berganti. Hanya sebentar Saya mengelus telinganya, dan sebagai gantinya, jari tangan Saya sekarang menekan-nekan bagian pundaknya, sambil seakan-akan sedang memijit dengan lembut.
Nafas Saya langsung memburu dengan tindakan Saya ini. Jantung serasa mau copot karena ini tindakan yang tidak biasa dilakukan pada adik Saya ini. Pertama, dia hanya diam saja, tetapi lama-kelamaan dia sudah mulai menggelinjang dengan pijitan Saya ini.
Gilanya, Saya juga mendekatkan mulut Saya ketelinganya dan bilang:”Enak ya ‘de…” dan dia hanya menjawab singkat:”Heeh…” Sebelum ponakan Saya masuk kamar dan melihat kejadian yang diluar kebiasaan ini, Saya langsung hentikan pijitan kecil ini dengan harapan besok akan dilanjutkan.
Dan itulah yang terjadi kemudian, besok paginya, Saya kembali datang ke kamarnya dan hanya sebentar untuk mengelus telinganya dan langsung memijit tubuhnya lagi dari samping.
Tetapi kali ini, Saya sudah lebih berani lagi untuk memijit langsung dengan memasukkan tangan Saya kedalam kaosnya. Tentu saja dia menjadi kaget, karena tentunya berbeda kalau dipijit ada kaos yang menjadi penghalang dan dipijit tangan langsung ketemu dengan kulit.
Tapi dengan sigap Saya bisikkan, “Biar ga seret tangan Saya memijitnya…”, Alasan yang masuk akal!!! Dan bertambah berdegup jantung ini waktu mijit dan kena bagian bra. Seakan-akan pengen langsung buka aja bra-nya biar sensasinya semakin gila.
Jujur Saya harus bilang, adik Saya ini permukaan kulitnya, sangatlah mulus. Dan karena dia membelakangi Saya dia tidak tahu sambil memijitnya, Saya tengkurap dan menggesek-gesekkan penis Saya ke kasur, hingga akhirnya Saya orgasme seperti biasanya. Kalau sudah seperti itu, Saya akan dengan cepat-cepat keluar kamar. Nafsu seakan langsung reda kalau sudah tertumpah sperma ini.
Hingga pada suatu pagi, petualangan Saya semakin bertambah derajatnya. Karena sudah terbiasa dengan memijit bagian punggung, Saya sekarang sudah mulai pelan-pelan menyusuri bagian depan tubuhnya. Dengan posisi dia tidur tengkurap, itu pasti susah dijangkau.
Tetapi dengan posisi tidur miring, maka segalanya menjadi mudah. Dan yang terjadi adalah, pelan-pelan Saya memijit dia seperti biasanya, naik turun pundak-punggung-pinggang. Dan setelah cukup dirasa waktunya, Saya mulai memijit bagian pinggang samping dan mulai naik ke ketiaknya.
Pertama-tama dia merasa kegelian, tetapi lama-kelamaan dia terbiasa juga dengan sentuhan Saya ini. Dan ketika dia sudah terbiasa, tangan Saya mulai merambah kebagian yang lainnya. Sudah mulai berani lagi maju kebagian depannya, yaitu kebagian perut.
Berputar-putar memijit bagian perutnya (lebih tepatnya sih, seperti hanya mengelus saja) dan mulai berani naik kebagian yang lebih atas lagi, dan sudah bisa ditebak, tangan Saya akan bertemu dengan payudaranya disana.
Bayangkan, kalau sebelumnya, Saya pernah merasakan bersentuhan dengan payudaranya, itu hanya sebatas sentuhan lengan saja dan dipisahkan dengan baju atau kaus yang melekat ditubuhnya, tetapi sekarang, jemari tangan seorang kakak akan dengan sengaja memulai petualangannya untuk menyentuh bagian payudara dari adiknya sendiri. Tepatnya, adik tirinya!
Kebiasaan Saya yang paling baik adalah, selalu sabar. Jangan terburu-buru. Saya akan melihat dulu bagaimana reaksi dari adik Saya ini ketika tangan Saya perlahan sudah mulai naik kebagian atas tubuhnya, yaitu kebagian payudaranya. Rasanya tidak masuk akal kalau dia tidak merasakan pergerakan tangan Saya yang sudah mulai kelihatan aneh.
Tetapi tidak masuk akal juga, kalau seorang wanita sudah membiarkan tangan laki-laki lain menjamahnya sudah semakin jauh, meskipun itu adalah kakaknya sendiri, lalu kemudian tiba-tiba menolaknya dengan drastis. Dan yang terjadi kemudian adalah, penolakan terjadi juga terhadap tangan ini dengan dikibaskannya dengan pelan tangan Saya oleh adik Saya dan kemudian dia mengambil posisi tengkurap, yang artinya, cukup sampai disini usahamu kakakku. Yang bisa Saya lakukan hanya mengeluarkan tangan Saya dari dalam kaosnya, dan kemudian kembali memijit punggungnya dari luar sebentar saja dan selanjutnya keluar dari kamar.
Oiya, Saya terkadang merasa bersyukur juga karena selama ini, kakak Saya dan suaminya, apalagi keponakan Saya yang masih kecil itu, tidak menaruh curiga dengan kegiatan Saya tiap pagi di kamar dimana adik Saya tidur, karena pasti mereka berpikir, Saya adalah kakak yang baik, yang tidak mungkin berpikiran macam-macam.
Tapi yang Saya ingat pada pagi selanjutnya adalah, usaha untuk bisa melangkah lebih jauh tetap dengan gigih Saya lakukan. Singkat cerita, jemari tangan Saya dari posisi perut, sudah menunjukkan tanda-tanda akan segera naik kebagian atas. Dan anehnya, adik Saya seperti tidak lagi perduli, entah dia menikmati juga pergerakan jemari Saya yang mengusap tubuhnya dengan lembut, atau entah dia juga merasa tidak enak kalau melawan kehendak kakaknya yang sudah kebawa nafsu kotor ini.
Hingga akhirnya, jemari tangan Saya sudah mulai tiba dibagian payudaranya, tetapi tentu saja payudaranya tertutup dengan bra yang dikenakannya.
Bagi Saya itu tidak penting! Yang penting adalah, adik sudah mengetahui apa rencana Saya terhadap dirinya dan menangkap sinyal yang telah Saya berikan selama ini kenapa tiap pagi Saya menjadi rajin masuk kedalam kamarnya, dan kalau dia sudah tidak menampik tangan Saya, itu berarti dia sudah setuju untuk Saya gerayangin seluruh tubuhnya tanpa syarat apapun juga.
Itulah yang terjadi, Saya tidak berhenti menelan air liur Saya ketika Saya sudah mulai menjelajahi payudara sebelah kanannya. Meskipun tertutup bra, tetapi sensasinya sampai bikin Saya pusing ketika Saya meremasnya.
Saya tidak bisa melihat bagaimana reaksi wajah adik Saya ketika Saya menekan dengan lembut payudaranya karena dia berposisi tidur menyamping. Tapi Saya bisa memastikan, tubuh Saya seakan melayang dengan tindakan Saya yang tidak senonoh ini. Apalagi ketika Saya kemudian berpindah lagi untuk menekan payudaranya yang lain.
Dari sentuhan lembut, pelan-pelan mulai agak meremas dengan keras dan itulah kali pertamanya Saya mendengar suara adik Saya yang mulai mendesah-desah. Sepertinya, gayung bersambut dengan positif dan ini menambah semangat Saya untuk melakukan aksi nikmat selanjutnya. Logikanya, kalau dia tidak menikmati, atau hanya sekedar terpaksa, tidak mungkin dia akan mendesah.
Karena mendesah bagi Saya artinya adalah, dia menikmati semua sentuhan ini. Tidak puas hanya membelai dan meremas dengan bra menjadi pemisahnya, maka jemari tangan Saya sudah mulai menyelusup masuk kedalam payudara yang sebelumnya tersembunyi itu.
Ketika itu terjadi, wowww…rasanya, jantung Saya sudah mau copot saja. (ini bukan kali pertama Saya menyentuh payudara wanita, tetapi kalau itu adalah payudara adik sendiri, disinilah sensasi yang tak terkatakan dapat dirasakan) Pertamanya, dia agak menggelinjang ketika jemari Saya menyentuh putingnya. Entah karena kaget atau mungkin karena kenikmatan.
Tapi yang pasti Saya tidak akan membuang waktu lagi untuk segera menggesek-gesekan penis Saya kekasur sambil terus mulai meremas-remas payudaranya.
Semakin cepat Saya menggesek penis dikasur, semakin kuat Saya meremas payudaranya. Dan ketika tiba waktunya untuk orgasme, Saya benar-benar menikmati semuanya itu dengan puas tetapi dengan masih sejuta penasaran yang lain yang seakan muncul: apakah hanya sejauh ini? Apakah Saya cukup puas dengan masturbasi sendiri sambil menyentuh bagian tubuh dari adik sendiri?
Anehnya, ketika Saya punya kesempatan menjemput dia pulang dari sekolah, sepanjang perjalanan pulang di motor, kita berdua seakan-akan pura-pura tidak tahu apa yang terjadi setiap paginya dengan hubungan kita berdua.
Justru yang dibicarakan oleh adikku itu adalah tentang cowo yang sedang terus mengejarnya. Dan setiap mendengar cerita itu, tiba-tiba saja muncul perasaan aneh didalam perasaan Saya ini, yaitu perasaan nafsu birahi untuk bisa melakukan sesuatu yang lebih lagi terhadap adik Saya ini.
Dan itu memang terjadi pada suatu pagi selanjutnya. Kalau yang sudah-sudah, Saya membiarkan dia dalam posisi tidur samping dan Saya akan menggerayangi tubuhnya dengan puas tanpa kita berdua harus bertatapan muka (Saya pikir-pikir, itu pasti cara teraman yang dilakukan adik Saya supaya kita berdua tidak menjadi malu kalau sampai bertatapan muka ketika terjadinya perbuatan ini) tapi pagi itu, Saya langsung menariknya dengan pelan agak tidur dengan posisi terlentang.
Selanjutnya tanpa takut ataupun malu, Saya langsung menindihnya dengan tubuh Saya diatas tubuhnya dan langsung Saya beraksi. Suasana pagi yang masih gelap tanpa adanya lampu sangat menunjang aksi seperti ini karena sesungguhnya, kita berdua tidak dengan jelas bisa saling memandang.
Saya langsung mencium bagian lehernya dengan lembut sembari tangan Saya langsung masuk kebagian tubuhnya. Sebenarnya rencana Saya hanya sederhana, seperti yang sudah-sudah, Saya harus orgasme karena menggesek-gesekan penis Saya ini. Tapi kalau sebelumnya Saya menggesekkan penis ini di kasur tapi kali ini Saya harus gesekkan diatas bagian tubuh adik Saya ini. Dan Saya mencari posisi yang pas hanya untuk urusan penis yang diarahkan kebagian selangkangannya. Saya tidak butuh tangan masuk kedalam payudaranya tetapi cukup hanya meremas dari luar, tetapi yang penting, penis Saya yang sudah menegang itu digesek-gesekan kebagian selangkangannya saja. I
tu sudah menambah sensasi nikmatnya seks Saya ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Selama perbuatan ini berlangsung, samar-samar Saya melihat tampang adik Saya seperti menutup matanya dengan terpaksa (mungkin untuk menghindari tatapan langsung dengan Saya) tetapi dia tidak dapat menutupi mulutnya yang perlahan mendesah-desah menikmati gesekan penis Saya diatas vaginanya yang tertutup oleh short yang dikenakannya.
Saya sangat puas dengan kejadian saat itu, karena sebetulnya secara terbuka, adik Saya sudah memberikan tanda, bahwa dia tidak keberatan dengan aksi Saya selama ini dan bahkan mungkin menikmatinya dengan sangat.
Dan itulah memang perangkap setan: kita tidak pernah puas dengan apa yang sudah didapatkan tetapi malah penasaran untuk mencoba ke jenjang yang lebih tinggi.
Dan kesempatan untuk merasakan sesuatu yang lebih nikmat lagi datang pada Saya dan adik. Itu bermula ketika kakak ipar Saya harus tugas luar kota. Seperti biasanya, keponakan Saya akan pindah tidur bersama ibunya dan itu berarti bahwa adik Saya akan tidur sendiri.
Sepanjang hari Saya sudah merencanakan untuk melakukan aksi yang lebih hebat lagi. Walaupun jujur, Saya tidak berharap banyak kalau rencana dan aksi ini akan berlangsung mulus. Ketika malam tiba, jantung Saya berdetak dengan cepat karena menanti kapan saatnya seluruh penghuni akan tertidur dengan lelap, khususnya kakak dan keponakan.
Sedikit-sedikit mata melihat kearah jarum jam sambil berpikir kapan waktu yang tepat. Mungkin karena saking tegangnya, malam itu entah kenapa, Saya jatuh tertidur dengan lelapnya. Ketika bangun pagi, di otak langsung muncul harus kekamar adik.
Tetapi ketika Saya membuka gagang pintunya, ternyata terkunci dari dalam. Dan baru mengertilah Saya selama ini, kalau pintu biasanya tidak terkunci, itu karena keponakan Saya sudah bangun dan pindah kekamar orang tuanya. Sementara kali ini terkunci karena adik Saya masih tidur.
Tapi Saya membaca kejadian ini sebagai petunjuk bahwa, bisa saja adik Saya tidak mau memberikan kesempatan untuk Saya agar bisa masuk kekamarnya dan itu artinya suatu tanda yang buruk bagi Saya secara pribadi.
Saya bertanya, apa iya adik Saya memang tidak menginginkan kehadiran Saya dikamarnya? Apa iya selama ini dia terpaksa menerima aksi bejat Saya? Atau mungkin dia sudah sadar bahwa semua ini adalah tidak etis dan dosa?
Sempat kacau perasaan ini sepanjang hari itu sambil menebak-nebak apa yang sebetulnya sedang terjadi.
Terlebih pada pagi itu sampai Saya berangkat ke kantor, Saya tidak melihat adik keluar dari kamarnya. Sehingga pada malamnya, ketika pulang kantor dan juga tidak melihat adik di ruang tamu, ruang makan ataupun ruang TV, Saya berpikir, lenyap sudah rencana-rencana jahat yang ada di otak yang akan dilakukan terhadap adik Saya itu.
Sehingga akhirnya, malam itu Saya pergi tidur agak cepat dari biasanya. Tapi disitulah letak misterinya dosa: antara sadar dan tidak sadar, Saya mendengar ada suara yang membangunkan Saya dari tidur ditengah malam.
Ketika Saya membuka mata, adik Saya sudah didepan Saya sambil memohon:”Ka, temenin aku tidur donk…hujan keras dan petir, bikin aku ketakutan…” dan memang benar, diluar terdengar hujan keras, tapi tidak terdengar petirnya. Entah kenapa, yang ada dipikiran Saya saat itu adalah, apakah kakak Saya harus mengetahui Saya tidur menemani adik tiri kita malam itu.
Mungkin karena memang ada apa-apanya, Saya takut kalau kakak Saya tahu kejadian ini. Tentu saja Saya dengan senang hati akan menemani dia tidur tapi kakak Saya tidak boleh mengetahuinya.
Jadi yang Saya lakukan adalah, suruh dia pergi kekamarnya duluan dan berjanji akan menyusul. Saya takut kalau nanti terdengar berisik kalau kita berdua berjalan bersama-sama.
Mungkin sekitar setengah jam baru kemudian Saya menyusul kekamarnya, dan tentu saja kali ini kamar tersebut tidak terkunci. Saya melihat dalam kegelapan adik Saya tidak bereaksi dengan kedatangan Saya ini, mungkin dia sudah kembali tertidur pulas atau mungkin, justru pura-pura tidur.
Saya langsung mengambil posisi berbaring disebelahnya dan tentu saja kembali jantung berdegup dengan keras (saat ini saja ketika sedang kembali menuliskan pengalaman ini, jantung Saya berdebar-debar, karena seakan-akan kejadian itu masih ada didepan mata) ketika rebah tidur disampingnya.
Saya sempat memejamkan mata tetapi itu hanya terjadi sebentar saja. Debaran jantung membuat Saya tidak bisa menutup mata lama-lama. Dipikiran saat itu adalah, gilaaaaa….sekarang tidur disamping Saya adalah wanita yang sudah menjadi korban pelampiasan seks yang tidak direncanakan dan selama ini Saya sudah sangat bersyukur menikmati hanya dengan tangan Saya yang meraba-raba bagian tubuhnya.
Disamping Saya tidur wanita yang tadi malam Saya punya rencana untuk mengajaknya berpetualang seks lebih jauh lagi tapi sepertinya waktu tidak berpihak padaku. Disamping Saya telah berbaring, adik tiri Saya sendiri.
Perlahan Saya mulai berganti posisi tidur dengan gaya menyamping sementara hujan masih terdengar dengan kerasnya, tetapi tetap belum terdengar suara petir seperti yang dikatakan adikku ini.
Saya melihat adikku ini hanya bahunya saja karena memang inilah gaya tidurnya. Masih jelas diingatan Saya, adik Saya ini suka tidur dengan kaos dan short. Itulah yang membuatnya tidak menggairahkan dan seksi karena tidak ada sesuatu yang tersingkap. Kalau saja dia memakai daster, pasti akan seksi banget melihatnya dia tidur.
Tapi semua itu tidak membuat pikiran kotor dari kemarin, luruh dengan sendirinya. Bisa satu ranjang dengan seorang wanita, siapapun itu orangnya, adalah anugrah dan menimbulkan sensasi.
Tapi cukup waktu lama untuk mengambil keputusan agar merapat mendekat kepada tubuhnya. Karena hal ini tetap harus diperhitungkan. Kalau pagi hari menyentuhnya itu karena ada alasan ritual memegang telinga pada awalnya tetapi pada malam ini, apa alasannya untuk menyentuhnya? Tetapi otak ini berlogika, tidak mungkin dia tidak tahu apa resikonya mengajak kakak tirinya ini tidur satu ranjang sepanjang malam ini kalau dia tidak mempertimbangkan apa yang sudah terjadi pada hari-hari sebelumnya.
Seharusnya, dia pasti sudah mengambil resiko dengan apa yang akan dibuat oleh kakaknya pada malam ini. Mungkin dia berpikir, lebih takut kepada setan ditengah malam ini daripada takut kepada kakak tirinya yang sudah jelas-jelas memiliki nafsu birahi kepada adiknya sendiri.
Dimulailah per jalanan yang menegangkan malam itu. Pertama, Saya hanya menyentuh pinggangnya dengan tangan tanpa melakukan gerakan apa-apa. Ini hanya mau menguji, apakah dia mau menolak atau hanya berdiam saja. Sumpah, jantung Saya memompa dengan keras karena harus mengalirkan darah dengan cepat ke penis yang mulai ereksi dan otak yang mulai tegang.
Untuk sekian lama dia hanya berdiam diri saja. Apakah memang benar-benar sudah tertidur, atau pura-pura tidak perduli dengan tangan yang ada dipinggangnya? Ini membuat Saya semakin tegang karena sudah akan menambah sentuhan ke jenjang yang lebih tinggi. Kali ini tangan Saya mulai memegang lengan tangannya dan merapatkan tubuh semakin dekat.
Kemudian mulai memberikan kecupan ringan dibagian punggungnya yang terilindung oleh kaos yang digunakannya. Tidak ada reaksi untuk sekian saat. Dan itu semakin membuat Saya berani untuk melakukan hal lainnya.
Jemari tangan sekarang mulai turun kebawah dan mengelus paha sampingnya sambil mulai meremas pantatnya, sesuatu yang belum pernah Saya lakukan sebelumnya. Terus kecupan-kecupan singkat dilayangkan dibagian punggungnya sambil tangan terus menggerayangi bagian pahanya. Sesudah dirasa cukup waktunya, akhirnya Saya menarik pelan tubuhnya yang menyamping itu agar menjadi posisi terlentang.
Saya menghindari untuk melihat wajahnya secara langsung meskipun kamar dalam keadaan gelap jadi yang Saya lakukan adalah langsung membenamkan kepala kebagian bawah tubuhnya, tepatnya dibagian paha kebawah, sembari terus memberikan kecupan-kecupan kering (maksudnya tidak pake lidah ciumnya) sudah pasti dia kegelian karenanya tapi Saya masih tidak pasti apakah dia kegelian dalam tidurnya atau memang sudah terjaga dari tadi.
Itu tidak penting untuk mengetahuinya, yang penting adalah sejauh ini adik Saya tidak mengadakan penolakan terhadap aksi Saya itu. Dan selanjutnya Saya sudah mulai berani merangsek kebagian atas. Saya tetap menciumi seluruh bagian tubuhnya yang tertutup short dan kaos.
Tapi ciuman itu tidak mengurangi sensasi yang Saya rasakan dan tentunya yang dirasakan olehnya. Apalagi ketika Saya sudah tiba dibagian payudaranya, Saya menggigit dengan pelan, meski tertutup kaos dan bra, tapi dia bisa merasakan sentuhan kecil ini karena sementara tangan Saya juga menelusuri bagian selangkangannya dengan jemari Saya ini.
Ada suatu saat ketika Saya menekan shortnya dibagian yang Saya rasa itu adalah posisi vaginanya berada, dan yang terjadi adalah, desahan pelan yang membuat Saya semakin berani. Tapi tetap Saya belum bertatapan langsung dengan matanya karena Saya sibuk membenamkan kepala Saya diantara dua payudaranya. Saya tetap takut untuk melihat dia secara langsung.
Badan Saya ini saja masih belum berani untuk menindihnya seperti pagi-pagi sebelumnya. Saya bener-bener mau semua berlangsung dengan lembut dan menggairahkan dirinya untuk menikmati sentuhan selanjutnya.
Dan setelah berlangsung cukup lama foreplay tersebut, Saya mulai menaikkan kepala Saya untuk langsung pergi kearah lehernya. Tetap Saya hanya melihat secara sejenak bagaimana adik Saya memeramkan matanya dan Saya menikmati hal tersebut, karena kita berdua seakan-akan secara tidak langsung mengatakan: ini bukan hubungan adik dan kakak.
Ini bukan hubungan terlarang. Ini hubungan yang saling memberi kenikmatan satu kepada yang lainnya. Dimulailah penjelajahan terhadap lehernya. Dia menggelinjang setiap Saya mengecup dia dengan kecupan basah (ini baru pake lidah Saya) dan sementara tangan Saya tetap menjelajah bagian tubuh lainnya, karena sekarang sudah naik ke payudaranya (Saya menghindari menekan terlalu lama bagian vaginanya karena takut nanti dia sudah kehilangan sensivitasnya).
Tentu saja tangan Saya tidak mau berlama-lama dipisahkan dengan kaos dan bra, sehingga jemari langsung menyelusup masuk ke bagian dalam kaosnya (dan Saya menghindari tergesa-gesa untuk membuka kaosnya, sampai merasa yakin banget dia sudah terlena dengan sentuhan Saya) jemari Saya langsung mengangkat keatas bra dan langsung meremas payudaranya dengan lembut sementara bibir sudah mulai naik kebagian bibir adik Saya.
Sebelumnya Saya tidak pernah mencium adik Saya ini tetapi kali ini, ketika nafsu setan semakin membahana, tidak sempurna kalau Saya tidak mulai melumat bibir dan lidah yang ada didalamnya.
Tentu saja Saya memulai dengan mencium pipinya, terkadang tiba-tiba turun ke leher, ke dagunya dan kemudian ke bagian bawah telinganya lalu baru ke bibirnya. Dan adik Saya tetap dalam keadaaan tertutup mata sembari sesekali mendengar desahannya yang membuat Saya semakin birahi. Tiba untuk sekarang mengeksplorasi bagian bibirnya: dengan tangan Saya pegang pipinya dan mulai mencium bibirnya, merangsek masuk lidah Saya untuk menyentuh bibirnya tetapi entah kenapa dia tidak membiarkan bibirnya terbuka.
Tidak kehilangan akal, tangan Saya berpindah kearah bagian short bawahnya dan menekan bagian vaginanya dengan lembut. Ketika dia mengerang dengan sentuhan tersebut, baru kemudian Saya melihat ada celah bibirnya yang terbuka dan langsung Saya masukkan lidah Saya kedalamnya. Sungguh, adik Saya ini belum pengalaman untuk berciuman.
Bayangkan dia hanya membuka bibirnya tetapi giginya tetap tertutup dengan rapat sehingga Saya tidak bisa untuk menjangkau lidahnya. Ini membuat Saya semakin gemas dan penasaran, sehiingga akhirnya kalau tadi Saya dalam keadaan disamping tubuhnya sekarang Saya meletakkan tubuh Saya keatas tubuhnya dan mencari posisi yang pas untuk meletakkan posisi penis Saya yang mengeras itu agar bisa diletakkan diatas vaginanya.
Saya gerakkan pahanya agar sedikit terbuka sehingga selangkangannya terbuka agak lebar dan pada saat itulah posisi penis Saya taruh tepat diatas vaginanya. Mungkin tidak tepat sekali, tapi itu cukup untuk membuat adik Saya semakin bergairah dengan sentuhan gesekkan penis Saya disekitar vaginanya.
Dan itulah kesempatan ketika Saya membisikkan kata:”Buka mulut kamu ‘de…” antara sadar dan tidak dia melakukannya, maka lengkaplah sudah lidah Saya mengulum lidahnya dengan leluasa.
Kadang menggigit bibirnya dengan lembut, kadang menari-narikan lidah itu kebagian dalam mulutnya, mengulum lidahnya, dan juga sembari penis dibawah tetap digesek-gesekan dengan irama tertentu yang membuat bukan hanya dia mengerang tetapi Saya juga dibuatnya mabuk kepayang. Tetapi permainan belum lagi dimulai, ini semua baru pemanasan. Karena ketika Saya melihat adik Saya mulai terbang dengan serangan atas dan bawah, mulai Saya menarik kaosnya pelan-pelan keatas untuk membukanya.
Tidak sulit untuk melakukan semua itu kalau wanita sudah hampir setengah sadar dibuat seperti ini. Malahan dengan jelas tangannya turut membantu untuk membuka kaosnya. Itulah yang membuat Saya bertambah berani. Pokoknya, yang terjadi, terjadilah. Ditengah malam yang gelap dengan suasana hujan yang turun, kegairahan Saya semakin menjadi-jadi.
Gelapnya malam tidak dapat menyembunyikan putihnya tubuh dari adik Saya ini, meski bra masih melekat diatas payudaranya. Saya mulai menciumi sekujur tubuhnya meski bra menjadi penghalang Saya untuk menjilat putingnya.
Desahan dan desahan terdengar tidak putusnya dan saat itulah yang tepat untuk melucuti branya yang terkancing di bagian punggungnya dan mencampakkannya dibawah ranjang. Ohhh… ketika bagian tubuh atas telah dilucuti, hanya tinggal menunggu waktu untuk bisa melepaskan semua penutup tubuhnya. Dan langkah pertama adalah melucuti kaos Saya sendiri dengan cepat dan segera merapatkan tubuh Saya ke atas tubuhnya.
Biar dia merasakan sensasi kulit kita yang bertemu satu dengan yang lainnya. Sementara Saya dengan perlahan tanpa disadarinya sudah juga membuka bagian celana Saya beserta cd-nya sekaligus. Dalam keadaan telanjang bugil, nafsu untuk menggauli adik sendiri semakin menjadi-jadi.
Bayangkan, hanya dengan menjilat putingnya, lalu tiba-tiba naik ke bibirnya, sementara tangan langsung meremas-remas payudaranya, desahan kecilnya, lama kelamaan menjadi keras dan mirip seperti sebuah erangan merintih.
Kencan dengan tidak menggunakan suara memang tidak mengenakkan tapi Saya memang sudah memasang taktik untuk tidak menggunakan suara supaya dia tidak mendengar suara kakaknya dan membangunkan dia dari ketidaksadarannya itu bahwa dia sedang digarap oleh kakaknya sendiri. Yang Saya lakukan hanya membalas erangannya dengan erangan Saya sendiri supaya dia juga terangsang mendengar suara Saya yang merintih-rintih kenikmatan.
Tiba saatnya ketika Saya harus mengerahkan daya upaya agar bisa melucuti short dan cd yang dikenakan oleh adik Saya ini. Ini bukan pekerjaan sulit (Saya sudah sering melakukannya pada wanita-wanita lain sebelumnya) Saya hanya cukup dengan sabar membuat dia menggelinjang kenikmatan dengan sentuhan Saya dan saatnya tiba ketika Saya tidak langsung membuka celananya tetapi justru menyelusupkan jemari Saya masuk kedalam cd-nya.
Saya hanya meletakkan jari Saya diatas cdnya dan merasa pasti diatas vaginanya Saya menekan dengan lembut, yang terjadi sungguh sangat diharapkan, adik Saya langsung memegang tangan Saya dan menahannya disana. Ini adalah sinyal positif: saatnya untuk segera membuka shortnya.
Dan itu Saya lakukan dengan mudah sekali, karena adik Saya juga dengan cepat turut membantu membuka celana yang dikenakannya. Tetapi Saya tetap tidak mau terburu-buru untuk membuka cd-nya. Melihat adik Saya sudah 95% telanjang, dengan kemulusan yang tidak terkata, itu sudah sangat menggairahkan buat Saya.
Tapi Saya akan membuat bagaimana supaya dia juga menginginkan permainan malam itu. Maka langkah selanjutnya adalah, Saya menaruh tubuh Saya diatasnya dengan terlebih dulu melebarkan selangkangannya, dan menjepitkan penis Saya diantara kedua pahanya dengan vagina yang masih terbungkus dengan cd yang dikenakannya.
Lalu kembali tangan Saya menyusuri seluruh tubuhnya yang sudah nyaris telanjang sembari mulut Saya kembali menciumi leher, bawah telinga, bibir dan kemudian mengulum putingnya yang mulai mengeras tetapi yang sebetulnya membuat dia terlena adalah karena pada saat bersamaan, dibagian bawah selangkangannya, penis Saya naik turun diatas permukaan cd-nya yang menutupi vaginanya.
Menurut pengalaman sebelumnya, Saya yakin seyakinnya, kalau ini sudah terjadi, maka perempuan pasti akan memohon supaya Saya dengan cepat membuka cd mereka dan memasukkan penis Saya kedalam vagina mereka.
Saya terus menggesek-gesek penis Saya naik turun diantara selangkangannya, sambil mendengar desahan nafsu yang tertahan dari adik Saya. Tapi sekian menit Saya tunggu, dia tidak juga menurunkan tangannya kebawah untuk menekan badan Saya lebih dalam dan itu bisa saja terjadi karena dia masih sungkan sebagai adik yang meminta jatah kepada kakaknya walaupun dia sudah sangat menginginkannya.
Maka yang Saya lakukan supaya permainan ini menjadi lebih menarik adalah, Saya turunkan setengah posisi cd yang dikenakannya dan memasukkan penis Saya kedalamnya. Saya sangat mengetahui bahwa itu tidak akan menembus vaginanya, karena posisinya tidak sangat tepat, tapi memang itu Saya sengaja supaya dia merasakan nikmat yang setengah saja dan membuatnya penasaran untuk merasakan lebih jauh lagi.
Dan taktik itu berhasil dengan suksesnya. Setelah Saya menggesek-gesekkan penis Saya diantara jembut tipisnya, dia mulai merintih dengan menggoncang-goncangkan tubuhnya secara perlahan, ke kiri kekanan dan berputar-putar. Sangat erotis! Tidak pernah terbayangkan, adik Saya yang masih kelas 1 SMU melakukan hal ini.
Seks itu memang naluri. Tidak perlu diajarkan sebelumnya tetapi ketika gairah itu muncul, maka orang bisa melakukan sesuatu yang mungkin tidak pernah direncanakan sebelumnya. Dan goyangan dia semakin membuat Saya belingsatan, terlebih ketika merasakan ada cairan-cairan disekitar jembutnya itu.
Tentu saja dia menggoyang karena dia sedang mencari posisi yang pas agar penis Saya bisa masuk kedalam vaginanya. Itu naluri untuk mencari kenikmatan yang lebih! Tapi tidak akan pernah bisa masuk penis Saya kedalamnya kalau cd-nya belum terbuka semuanya.
Dan memang rencana Saya adalah, ketika Saya membuka sebagian dari cd-nya, Saya mau dia yang melakukan pekerjaan sisanya. Saya mau membuat dia merasakan bahwa dia juga menginginkan kejadian malam itu. Dan memang itulah yang terjadi kemudian.
Dengan reflex yang cepat karena mungkin setelah sekian lama bergoyang dan menggelinjang tetapi belum merasakan penis Saya masuk kedalam vaginanya, tiba-tiba saja dia memelorotkan celana dalamnya kebawah dan langsung menekan pantat Saya dari belakang dengan kedua tangannya. Sabar…kembali Saya harus bersabar…! Saya yakin meskipun terlihat sudah mulai liar adik Saya ini tapi sesungguhnya Saya percaya dia masih perawan.
Saya pasti adalah orang pertama yang akan memerawani dia malam itu tapi Saya mau melakukan semua itu dengan lembut dan berkesan. Dan tidak grasak grusuk seperti maunya.
Saya tidak mau dia trauma dengan kejadian pertama. Oleh karenanya, Saya tetap menahan pantat Saya untuk tidak terdorong dengan tekanan tangannya yang keras.
Dia tentu saja belum berpengalaman sehingga tidak mengetahui apa yang akan terjadi kalau Saya langsung mencobloskan penis Saya kedalam vaginanya. Yang Saya butuhkan adalah kesabaran dan kelembutan dalam bercinta. Dan caranya adalah Saya membisikkan kalimat:”Sabar ya, ‘de…” Kalimat pertama yang terdengar dari Saya sekali lagi, selain suara erangan-erangan sebelumnya.
Saya ingin memastikan bahwa dia sudah basah, bahkan becek dengan cairan pelumas disekitar vaginanya. Ini adalah pengalaman pertamanya. Dan Saya harus meyakininya bahwa malam pertama ini akan sungguh sangat berkesan dengan kenikmatan yang tak terkata.
Oleh karenanya, mulailah Saya kembali menggesekkan penis Saya diatas permukaan vaginanya, sambil sesekali mencoba untuk memasukkan penis Saya dengan lembut. Yang terjadi adalah, dia mengerang kesakitan, dan itu pertanda bahaya.
Karena kalau sampai dia merasakan sakit lebih besar daripada nikmatnya, maka otomatis, cairan pelumasnya akan berhenti keluar dan akan menyebabkan vagina yang kering dan susah untuk dimasuki. Jadi yang Saya kerjakan adalah mengeluarkan segenap kemampuan untuk terus membuatnya terangsang dengan lidah, tangan dan penis yang menjelajahi seluruh tubuhnya.
Semakin dia terangsang, semakin basah dan becek disekitar vaginanya, dan itulah saat yang tepat untuk sekali-sekali menghunjamkan penis Saya kedalam vaginanya.
Pertama-pertamanya agak sulit untuk menembus keperawanan dari adik Saya ini tetapi dengan kesabaran Saya melakukan semua ini dengan segenap hati. Seperti misalnya, kalau Saya anggap perlu, Saya turunkan kepala Saya kedaerah selangkangannya dan kemudian tanpa ragu menjilat vaginanya.
Jujur, Saya sebetulnya jijik melakukan hal ini tapi demi membuat agar dia terus terangsang, dengan senang hati Saya melakukan pengorbanan ini. Cukup lama untuk bisa menembus hutan belantara keperawanan adik Saya ini, tetapi dengan rangsangan bertubi-tubi yang sudah dipersiapkan, yang mulanya masih didepan, sekarang perlahan-lahan kontol Saya sudah mulai menancap masuk kedalam.
Dan nikmat yang Saya rasakan bukan karena penis yang sudah menembus vaginanya tetapi justru karena erangannya yang merintih dan gelinjangan tubuhnya yang erotis. Dari pengalaman sudah diketahui bahwa tidak pernah penis bisa menikmati vagina dengan indahnya pada pertemuan pertama.
Yang penting, selama hantaman penis ke vagina adik Saya itu tidak membuatnya sakit yang parah sehingga membuatnya trauma untuk bersenggama lagi, bagi Saya itu sudah cukup berhasil. Dan malam itu berakhir dengan tumpahan sperma Saya disekitar perutnya tanpa merasakan kenikmatan yang dahsyat seperti kalau Saya bersetubuh dengan wanita lainnya yang berpengalaman.
Ada yang aneh ketika Saya harus mengakhiri permainan malam itu. Saya merasa aneh harus menyeka sperma diatas tubuhnya dengan kaos Saya dan harus membisikkan:”Pake bajumu ya ‘de…” dan kemudian Saya dengan berjinjit keluar dari kamarnya malam itu dengan perasaan berdosa.
Tapi dosa ternyata menyebar dengan cepat.
Besoknya, dengan sengaja Saya tidak menjemput adik Saya pulang walaupun sebetulnya ada kesempatan. Saya tidak menginginkan bertemu dengan dia tapi tidak mengetahui apa yang harus dibicarakan. Gua hanya mau bertemu dengan dia dengan menggunakan bahasa tubuh saja.
Dan itu artinya, pada malam berikutnya, mumpung adik Saya masih tidur sendiri, tunggu hingga jam satu pagi, baru Saya berani memberanikan diri untuk menyelinap ke kamarnya dengan keyakinan, kali ini hanya pintu kamarlah yang menjadi tanda diantara kita berdua.
Kalau dia tidak menguncinya, itu berarti dia memang menginginkan kedatangan kakaknya di tengah malam untuk mengulangi hal yang pasti dianggapnya luar biasa tadi malam. Tapi kalau dia mengunci kamarnya, itu berarti, kejadian tadi malam hanyalah kecelakaan semata.
Tentu saja sangat menegangkan untuk mengetahui apakah pintu terbuka atau terkunci. Tetapi yang pasti, ketegangan itu sudah sangat berkurang drastis karena Saya sebelumnya malam itu sudah bermasturbasi dengan suksesnya sebelum mengendap-endap menuju kamar adik Saya.
Dan ketika Saya membuka gagang pintu dan mendorongnya, ternyata pintu bergerak kedalam, dan itu artinya…..jantung Saya kini bergemuruh dengan hebat! Masih belum bisa menerima kenyataan bahwa ternyata adik Saya sengaja tidak mengunci pintu kamarnya yang artinya, dia memang sedang menunggu kakaknya yang cabul ini masuk kedalam kamar dan akan melanjutkan permainanan malam sebelumnya yang belum mendapatkan nikmatnya.
Mungkin karena terlalu lama menunggu, adik Saya memang sepertinya benar-benar tertidur. Ini terlihat dari posisi tidurnya yang terlentang. Dalam keadaan seperti ini, Saya tidak mau membuang-buang waktu lagi. Saya yakin sekarang bukan saatnya lagi untuk foreplay dengan durasi yang lama. Saya dengan polosnya langsung membuka seluruh baju Saya dan celana beserta cd-nya.
Saya merasa yakin, kali ini adalah permainan seks yang memang bergayung sambut. Jangan membuang waktu lama untuk hal-hal yang sudah dilakukan tadi malam. Sekarang hanya melanjutkan saja apa yang telah terjadi pada malam sebelumnya. Yang dilakukan adalah, dengan tubuh telanjang, langsung tidur disamping adik Saya dan langsung pelan-pelan menurunkan shortnya. Ada sedikit pergerakan darinya, tetapi seperti antara sadar dan tidak sadar.
Setelah shortnya dilucuti, jemari Saya menekan bagian vagina yang ditutupi cd-nya. Ada sedikit gerekan menggelinjang. Dan kini tiba saatnya untuk untuk menciumi lehernya yang tak terlindung sembari naik perlahan kearah bibirnya. Tidak ada perlawanan. Malah sepertinya ketika bibir Saya tiba di bibirnya, dia sudah membuka bibirnya dengan otomatis menjulurkan lidahnya. Tunggu apa lagi.
Langsung melumat bibirnya sembari tangan kembali meremas payudaranya yang tertutup kaos. Tidak sabar lagi, Saya langsung menindih tubuhnya dengan tubuhku dan seperti biasanya meletakkan posisi penis tepat diatas vaginanya sambil menggesekkannya meski tertutup cd-nya. Saya suka dengan gaya yang bikin penasaran ini.
Karena kemudian adik Saya akan mulai menggoyangkan dengan pelan tubuhnya dan tanpa membuang waktu Saya langsung membuka kaos dan bra-nya. Saya sudah telanjang bulat dari pertamanya tapi dia masih tersisa cd dan tugas Saya selanjutnya adalah memastikan bahwa dia akan benar-benar basah hingga becek sehingga penelusuran lubang vagina oleh penis Saya akan berjalan lebih nikmat dari pada malam sebelumnya.
Dan seperti taktik Saya sebelumnya, Saya tidak akan pernah mau membuka cd wanita sebelum dia memang menginginkan untuk dilucuti, bahkan lebih bagus lagi kalau dia sendiri yang melucuti.
Jadi yang Saya lakukan adalah menggerayangi tubuhnya dengan lidah basah sembari tangan terus meremas-remas payudaranya. Memastikan bahwa kedua puting payudaranya menjadi keras adalah pekerjaan susah. Padahal menurut pengalaman, disitulah letak seorang wanita benar-benar birahi. Terkadang kita sentuh bagian kiri, mengeras tapi bagian kanannya tidak dan begitu sebaliknya.
Saya tidak mau menggarap seorang wanita sebelum dia betul-betul menginginkannya. Dan ketika semua sudah berjalan dengan sesuai rencana. Maka Saya membisikkan kalimat:”Kita harus pindah ke lantai, ‘de…” Sebetulnya ini adalah permintaan yang beresiko, karena alam bawah sadarnya kembali terjaga sehingga dia bisa saja menolak pindah. Tapi Saya memang benar-benar sudah memperhitungkan segala sesuatu dengan cermat.
Saya tidak mau lagi hebat-hebatnya bergoyang dan terganggu oleh karena bunyi derit tempat tidur yang bisa membangunkan kakak dan keponakan Saya. Langsung Saya melemparkan selimut dan bantal kebawah lantai dan menariknya turun kebawah.
Dia hanya menurut saja dan itu adalah anugrah. Sehingga dengan beralaskan selimut saja, walaupun kerasnya lantai tidak mengurangi semangat kita berdua untuk memulai petualangan yang lebih hebat dari sebelumnya. Dan itulah yang terjadi: Saya langsung kembali mencium bibir dan melumat lidahnya.
Menindihnya dengan tubuh Saya yang langsung menyelipkan kontol diantara kedua pahanya. Menggesekkannya dengan lembut sembari tangan memainkan payudara beserta putingnya.
Dalam hati Saya bersyukur juga, menikmati tubuh mulus adik Saya ini seperti suatu mukjizat. Mana pernah ada pengalaman bisa mengadakan hubungan seks dengan keluarga sendiri, meskipun itu hanyalah adik tiri. Sepertinya takut dosa sudah tidak ada lagi. Yang ada hanyalah nafsu yang membara untuk menggarap tubuhnya ini dengan tekad untuk memberikannya kepuasan yang tidak terkira.
Mungkin karena sebelumnya sudah masturbasi, sehingga permainan Saya agak sedikit lembut dan penis berdiri tidak begitu kencang. Dan ini sangat menguntungkan Saya karena Saya jadi bisa mengendalikan permainan. Yang terjadi adalah, adik Saya memburu dengan sedikit malu-malu sementara Saya seperti berkesan jual mahal.
Tapi sampai kapan ini akan bertahan? Ketika tiba saatnya ketika Saya mulai melucuti perlahan cd adik Saya ini kebawah, nafsu birahi Saya seakan tiba-tiba muncul. Entah kenapa Saya bertindak liar dengan menarik cd itu dengan gigi Saya kebawah dan kemudian langsung mengarahkan lidah Saya kearah vagina adik Saya.
Saya hanya menciumnya sesaat, karena memang bukan ciri Saya untuk menjilat vagina wanita, Saya hanya mau memastikan bahwa vaginanya cukup pelumas untuk segera ditancapkan penis Saya kedalamnya. Tapi itulah Saya, selalu membuat wanita penasaran.
Saya tetap hanya menyenderkan penis Saya keatas vaginanya tanpa bermaksud memasukkannya sementara Saya pura-pura sibuk untuk mengulum bibir dan lidahnya sambil mendekap tubuhnya dengan kedua tangan Saya.
Justru adik Sayalah yang sibuk menggoyangkan tubuhnya supaya kontol Saya bisa menghujam kemaluannya. Dan Saya tidak membiarkan dia berlama-lama melakukan itu karena Saya kemudian berbisik kepadanya:”Kamu mau ‘de..” dengan tenangnya Saya bertanya. Seperti tersekat ditenggorakan jawabannya:”Terserah kakak…”
Inilah saatnya Saya menunjukkan kepada adik tirinya, siapa Saya sebenarnya. Dengan sigap Saya sekarang memegang kontol Saya dengan jari Saya dan mulai membelai-belai permukaan vaginanya dengan penis Saya. Itu sangat membuat wanita manapun akan bergairah untuk mengeluarkan lebih banyak lagi pelumas cairannya.
Dan erangan yang keluar dari adik Saya semakin membuat Saya semangat untuk terus menggesek-gesekan kontol Saya di atas permukaan vaginanya. Ketika dirasa cukup licin, mulai pelan-pelan Saya dorong kontol ini dengan tangan Saya masuk kedalam vaginanya.
Itu cukup untuk membuat tubuh adik Saya terdorong kebelakang karena mungkin sakit dan nikmatnya bergabung menjadi satu. Kalau sudah begitu Saya akan menarik kembali keluar kontol Saya dan kemudian memasukkannya kembali perlahan. Kembali tubuh adik Saya terdorong kebelakang tetapi sekarang sudah tidak sekeras sebelumnya.
Dalam hati Saya, ini harus menjadi lebih baik dari pada malam sebelumnya. Lalu secara konstan, Saya mulai memasuk-keluarkan kontol Saya kedalam setengah lubang vaginanya, hanya untuk memancing agar cairan pelumasnya terus keluar dengan lancar. Itulah yang terjadi beberapa saat kemudian, ketika Saya mulai merasakan bahwa lubang ini sudah mulai lancar untuk terus dipompa keluar masuk kontol Saya.
Akhirnya Saya melepas jari Saya dari kontol dan membiarkan kontol Saya mencari sendiri jalan masuk lobang kedalam vagina adik Saya dan sekarang saatnya tangan Saya akan memindahkan sentuhannya ke payudara adik Saya. Sambil memeras payudaranya, Saya secara perlahan menggenjot pantat Saya naik turun membenamkan kontol Saya kedalam memeknya. Bisa dipastikan terjadi erangan yang lebih hebat dari sebelumnya keluar dari mulut adik Saya, tetapi dengan sigap Saya tutup kepalanya dengan bantal agar erangannya tidak terdengar. Dari yang pertamanya masih seret, tetapi lama kelamaan sudah mulai lancar masuk keluarnya kontol Saya didalam memek adik Saya ini. Ini tentu saja akan membuat Saya untuk terus menuntunnya kepermainan yang lebih nikmat lagi. Dan dimulailah Saya mengangkat satu kakinya untuk disilangkan dan Saya juga menyilangkan kaki Saya untuk mengajarkan padanya ngentot dengan gaya bintang. Saya suka bangetgaya ini dan Saya mau adik Saya merasakannya juga. Saya merasa gaya ini betul-betul bisa menjebloskan seluruh kontol kita kedalam memek wanita yang kita garap. Adik Saya hanya menurut saja permintaaan Saya dengan tatapan yang aneh. Saya tetap risih melihata tatapannya tapi selama dia masih bersedia untuk digarap, Saya tidak perduli. Maka selanjutnya yang terjadi adalah, Saya mengocok seluruh tubuh Saya dengan gaya bintang kedalam memeknya. Tentu saja kali ini dia bukan lagi mengerang dibuatnya tetapi sudah sedikit berteriak. Saya terganggu dengan teriakannya sehingga Saya menurunkan tempo goyangannya tetapi yang terjadi justru dia yang mengocoknya dari bawah sembari menutup sendiri mulutnya dengan kedua tangannya supaya teriakan yang keluar tidak terdengar. Gila, Saya bener-bener horny sekarang kalau membayangkan apa yang terjadi pada waktu itu. Permainana dengan seorang perawan selalu mengejutkan pada kali yang kedua. Tetapi yang lebih mengejutkan disini adalah Saya memerawani adik Saya sendiri. Gilanya kita bisa bersetubuh hingga berjam-jam malam itu, hingga dia bertanya, apakah semua cowo seperti ini kuatnya. Saya hanya tersenyum tanpa memberitahu bahwa rahasianya adalah Saya sudah masturbasi sebelumnya, makanya tidak muncrat-muncrat pada malam itu. Itu ternyata sangat berkesan didalam dirinya, sehingga kemudian, diwaktu-waktu selanjutnya setiap ada kesempatan yang memungkinkan kita berdua melakukan perbuatan bejat ini tanpa ragu-ragu lagi. Bahkan pernah, ketika kita berdua mengikuti camping bersama disuatu tempat, pada siang hari kita ngentot di dalam tenda tanpa ada yang mengetahui. Siapa yang mau curiga, kalau mereka tahu si Mindi adalah adikku sendiri.Seorang adik tiri yang akhirnya menjadi gila seks karena diajarkan berbuat nafsu bejat itu oleh kakaknya sendiri yang berawal dari sentuhan di telinga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar