Dentuman musik menghentak jantung setiap pengunjung cafe
itu. Beat kencang sang DJ terlebih dengan beragam campuran alkohol ataupun
psikotropika membuat pengunjung Trance atau Nighters semakin fly high.
Kebanyakan pengunjung adalah kumpulan gadis-gadis belia yang masih berusia
belasan tahun, mereka dan beberapa temannya tampak menikmati betul suasana itu,
dan seperti pada umumnya pengunjung Nightclub, pakaian yang dikenakan
benar-benar mengundang birahi, rok yang sangat mini dan sebatang ‘menthol’ pada
bibir sensual yang membuat diri semakin merasa seksi dan gaul. Beberapa
pengunjung Café tersebut adalah para artis, baik itu yang sudah terkenal maupun
yang baru naik daun, bahkan beberapa hanya seorang foto model yang berniat
mencari om-om produser maupun seorang sutradara, agar bisa menaikkan karir
hingga melambung tinggi. Tentu dengan semakin naik dan terkenal namanya,
bayaran atas profesionalismenya pun akan semakin berlipat ganda. Adapun
pengunjung lainnya berprofesi sebagai Paparazi, yang kerap kali mencari berita
untuk di dramatisir dalam sebuah tabloid atau harian, dengan foto sebagai
objeknya. Seperti halnya pria yang bernama Paimin ini, dia berasal dari
kampung. Pekerjaan Paimin sebelumnya adalah fotographer kampung, jadi dengan
modal itulah dia nekat untuk mengadu nasib di Jakarta kota Metropolitan ini.
Dia punya kenalan di Jakarta ini, teman sekampungnya bekerja di salah satu
tabloid yang sudah terkenal, lebih bonafit dibanding perusahaan yang mengolah
tabloid tempatnya bekerja. Pada temannya itu sementara dia menebeng untuk Kost
dan belajar mendalami keahlian pekerjaan yang diburunya dan juga disenangi
olehnya. Pendalaman keahlian itu tidaklah memakan waktu lama dikarenakan Paimin
bisa dikatakan ‘otak encer’, walaupun dari kampung. Oleh temannya ini pula
Paimin dimodalkan Kamera mini digital, pemilik tabloid hanya cukup membayar
Paimin dari hasil jepretan, memberikan uang saku untuk keperluan di luar
serba-serbi, uang transport juga uang makan, tetapi tidak gaji tetap.
Teman Paimin ini bernama Asep, orangnya kurus tinggi
jangkung. Dia lebih dahulu melancong ke Jakarta dari Cirebon, mencoba
mencari-cari pekerjaan, menetap dan mapan lebih dahulu dari Paimin. Di
kampungnya dulu, Asep seringkali mendapat hinaan dengan dilempari batu karena
tubuhnya yang kurus seperti lidi itu dan dilengkapi dengan wajah buruk rupa,
tak jauh dari Paimin sebenarnya, sehingga sering diledeki dengan julukan
‘tengkorak hidup’. Paimin sering kali membelanya, maka dari itu Asep merasa berhutang
budi pada Paimin. Walaupun Asep kurus dan wajahnya kampung, tetapi dia berbakat
dalam hal fotographi. Semua hal yang difotonya menjadi bagus, karena bakat
dalam cara pengambilan foto. Seperti foto-foto contoh makanan yang terdapat
dijalan, seringkali terlihat enak, besar juga banyak. Padahal sewaktu kita
cicipi tidaklah demikian. Jadi Asep juga dulu mantan Fotographer kampung,
ketika dia lebih dulu pergi ke Jakarta, dia mewariskan pekerjaan itu pada
Paimin, itupun Paimin tak puas. Menurutnya jika ingin kaya memang harus
merantau dan mencari pekerjaan di Jakarta seperti Asep. Paimin masih teringat
ketika redakturnya mulai berteriak dan marah-marah seperti orang kebakaran
jenggot, memberikan komando kilat ketika deadline sudah mendekat. Paimin sedikit
shock, karena dia baru saja bekerja untuk tabloid gosip itu, untung saja Paimin
orang yang cepat beradaptasi, karyawan sebelumnya mengundurkan diri tanpa mau
mengajarkan sedikit-sedikit karena mendapat tawaran yang lebih baik lagi, dan
resign dalam waktu yang sangat singkat. Sedangkan Asep temannya tak bisa selalu
mengajarkan dirinya, karena berada dalam wadah atau tempat kerja yang berbeda.
Paimin memang beruntung ketika itu, karena Asep teman sekampungnya itu kenal
dengan salah satu orang dalam, sehingga dia bisa mendapatkan posisi tersebut,
walaupun bayaran yang didapatnya kurang sepadan. Setelah mendapat pekerjaan ini
barulah Paimin mandiri, dia sewa Kost dekat kantornya itu, agar tidak ada biaya
ongkos yang dewasa ini melonjak tinggi. Sekarang, di Café inilah Paimin sedang
mencari-cari sasaran. Sambil menggaruk-garuk kepala karena uang sakunya habis
dipakai menyogok security di pintu masuk tadi, itupun dia sebisa mungkin
berdandan tidak seperti reporter pencari gossip. Mata Paimin liar mencari-cari
sasaran, mengabadikan beberapa tubuh sexy dengan kamera digitalnya yang mini,
dan pada akhirnya pandangan Paimin tertumbuk pada seorang gadis.
Sang gadis jelas berusaha mengeluarkan sex appeal
terbaiknya, mencoba menarik banyak perhatian pria untuk memandangnya, namun
sungguh sangat disayang, dengan pengaruh alkohol yang terkandung di dalam
tubuhnya, gadis itu jelas-jelas kurang memperhatikan ‘letak’ pakaiannya yang
terlalu berlebihan, segelas vodka on rock yang membasahi tenggorokannya itu
juga membuatnya serasa bagai artis terkenal seperti yang berada di sekitarnya.
Sang gadis malah melempar senyum pada seseorang dengan slim digicamnya, sang
gadis berwajah imut itu malah bangga dan bergaya pada orang yang
mengabadikannya, padahal sang gadis kini sedang dalam posisi sedikit
mengangkang, sebatang menthol terlepit di jari lentiknya dan underwear hitam
ter-expose jelas karena roknya terlalu mini. Tiba-tiba seorang gadis cantik
berumur belasan seperti dirinya berdandan menor menghampirinya dengan
tergesa-gesa, wajahnya sudah sering terlihat di beberapa sinetron.
“Cha..cha…tuh Om Sutanto..!!”kata temannya yang sedang naik daun, ketika itu tingkat ketenaran sang gadis masih berada di bawah temannya itu.
“Cha..cha…tuh Om Sutanto..!!”kata temannya yang sedang naik daun, ketika itu tingkat ketenaran sang gadis masih berada di bawah temannya itu.
Mata sang gadis langsung saja mengarah pada sosok seorang
pria dewasa berperut buncit layaknya om-om. Dia mengacuhkan pria yang baru saja
mengabadikan pose nakalnya, si gadis benar-benar lugu, kenakalan disebabkan
karena pergaulan dan ingin tenar saja. Dia tidak memikirkan efek dari dandanan
nakalnya, dimana sang gadis sebenarnya dikenal sebagai gadis alim dan baik-baik
oleh keluarga dan juga teman-temannya di sekolah. Om-om yang dimaksud dua gadis
itu tampak banyak disapa semua pengunjung disitu, baik itu pria maupun wanita,
semua berusaha ‘menjilatnya’, agar bisa main sinetron ataupun layar lebar
Indonesia yang dipertanyakan mutunya itu. Karena takut didahului yang lain,
maka teman sang gadis itu menarik tangannya agar dekat dengan si Om.
“Om Sutanto…”sapa teman sang gadis pada si Om.
“Eeehh…Cacha…wah…lagi disini juga toh..?!”tanya si Om sok
ramah.
“Iyaa…sama temen-temen sih“jawab gadis yang bernama Cacha
itu.
“Eh…film yang kamu bintangin kemaren, ratingnya bagus
loh…selamat yah !”
“Iya Om…makasih juga, kan berkat Om Sutanto hihihi”tawa
teman si gadis tersenyum manis. Sang gadis yang berada di sebelahnya masih
kikuk namun ikut tersenyum juga.
“Ha ha ha…bisaaa aja kamu !”balas si Om sambil mencubit pipi
Cacha yang mulus menggemaskan itu.
“He he he…o iya Om..inii..Cacha mau kenalin temen…dia foto
model majalah G****, tapi karirnya mentok gitu deh…kasian padahal cantik kan
?!”kata teman sang gadis yang seperti germo saja, mempromosikan barang baru.
Si Om langsung melempar pandangan ke arah si gadis, walaupun
dari tadi dia sudah tahu ada gadis cantik disebelahnya, hanya saja si Om
tentunya ‘Jaim’. Sang gadis memberanikan diri menegarkan hati, karena si Om
menatap tajam ke arahnya dari ujung kaki sampai ujung rambut hitam panjangnya.
“Wah wah…punya bakat nih…”kata si Om, otaknya yang ngeres
itu langsung mode on. Padahal belum jelas bakat apa yang dimaksud, bakat enak
digarap di ranjang iya betul, tetapi bakat acting di perfilm-an belum tentu.
Sang gadis jelas belum memperlihatkan kemampuan acting padanya.
“Iya kan…”kata teman si gadis yang bangga, karena tidak
salah membawa barang baru ‘selera’ si Om.
“Siapa namanya…??”tanya si Om mengajaknya berjabat tangan
berkenalan mendahului si gadis.
“Mm…Je..Jelita…Jelita Septriasa !!”sang gadis pun menyambut
perkenalan begitu senangnya.
Yaph, itulah namanya, Jelita Septriasa atau kerap di panggil
Acha saat ini. Acha pun langsung membayangkan dirinya akan bermain Film dan
banyak uang. Mereka pun larut dalam perbincangan yang semakin akrab, mencari
lokasi tempat duduk yang lebih privacy, tertawa-tawa dan minum bersama, tak
sadar ada dua buah mata terus mengintai dengan slim digicamnya. Paimin terus
mengabadikan kegiatan mereka, entah kenapa ia merasa kalau suatu saat gadis ini
akan menjadi besar nantinya. Tentu dengan dekatnya seseorang dengan si Om
produser tersebut, sebuah ketenaran sudah di tangan. Paimin mencoba mendekat
dengan gerakan yang sebisa mungkin tidak mencurigakan, dia mencuri-curi dengar
pembicaraan. Tak lama si Om dan Acha pun tampak bangkit seperti hendak pamit
pada Cacha yang mempertemukan mereka, Cacha dan Acha bertemu pipi serta
melambaikan tangan. Si Om produser pun juga tampak berpamitan dengan beberapa
relasinya di Café tersebut dengan Acha di sampingnya. Banyak yang terlihat iri
terhadap Acha saat itu. Paimin mengabadikan kejadian itu sebisanya, dan
meneruskan perburuan photonya terhadap model dan artis lainnya yang ada disitu.
Setelah itu pulang ke kostnya setelah merasa cukup mendapatkan bahan
pekerjaannya.
# KOST-KOSTAN #
Paimin beristirahat menghela nafas sejenak, dia baru saja
sampai disitu sekitar jam 3 pagi, memindahkan foto-foto hasil surfingnya di
café ke computer. Agar file aman, Paimin membuat Back Up di CD atas file-file
tersebut. Setelah itu baru dia melihat semua hasilnya, redaktur tabloid
memintanya untuk mendapatkan foto Cacha teman Acha, karena sedang hot-hotnya
dan pasti laris jika dijadikan bahan gosip. Tetapi diantara semua foto, Paimin
malah terpaut pada sebuah foto Acha yang menantang dan mengundang gairahnya.
Ya, foto itu adalah fotonya yang sedang duduk tanpa mengindahkan roknya yang
terlalu pendek, ditambah sebatang menthol ciri khas ‘gadis extravaganza’.
Paimin terlihat lebih antusias dan lebih bernafsu pada foto Acha itu,
menurutnya gadis cantik seperti Cacha dengan dandanan seronok itu lusinan,
tetapi yang seperti Acha ini masih bisa dibilang langka, saat itu memang Acha
masih terlihat seperti gadis yang baru terpengaruh pergaulan, namun belum masuk
ke dunia artis sesungguhnya yang hancur itu. Wajah Acha masih lugu sekali,
sampai-sampai Paimin sayang jika foto itu juga jatuh ke tangan redaksi walaupun
ditukar dengan uang. Paimin terobsesi pada Acha !! Paimin memutuskan untuk
menyimpan beberapa foto yang terdapat Acha berposisi mengundang gosip, dia
menggunakan foto Acha yang seperti itu hanya untuk bahan Onani saja, tidak
lebih.
# DI SEBUAH APARTEMEN MEWAH DI SELATAN JAKARTA #
Om Sutanto sedang meresapi nikmatnya mulut dan tenggorokan
Acha, yang dengan ahli mendeepthroath penis si Om, lidahnya lembut menggelitik
serta meremas pelan buah zakar itu. Kemudian Om Sutanto menjambak Acha dan melemparkannya
ke lantai kamar itu, rupanya produser itu sudah bosan dengan seks konvensional,
seks sang produser itu cenderung kasar. Dia mengangkangkan kaki Acha yang mulus
itu lebar-lebar dan, “Hiiiihh !!”geramnya.
Zreeekh !! penis Om Sutanto langsung mendobrak paksa masuk
ke vagina Acha tanpa merangsang Acha terlebih dahulu. Sehingga penis itu
meluncur di vagina Acha tanpa lendir pelumas. Acha berteriak, persetubuhan ini
sebenarnya lebih menjurus ke perkosaan dan sadisme. Remasan di payudara,
jambakan di rambut, gigitan di leher dan tamparan di pipi, semua silih berganti
diterima tubuh Acha. Namun Acha yang ingin sekali ketenaran dan banyak uang
mencoba bertahan, sebagaimana artis-artis lainnya yang pernah digarap Om
Sutanto, harus menerima derita seperti ini olehnya dan beberapa rekan Pejabat
yang juga menaruh ‘minat’ pada artis, baik itu artis lama maupun artis
pendatang baru.
********************************
# Pada saat yang sama, di lokasi yang berbeda #
# Pada saat yang sama, di lokasi yang berbeda #
“Siaaal…siaall…siaaa…Aaakh…Aakh…Ooohh”desah pria tersebut,
dia adalah Paimin yang sedang onani di kamar kost-kostannya sambil memandangi
foto Acha yang seronok itu di komputernya.
Paimin tak sempat menyelesaikan kalimatnya, sekarang
tangannya sudah lengket belepotan sperma yang ditumpahkannya, hal itu bersamaan
dengan masuknya sperma Om Sutanto yang ejakulasi dan memuntahkan sperma dalam
rahim Acha di apartemennya. Bagi Paimin, malam itu sudah usai, dia melampiaskan
nafsu cukup dengan onani dari foto Acha akibat obsesi yang begitu tinggi. Namun
bagi Acha, malam ini hanya sebuah permulaan, Om Sutanto mendekati dengan sebuah
strap leher lengkap dengan rantainya. Yaph, Acha akan menjadi budak seks Om
Sutanto setiap hari, baik itu hari libur maupun pulang sekolah karena saat itu
Acha masih SMU. Acha akan menjadi budak seks sampai Om Sutanto bosan dan
menemukan ‘barang baru’ untuk disalurkan menjadi artis.
“Om..jangan Om…Acha mau diapain ?!”
“Om..jangan Om…Acha mau diapain ?!”
“Lhoo…kan kamu mau jadi artis kan ?”
“I.iya..”
“Yaa kalo kamu mau jadi artis..kamu musti jadi piaraan Om
dulu…Cacha sama artis lain dulu juga begini…enak aja mau langsung main film !
engga ada yang gratis Non di dunia ! harus berjuang mati-matian ! penuh
pengorbanan !!”doktrin Om Sutanto tegas.
Acha diam seribu bahasa, kata-kata Om Sutanto ada benarnya
juga, perjalanan hidup tidaklah mudah, apalagi ketenaran dan banyak uang, tentu
ada ‘Harganya’ untuk ditukar.
“Naah..jadi Om tanya lagi, terserah…kalo Acha mau pulang Om
engga melarang, tetapi selamat tinggal ketenaran dan mandi uang…gimana ?!”kata
Om menakut-nakuti Acha.
Dia tahu betul gadis macam Acha ini ingin sekali tenar,
kenal banyak artis ganteng, banyak uang dan naik kendaraan roda empat.
Acha bimbang, tetapi bayang-bayang ketenaran dan mandi uang
lebih menggodanya. Om Sutanto yang melihat Acha tak bereaksi, langsung memasang
strap leher berantai yang segera menjadi hiasan leher Acha.
“Jangan kasar-kasar ya Om…pliss ?!”pinta Acha, dia tidak
mengatakan jangan, hanya meminta belas kasihan dengan sebuah siksaan yang lebih
ringan.
“Lhoo…terserah Om dong ehehehe”
Om Sutanto berlalu sesaat mengambil sesuatu dan mendekatinya
lagi dengan cambuk dan penis yang terbungkus kondom bergerigi. Om Sutanto
memegang rantai dari strap itu agar Acha tidak bisa lari.
“Jangan Om ampuun…!”
“Lhoo…sinetron itu kan adegannya cuma nangis aja, nah biar
engga susah…Om mau bikin kamu terbiasa…kaya artis-artis yang udah ngetop, biar
kamu menjiwai aktingnya hihihi !!”terang Om Sutanto sambl menyeringai mesum.
“Anak-anak sekarang…cuma mau ngetop bersedia jadi pelacur
hina..Hiiihh !!”geram Om Sutanto melayangkan lecutan cambuknya. Berikutnya
terdengarlah lengkingan Acha yang penuh derita, Acha yang tadinya pamit dengan
orang tua untuk menginap dan bersenang-senang dengan teman-temannya, pada
kenyataannya malah menyiksa diri untuk sebuah ketenaran dan banyak uang.
# NASIB BAIK #
Keesokan hari ketika masuk pagi ke kantor tabloidnya, Paimin
menyerahkan foto-foto hasil jepretannya. Redaktur tampak cukup puas dengan
pekerjaan Paimin, ada beberapa foto Cacha bersama dengan Acha, tetapi tampaknya
tidak menjadi perhatian khusus para redaksi. Mereka malah focus pada foto Cacha
yang berduaan dengan artis senior pria, ataupun ketika berbicara dengan
Produser-produser atau Sutradara terkenal. Perusahaan tabloid Paimin memberikan
bonus lumayan padanya walaupun tidak banyak. Hari-hari berikutnya dia menerima
perintah yang sama dengan artis yang berbeda, Paimin sudah terbiasa dan tahu
harus apa yang dilakukan dan harus bagaimana dalam pekerjaannya. Dia
berkeliling kota dan ‘nongkrong’ di tempat yang kira-kira banyak artis untuk
mengumpulkan bahan, dan bos Paimin pun puas dengan hasil kerja Paimin. Lama
kelamaan Paimin semakin besar menerima hasil bonus, dan berhasil menabung
hingga bisa membeli sepeda motor, walaupun butut dan tua, setidaknya senada
dengan wajahnya yang jauh dari tampan itu.
# NASIB BURUK #
Suatu ketika, Paimin sedang senang-senangnya karena mendapat
banyak hasil jepretan yang diluar biasanya, membayangkan bonus yang akan di
dapatnya. Paimin melaju dari lokasi terakhir perburuan dan hendak kembali ke
kantor untuk membuat tagihan jasa atas foto-fotonya, namun dari kejauhan dia
melihat api menjulang tinggi, asap mengepul dan suara sirine meramaikan. Bayak
orang berkumpul dan berlarian mengambil air tertampung ember untuk mencoba
membantu memadamkan, mobil pemadam kebakaran sedang sibuk bekerja keras agar
kebakaran tidak merembet, Paimin terkejut !! Ia menyaksikan kantor tabloidnya
terbakar dilalap si jago merah. Menurut rumor persaingan bisnis, tetapi
entahlah…tidak ada yang tahu menahu penyebabnya. Memang tidak ada korban nyawa
pada peristiwa kebakaran itu, semua terselamatkan, tetapi tempat bekerja,
piranti computer, data-data maupun alat-alat lain untuk bekerja, semuanya
dimakan api. Paimin sempat melihat atasan-atasannya menangis karena kehilangan bisnis
untuk mengeruk uang dari hasil gosip, begitu juga teman-temannya, walaupun
jabatannya rendah dan bergaji UMR.
(Siaall…!!), keluh Paimin kesal. Apes sekali nasib Paimin
ini, baru saja dia mendapatkan pekerjaannya tak lama, dan baru saja bekerja
beberapa bulan, tetapi harus menelan kenyataan dengan kembali menjadi seorang
pengangguran. Paimin kembali ke kostnya berniat melampiaskan masalah dengan
Onani pada foto Acha di komputer.
ZZztt…!! LOG IN…ENTER USER NAME AND PASSWORD !!
SUCCESS, PLEASE WAIT…! Klik…!! Klik..!! Paimin hendak masuk
ke foldernya dan,
READING ERROR !! FILE BROKEN…!!
(Bangke…sialan nih Virus…!!),kata Paimin kesal dalam hati.
Braaakk !! Braaakk !! “Komputer sialaan…Virus bangsaat !!
Anjing !!”omel Paimin.
Lengkap sudah penderitaan Paimin, baru saja hendak
melampiaskan ketidak beruntungan nasibnya dalam pekerjaan pada Onani, tetapi
gagal pula. Sudah jatuh tertimpa tangga namanya, Paimin lupa bahwa dia sudah
membuat Back Up datanya di CD.
# KE-ESOKAN HARI, DI KOSTAN #
Lama Paimin termenung memikirkan nasibnya, dia menjadi
pemarah dan seperti orang sinting karena Stress berat. Dia jadi sering mabuk
dengan meminum minuman memabukkan yang murahan, tentu dia bingung harus
bagaimana. Kemarin saja dia beruntung karena ada kandidat yang mengundurkan
diri tiba-tiba. Tentu keberuntungan tidak selalu hadir setiap saat, bisa
dikatakan jarang untuk orang sepertinya. Paimin sudah mencoba beberapa kali
untuk melamar ke beberapa tempat, tetapi nihil karena memang belum ada
lowongan. Beberapa temannya ada yang sudah mendapat pekerjaan tetapi tetap
tidak dapat membantunya, begitu pula teman sekampungnya Asep. Dia mencoba
menghubungi nomor HP-nya, tetapi sering tidak aktif, otomatis SMS tidak masuk
dan tidak terbalas. Paimin Stress, wajah buruk rupanya yang berkulit hitam itu
semakin menyeramkan. Dia mulai putus asa dengan hidupnya, dia berpikir keras
bagaimana dia membayar uang kost ?? haruskah dia menjual sepeda motor bututnya
yang harganya tak seberapa itu ?? haruskah dia kembali ke kampungnya ?? bisa-bisa
ditertawakan dia. Paimin memang punya sedikit tabungan dari hasil bonusnya,
tetapi tidaklah bisa menampung segalanya selamanya, kebutuhan pokok sangatlah
mahal dewasa ini. Paimin menangkup wajahnya dengan kedua tangannya, dia bingung
dan pusing. Paimin menyalakan Tv untuk menghibur diri…, Zzzztt !!
(Pemirsa…per Film-an Indonesia rupanya telah mendapatkan artis pendatang baru yang berbakat…!!), suara Reporter Tv.
(Pemirsa…per Film-an Indonesia rupanya telah mendapatkan artis pendatang baru yang berbakat…!!), suara Reporter Tv.
(Jelita…atau panggilan akrabnya Acha…bagaimana kesan anda
ketika membintangi film pertama anda…??), tanya suara Reporter Tv.
(Waaahh…seru abis !! deg-degan and bangga banget !! seru
pokoknya !!), jawab suara gadis ABG itu yang baru saja menjadi artis terkenal
bernama Acha.
(Gadis itu…!!), mata Paimin tertuju pada acara Tv itu, dia tak percaya.
(Gadis itu…!!), mata Paimin tertuju pada acara Tv itu, dia tak percaya.
(Gilaaa…udah ngetop aja nih cewe…!!), dalam hati Paimin.
Gadis yang menjadi obsesi seksnya itu, sekarang telah
menjadi artis. Paimin kemudian teringat dengan hasil jepretan yang selalu
digunakan olehnya sebagai bahan onani sudah di Back Up-nya di CD, dia mengobrak-abrik
kamar kostnya dengan penuh emosi, dia lupa menaruh dimana, saking kesalnya dia
membalikkan meja yang biasa untuk menaruh tabloid tempat kerjanya hingga
menimbulkan suara gaduh.
Gubraaaggkk !! Bruggk…!!
“Woi…Oiii !! Apaan tuh !!,omel suara itu sedikit serak.
Tap ! Tap ! Tap !!, orang tadi menaiki tangga. Tok !! tok !!
tok !!.
“Miin…suara paan tuh ?? jangan berisik dong !! gua tahu elo
Stress !! tapi jangan rusakin barang gue yang ada disitu…kalo barang lo sih
terserah !!”, tegas Bapak itu.
(Naaah…ketemu asik !!), Paimin tampak senang karena berhasil
menemukannya. Diapun berlalu menuju pintu. Cekleek !! Kreeett…!!, pintu
terbuka.
“Maaf Pak Andang berisik…saya lagi nyari barang penting Pak
Maaf !!”kata Paimin tak enak hati, melihat wajah pemilik Kost itu marah dan
sangar walaupun berumur.
“Ya nyari barang silahkan…tapi jangan berisik ampe
kedengeran ke bawah gitu !!”kata Pak Andang yang terganggu tiduran santainya.
“Maaf Pak Andang…saya enggak berisik lagi deh..Maaf ya Pak
sekali lagi !!”
“Ya udah…nyari apa sih kamu Min, sampe gaduh gitu
?!”tanyanya iseng.
“Oo…ini Pak, CD Musik…ya udah Maaf ya Pak, permisi !!”kata
Paimin menunjukkan CD itu sebentar tak ingin si tua itu tahu terlalu banyak,
lalu berniat menutup pintu.
“Oo CD musik doing toh…ampe rebut banget, ya udah jangan
berisik lagi ya !!”tegas Pak Andang sekali lagi.
“Iya Pak permisi…”Paimin pun menutup pintu, dan Pak Andang
berlalu ke bawah.
(Aaah, rupanya nasib mempertemukan kita kembali sayang hak
hak hak) gumam Paimin dalam hatinya dan tertawa cekikikan sendiri seperti orang
gila, tanpa terasa penisnya kembali keras mengacung, kini dia sudah mengetahui
nama gadis itu.
Akhirnya keberuntungan pun berpihak padanya. Paimin
mendapatkan sebuah ide dan menyeringai jahat, tahu apa yang harus dikerjakannya.
Paimin kembali mencoba untuk menghubungi Asep melalui telepon di
kost-kostannya, tetapi tidak ada yang mengangkat juga. Paimin berpikir untuk
langsung mendatangi kostnya saja. Tetapi sebelumnya dia pergi ke toko komputer
untuk memperbaiki komputernya yang rusak, setelah mempretelinya dia pun
berangkat dengan sepeda motor bututnya.
# RENTAL KOMPUTER #
Paimin memijakkan kakinya di sebuah rental ketik computer
tak jauh dari tempat kost-annya itu, kebetulan disitu juga melayani perbaikan
hardware, bongkar pasang, rakit maupun penginstalan software. Tempat itu
tidaklah besar, tetapi juga memiliki usaha sampingan seperti Voucher Pulsa
Handphone dan Alat Bantu Sex disampingnya yang tersekat pisah. Penjaga
sekaligus pemiliknya yang bermulut tebal dengan bergigi sedikit maju
menghampiri Paimin.
“Ehm…Bang permisi, ini rental komputer ya ?!tanya Paimin
berbasa-basi.
“Iyalah Mas…masa iya warung remang-remang hehehe “jawab si
Abang berkelakar.
“Hehehe…bisa aja si Abang, bisa perbaikin HardDisk saya
ga??”tanya Paimin.
“Tergantung kerusakan..perbaikin gimana mas maksudnya ?
error gitu gak mau ngeload ya ?”tanya si tukang rental itu balik.
“Oo…begini…file-file saya engga bisa kebuka gitu..tulisannya
si broken, kayanya sih kena virus, tolong diback up aja data saya yang masih
bisa terselamatkan di Hard Disk ini, terus format aja dan pasangin anti virus
!!”terang Paimin.
“Waah…susah juga nih masalah nyelametin data yang kena
virus…gak janji yah Mas…saya coba dulu, tinggalin aja gak usah kasih DP, nti
aja kalo emang saya nyerah paling cuma ongkos periksa aja ceban !”kata si
tukang rental.
Paimin sebenarnya sedikit keberatan, dia ingin melihatnya
langsung proses itu, jadi waktu bisa terbuka bisa langsung di-Cut ke Flash Disk
tanpa diketahui olehnya File apa itu.
“Engg…ga bisa saya liat ya Mas prosesnya…soalnya data
perusahaan…emm rahasia gitu deh !”kata Paimin sedikit tak enak.
“Wah…saya engga bisa Mas kalo kerja diliatin gitu, lagi juga
ini udah malem saya mau tutup..kalo Mas mau buru-buru cari rental lain aja deh
!!”kata si bibir maju sewot karena dicurigai. (File apaan sih…paling-paling
gambar porno !!”, keluh tukang rental dalam hati.
“Bukan gitu Mas aduh…ya udah saya tinggal deh kalo gitu,
kapan rampung ?!”tanya Paimin karena ingin melanjutkan perjalanan ke kost Asep.
“Tinggalin aja alamat sama no. telp rumah, atau HP kalo ada
malah lebih bagus !”.
Paimin yang tak mau ribut-ribut lagi tak enak langsung
menulis Alamat dan No. HP, lalu kembali mengendarai motor bututnya dan pergi ke
Kost.
# KOST-AN ASEP #
“Woi…Sep…apa kabar fren ?!tanya Paimin lantang sok akrab.
“Woy…elu Min hehehe kemana aja lu gak pernah maen lagi
??”sahut Asep.
“Yaah…lu tau pan tempat kerja gue kebakaran dan gue jadi
pengangguran gitu!”katanya dengan nada sedih.
“Iya gue tahu..gue liat beritanya…cuma gue kan tau elu…pasti
ngamuk-ngamuk gitu deh kaya orang gila ehehe makanya gue sengaja jaga jarak
dulu…takut hihihi !!”ledek Asep. Paimin memang terkenal galak, nekat dan
pemberani di kampung mereka.
“Hehehe sialan lu…pantes aja gue telp ke HP ga diangkat-angkat”sahut
Paimin tertawa ringan disambut tawa Asep.
“Eh, omong-omong gak ada lowongan di tempat lo…ato dimana
gitu ??”sambung Paimin lagi.
“Wah..belum ada tuh Min…ntar deh ya kalo ada…!!”jawab Asep
sekenanya.
“Pssstt…Sep !! gini…gue sebenernya ada perlu nih sama
lo…rahasia banget !!”tolong gue ya !!”bisik Paimin.
“Boleh bantu apaan…jangan yang illegal aja”jawab Asep.
“Yah elo…ya udah..gini, lo tolong print-in gambar ini
deh buat gue !!”kata Paimin seraya mengeluarkan sesuatu berbentuk CD dan
memberikannya ke Asep.
“Apaan nih…lo mao ngeprint gambar bokep di CD ini buat
dijualin..??”tanya Asep menerima CD itu.
“Bukan…udah Load aja dulu ke DVD ROM lo !!”suruh Paimin.
Asep pun memasukkan CD itu dan, “Anjriiiiitt…!!”gelo lu Min !! ini kan si Acha
artis ABG fav gue..!! dapet dari mana lu ?!”tanya Asep antusias.
“Hihihi…gue…siapa dulu..!”bangga Paimin.
“Gilaa…walah, ada yang pake rok mini gini lagi !! di Tv
Innocent banget nih cewe !”kata Asep antusias.
“Itu dia maksud gua…ini foto mau gua minta tolong lu
print-in buat gua !”terang Paimin.
“Wah..jangan-jangan lo buat meres lagi yak ?!”tanya Asep.
“Ya gitu deh hehehe gimana lo mau ikutan gak ?!”ajak Paimin.
“Waduh, gak ngikut deh Min, gue gak mao urusan polisi…udah
punya kerjaan tetep !!” tegas Asep.
“Alaah..banci lu !! ya udah deh gue aja sini, tolong
print-in beberapa lembar ya !!”sahut Paimin tak keberatan teman sekampungnya
itu tidak ikutan acaranya. Asep pun melakukan apa yang disuruh Paimin karena
tak enak juga.
“Nih…lu kalo ada apa-apa jangan bawa-bawa nama gua lu yak
!!”kata Asep sedikit takut, sambil mengeluarkan CD dan mengembalikannya ke
Paimin.
“Iya bawel…takut amat lu jadi orang ! btw thanks ya print-an
gratisnya hehehe yo gua cabut dulu fren !!”kata Paimin.
“Walah sialan lu..kesini perlu itu doang hehehe, Ok deh…Min,
c u ya !”sahut Asep, setelahnya dia hanya menggelengkan kepala atas apa yang
akan dilakukan teman sekampungnya pada artis pendatang baru itu nanti.
Paimin keluar dari kostan Asep dengan rasa senang, dia
kembali mengemudikan sepeda motor bututnya ke kost-kostannya untuk istirahat
sebentar dan makan malam, setelahnya dia keluar menuju suatu tempat yang
dirasanya akan ada Acha disana.
Tetapi na’as, dia lupa mengunci pintu kamarnya karena
terlalu bernafsu ingin bertemu Acha dan memerasnya habis-habisan. Ada seseorang
bertubuh gempal memasuki kamarnya, dia adalah Pak Andang Bapak pemilik kost
Paimin. Tadinya dia hanya ingin meminjam CD lagu Paimin, karena di kost itu
Paimin yang paling ramai kamarnya dengan musik atau full music. Bapak itu
mencari-cari dan, dia melihat bungkus CD yang pernah ditunjukkan Paimin sekilas
waktu itu. Dia meraihnya karena dia pikir isinya toh sama lagu. Pak Andang pun
memasukkannya ke DVD Player dan ternyata malah file extension JPG atau gambar
yang terbaca.
(Waah…i.ini kan artis ngetop…kok bisa ?), tanya Pak Andang
dalam hati. Dia buru-buru mematikannya, mengganti isinya dengan CD lain dan
kembali menaruh barang itu ke tempat semula, si Bapak senang karena bisa
melihat pemandangan. Sementara di tempat lain, ada pria bermulut maju sedang
mengotak-atik isi Hard Disk Paimin. Dia sudah curiga bahwa isinya berbau hal
mesum, diapun sama senangnya dengan Bapak pemilik kostan. Mereka berdua
mengembangkan senyuman jahat.
# CAFÉ TEMPAT PAIMIN MELIHAT ACHA PERTAMA KALI #
“Siaall…sial banget gue !!”, gerutu Paimin.
Paimin datang ke Café itu dengan harapan bisa menemui gadis itu dan memerasnya, namun kembali sial. Bartender di sana bilang kalau gadis itu sudah tak pernah lagi main ke cafe itu, mungkin sudah dapat tempat hang out yang baru. Persediaan uang di kantongnya menipis dan kritis.
(Benarkah dia tidak pernah ke Club malam ini lagi ?), tanya Paimin dalam hati. Paimin berpikir, tampaknya dia harus mencari alamatnya dan menyaru sebagai reporter untuk mewawancarainya, mencari alamat Acha tentunya masih bisa dibilang mudah, karena koneksi Paimin yang masih terjalin hangat dengan beberapa temannya, mempunyai jaringan yang cukup luas, untuk sekedar mencari info alamat seorang artis itu mudah saja. Akhirnya Paimin pun mendapatkan alamat rumah Acha dengan usaha menghubungi teman-temannya.
Paimin datang ke Café itu dengan harapan bisa menemui gadis itu dan memerasnya, namun kembali sial. Bartender di sana bilang kalau gadis itu sudah tak pernah lagi main ke cafe itu, mungkin sudah dapat tempat hang out yang baru. Persediaan uang di kantongnya menipis dan kritis.
(Benarkah dia tidak pernah ke Club malam ini lagi ?), tanya Paimin dalam hati. Paimin berpikir, tampaknya dia harus mencari alamatnya dan menyaru sebagai reporter untuk mewawancarainya, mencari alamat Acha tentunya masih bisa dibilang mudah, karena koneksi Paimin yang masih terjalin hangat dengan beberapa temannya, mempunyai jaringan yang cukup luas, untuk sekedar mencari info alamat seorang artis itu mudah saja. Akhirnya Paimin pun mendapatkan alamat rumah Acha dengan usaha menghubungi teman-temannya.
# KEDIAMAN ACHA DI JAKARTA #
Berrrmm…!!
“Ya..ya..kiri dikit..bales kanan…cukup !!”suruh suara itu
yang tak lain Ibunda Acha.
Acha keluar dari mobil yang dikendarainya, ketika itu saudaranya
Juwita Septriasa tidak ada di tempat, pembantunya juga sedang ke pasar, hanya
ada Acha dan Sang Ibunda.
“Cha..Acha…Mamah duluan yah ngantuk nih…!”kata Sang Bunda.
“Ok Mah…aku juga kedalem nih abis nutup garasi !!”katanya
sambil mengetik SMS. Ibu Acha pun langsung berlalu ke kamarnya meninggalkan
Acha di garasi.
“Non Acha…maaf Non..boleh saya ganggu sebentar..!!”kata
seorang Pria berperawakan bengis, berkulit hitam dan bertubuh kurus itu. Acha
tertegun, entah kapan Pria ini sudah ada di dekatnya. Kalau boleh jujur Acha
sebenarnya sedikit takut dengan sosok pria misterius yang muncul tiba-tiba itu.
Mata Acha pun merujuk ke arah Name Tag yang menggantung di leher hitamnya,
dimana Acha berpikir pria ini salah satu Wartawan. Hati Acha pun senang bukan main,
hal yang lumrah dirasakan oleh artis baru bangga karena terkenal. Padahal pria
ini adalah Paimin yang bermaksud buruk dan mesum terhadapnya.
“Mmm..siapa yah ??”tanya Acha sambil tersenyum semanis
mungkin ke arahnya.
“Perkenalkan…nama saya Paimin…dari tabloid P******!!
bermaksud mewawancarai Non Acha sebentar jika tidak mengganggu..”kata Paimin
sok ramah. Acha sempat berpikir bahwa dia tidak pernah dengar nama tabloid ini,
Acha tidak mengikuti berita bahwa perusahaan yang memproduksi tabloid itu sudah
terbakar habis, karena saat itu Acha dalam tahap ‘penggojlogan’ Om Sutanto
untuk menjadi artis. Tapi satu hal yang pasti, pada saat ini perasaan Acha
sedang melambung tinggi, senang dan tak peduli siapa..maupun tabloid mana yang
akan mewawancarainya. Asalkan wajahnya bisa terpampang di tabloid dan membuat
namanya semakin tenar dan berkibar.
“Ooh..tidak tidak…silahkan duduk…maaf kalau berantakan
!!”sambut Acha ramah.
(Rumah lo rapih kok…paling Memek lo ntar yang gue bikin
acak-acakan hihihi !),tawa Paimin mesum dalam hati.
“Waah…ini sih rapih Non…bagus rumahnya !!”pujinya, lain
dengan kata hatinya.
“Ahahaha..bisa aja Mas Paimin ini !”sahut Acha seraya
tertawa renyah.
“Jadi…ada hal apa yang mau ditanyakan mengenai saya ?”kata
Acha serasa artis besar.
Paimin langsung menyeringai mesum ke arahnya, Acha sempat
merasakan perasaan tidak enak melihat ekspresi wajah Paimin yang tiba-tiba
berubah 180 derajat itu. Paimin mengeluarkan sesuatu dari tas buluknya, yang
rupanya beberapa foto dirinya. Acha langsung terkejut, mimik wajahnya yang tadi
tenang dan manis berubah juga 180 derajat, gadis itu serasa tersambar petir di
siang bolong saja, yang jelas-jelas saat itu tidak hujan.
“Pak…apa-apaan ini…Bapak dapat ini dari mana…Haah ?!”tanya
Acha panik dan kalut.
Jantungnya langsung berdegup kencang, mata jelitanya serasa
ingin meneteskan air mata. Baru saja namanya naik daun, masa harus jatuh dan
hancur gara-gara sebuah foto berpose nakal di sebuah Café, mana ada fotonya
juga bersama Om Sutanto.
“Ooh..begini Non, waktu itu saya kebetulan lagi nyari-nyari
bahan buat tabloid, lagi nyari artis buat di foto, pas kebetulan ada Non Acha
saya lihat lagi ngerokok di pojokkan pake rok mini lagi ehehe iseng aja sih
waktu itu, ‘gak nyangka foto ini bakalan berguna suatu hati gitu hihihi”jawab
Paimin sambil tertawa.
(Bodoh…bodoh sekali aku ! kenapa, kenapa aku begitu ceroboh
membiarkan orang asing mengabadikan aku sembarangan, dengan dandanan seperti
ini…aku kira orang ini hanya iseng saja waktu itu !!), pikir Acha dalam hati.
Pikirannya kalut sekali, dia bingung.
”Baik, kalau begitu…Mas Paimin mau berapa Juta !! aku
kasih, tapi kasih aku Master foto ini lalu cepet pergi dari sini !!”Acha
menegarkan hatinya, mengeluarkan ultimatum yang ketus.
“Wah wah…galak tenan hehehe…yo wis, saya minta 5
Juta..plus…pelayanan Non Acha seperti yang dirasakan Om Produser”sindir Paimin
sambil menyeringai mesum.
“Apa…gak! nggak mau ! aku tambah 5 Juta lagi tapi aku gak
mau digituin !!”jawab Acha menolak permintaan disetubuhi Paimin.
“Wah…saya sebetulnya memang suka uang, tapi..saya lebih
penasaran dengan nikmatnya rasa tubuh Non Acha hak hak hak”sahut Paimin tertawa
sinting.
Acha ingin rasanya berlari meninggalkan pemerasnya itu,
tetapi dia semakin lemas ketika tangan pria itu melambaikan fotonya yang memakai
rok mini dan sedang merokok, yang bisa-bisa merusak image yang sudah
dibangunnya susah payah melalui pelayanan tubuh hancur-hancuran ke Om Susanto
serta beberapa relasinya yang beberapa adalah pejabat penting negara. Acha
langsung merebut foto itu dan mengoyaknya menjadi serpihan dan melemparkan ke
wajah Paimin, artis ABG berwajah manis itu menangis. Namun dengan santai Paimin
berkata,
“Robek aja Non sesukanya…nanti saya robek juga Memek Non
kaya gitu hak hak hak !!”ancam Paimin sambil tertawa menang.
Acha pucat pasi, sosok pria di hadapannya sungguh membuatnya ketakutan, wajah buruk rupa ditambah stress keuangan. Tak terasa Acha yang tadinya duduk, dia bangkit dan mundur ketakutan. Acha terbayang karirnya, karir yang akan ditukar dengan siksaan birahi yang diterimanya. Karir yang memberikan kemewahan baginya, yang mempertemukannya dengan Irwansyah kekasihnya, yang juga belum tahu tentang keadaan dirinya.
”Ja..jangan Mas…ada..ada Ibu saya di dalam !!” kata Acha ketakutan, dia mundur masuk ke ruangan depan. Pagar rumahnya juga belum sempat ditutup olehnya, karena tidak menyangka kejadiannya menjadi seperti ini.
Acha pucat pasi, sosok pria di hadapannya sungguh membuatnya ketakutan, wajah buruk rupa ditambah stress keuangan. Tak terasa Acha yang tadinya duduk, dia bangkit dan mundur ketakutan. Acha terbayang karirnya, karir yang akan ditukar dengan siksaan birahi yang diterimanya. Karir yang memberikan kemewahan baginya, yang mempertemukannya dengan Irwansyah kekasihnya, yang juga belum tahu tentang keadaan dirinya.
”Ja..jangan Mas…ada..ada Ibu saya di dalam !!” kata Acha ketakutan, dia mundur masuk ke ruangan depan. Pagar rumahnya juga belum sempat ditutup olehnya, karena tidak menyangka kejadiannya menjadi seperti ini.
”Ya…itu sih pinter-pinternya Non Acha aja gimana nahan
teriakan hihihi”kata Paimin.
Acha terus mundur, tak terasa dia terpojok ke kamarnya
sendiri. Pintu itu masih terkunci, Paimin melihat di atas pintu itu ada tulisan
“ACHA”, yang berarti kamarnya. Paimin lantas menyeringai, Acha yang sedang
panik ketakutan itu tak sadar bahwa di belakangnya kamar dia sendiri.
“Non, pas bener…ya udah ayo masuk ke kamer Non aja !! kalo
di ruang tamu nanti Ibu Non tahu kan ?? ayo..!!”suruhnya.
Acha yang dari tadi menutupi kedua payudara yang masih
berpakaian lengkap itu, gara-gara pandangan ‘lapar’ Paimin, membalik tubuh
indahnya. Dia membuka kunci, dan memutar handel pintu perlahan, karena tak rela
akan disenggamai makhluk sejelek Paimin. Semesum-mesum wajah Pejabat atau
Produser yang memakai tubuhnya, tidak separah wajah Paimin. Saat masih memutar
handel pintu itu, Acha risih merasa pantatnya diremasi tangan kurus Paimin.
“Non..montok banget !! artis sering fitness sih ya !!”leceh
Paimin. Akhirnya pintu pun terbuka, dan ruangan mewah, kasur springbed dan
boneka-boneka terjejer. Acha segera menutup pintu agar Ibunya tidak tahu
kejadian ini. Paimin dengan menyebalkan duduk di kasur Acha. Acha benci sekali
dengan orang yang memerasnya ini, dia berpikir kalau terlihat takut dan tunduk
di depan orang seperti ini, hanya membuatnya senang. Acha membusungkan dada,
dia masih tak berdaya namun mencoba tegar.
“Ok, Non Acha pasti tau apa yang saya mau…pertama, panggil
saya Tuan !!”perintah Paimin.
”Baik..Tuan ! tapi sebelum kita mulai, gue cuma mao bilang, ini semua cukup hari ini! lo musti janji ngembaliin barang itu, gue pasti hari ini nurutin semua yang elo mao plus gue kasih 5 Juta, kalo lo nekat maksa besok gue masih harus layanin lo dan seterusnya lagi, gue juga nekat lapor polisi, gak peduli sama karir artis gue, jadi cukup sekali ini aja OK!!”tegas Acha.
”Baik..Tuan ! tapi sebelum kita mulai, gue cuma mao bilang, ini semua cukup hari ini! lo musti janji ngembaliin barang itu, gue pasti hari ini nurutin semua yang elo mao plus gue kasih 5 Juta, kalo lo nekat maksa besok gue masih harus layanin lo dan seterusnya lagi, gue juga nekat lapor polisi, gak peduli sama karir artis gue, jadi cukup sekali ini aja OK!!”tegas Acha.
“Hmmm…OK !!”jawab Paimin singkat. Tak masalah baginya asal
bisa mencicipi Acha seharian penuh ini.
“OK kita lanjut, berikutnya…hmm, buka semua pakaian Non
sampe bugil gil gil hak hak hak”perintahnya seraya tertawa sinting.
“Baik Tuan…!!”jawab Acha singkat dan ketus.
Acha yang tak punya pilihan langsung menuruti perintah Paimin,
si cantik itu melepas satu persatu pakaiannya, Paimin meminta Acha melempar Bra
dan Celana dalamnya ke arahnya, Paimin menikmati pemandangan itu sambil
menghirup harum pakaian dalam Acha, penisnya semakin mengacung saja, wajah
Paimin langsung Mupetot (Muka pengen ngentot) melihat Acha telanjang. Beruntung
Paimin, Acha suka sekali menjaga kemaluannya bersih, dia mencukur bulu
kemaluannya. Paimin menarik tubuh Acha agar mendekat dan, Hap…!! Paimin
langsung menjilat dan melahap vagina Acha sambil duduk di pinggiran ranjang.
Acha merem melek keenakan juga sambil meremas rambut keriting pemerkosa yang
dibencinya itu. Mulut hitam Paimin sangat rakus menyedot vagina Acha, seperti
orang kelaparan, sampai-sampai Acha juga tak tahan untuk menolak orgasme
pertama bersama pemerkosanya. Tubuh Acha bergetar hebat sambil menutup
mulutnya, dia mencoba sebisa mungkin meredam suara karena takut terdengar
Ibunya. Tersiksa sekali Acha orgasme yang seharusnya dilepas dengan erangan
nikmat keras dan panjang terpaksa diredam dengan tangannya.
“Sluurrpphh…Shrepph cep cep Aah…enyaaak…gurih Memeknya artis
hihihi !!”ejek Paimin sambil tertawa menyebalkan. Acha kelelahan dan duduk di
lantai sesaat, Paimin membiarkan pelacur artisnya itu istirahat sebentar sambil
memandanginya dengan pandangan melecehkan, sementara Acha menatap balik dengan
pandangan marah penuh kebencian, walaupun tidak menampik bahwa Paimin
memberikannya kepuasan yang tidak pernah diberikan Irwansyah. Menurut
Irwansyah, Oral sex itu kotor. Baik itu dari Acha ke dia, atau dia ke Acha
“Naah sekarang…saya yakin Non pasti punya stocking bokep
yang biasa dipake Striper iya kan ?! nah pake itu sekarang, yang warna hitam
!!”suruh Paimin.
Acha mengerti, yang dimaksud Paimin adalah Fishnet (jaring
ikan), memang Acha dan artis harus punya ketika dia disuruh striptis Bos-bos
jadi lebih hot dan seksi. Dia bangkit dan membuka lemari pakaiannya yang
tersembunyi, untuk pakaian-pakaian yang seperti ini Ibunya memang tidak tahu
menahu. Acha selalu seperti malaikat di matanya dan di mata pemirsa. Selagi
mencari dia merasakan tangan Paimin meremas pantatnya dari belakang dengan
gemasnya.
“Hhmmm..gimana Non…ketemu ?!”katanya sambil menggerayangi
tubuh Acha.
Deg…!! Acha kaget, ketika Paimin memeluknya, dia merasakan
penis Paimin yang panjang itu di pantatnya. Acha sebenarnya kaget akan dua hal,
yang pertama dia kaget Paimin telah bugil, yang kedua batang penis Paimin yang
panjang. (Mustahil !!), dalam hati Acha. Setelah berusaha terus mencari,
perjuangan keras mengacuhkan kehadiran Paimin yang menempel ketat di belakang
tubuhnya, akhirnya ketemu juga.
“Nih..ya udah, Tuan tunggu dikasur dulu dong ! mau liat gue
striptis kan pake ini ?!”kata Acha sebal seraya menunjukkan jaring ikan hitam
itu. Paimin tersenyum mesum, pria berkulit hitam itu mencium pipi Acha yang
mulus lalu kembali ke kasur.
“Kayanya Non Acha udah biasa yah…Ok lah sok !!”kata Paimin.
“Kayanya Non Acha udah biasa yah…Ok lah sok !!”kata Paimin.
Acha mengenakan stocking hitam seksi bak pemain blue film
itu, lalu menyetel musik untuk meredam suara permainan seks mereka. Lagu ‘Maps
of the Problematique’ dari Muse pun mengalun, lagu yang berirama beat itu
menambah goyangan Acha yang memang sudah Hot menjadi tambah Hot saja. Acha
terpaksa harus merasa seksi di depan pemerkosanya itu, agar dia cepat
menyetubuhinya, habis spermanya dan melepaskan dirinya secepatnya. Acha
meliuk-liukkan pinggul padatnya, tangannya satu menekuk ke atas dengan seksi,
bahkan menyentak kakinya ke arah Paimin lalu berbalik dan menghadapkan pantat
sekal putihnya persis di depan wajahnya. Paimin onani karena tak tahan dengan
gadis obsesinya itu striptis di depan matanya, dengan dandanan Hot pula, mulut
orang kampung itu langsung bergerak melahap, tetapi Acha sengaja nakal dengan
mengelak, seperti kebiasaannya di depan Bos-bos. Paimin yang sudah tak tahan
merasa dipermainkan langsung mendekatkan penisnya ke pantat Acha yang sedang
bergoyang nakal itu, mengocoknya sebentar dengan cepat dan menekan kepala penis
hitamnya, “Oookh…!!”kejan Paimin.
CROOOTTT !! BLAARR !! JROOTT !! CROTT !!
“Aaaanghh…Aaaaaaanngghh…”desah Acha seksi, dia tidak
menyangka Paimin akan menyiram body seksinya yang sedang berputar itu. Kontan
saja pantat Acha mandi sperma Paimin, Acha sudah terbiasa walau tak suka.
Paimin puas dengan ejakulasi pertamanya. Nafsunya kembali naik cepat melihat
pantat Acha yang belepotan sperma dia sendiri. Paimin melempar tubuh Acha ke
ranjang hingga menungging di pinggir ranjang, dia menarik kakinya agar berpijak
di lantai tetapi setengah badannya tetap di ranjang, Acha hanya menjerit pasrah
menungging. Paimin menampari pantatnya hingga terceplak merah bergambar telapak
tangan karena pantat Acha berkulit putih. Sambil menampar dia juga getol
meremasnya, bahkan menelusuri halusnya paha Acha yang sering mandi susu itu
centi demi centi.
“Tuan…pelan-pelan Tuan…nanti kedengar.Aaaaakkh !!”
Belum sempat Acha menyelesaikan kalimatnya sudah mendarat
tamparan keras di pantat berkulit putihnya. Acha mulai resah gelisah, selain
karena takut ketahuan, tubuhnya juga mulai terangsang oleh jari Paimin yang
kini bermain dibelahan vaginanya. Sekarang Acha harus bekerja extra keras
menahan lenguhan, desahan dan erangan. Acha menggigit sprei ketika jemari
Paimin mengocok vaginanya dengan brutal diselingi tamparan di pantat sekalnya.
Tangan gadis itu mencengkeram pinggiran ranjang dengan kuat, matanya mendelik
dan tubuhnya menegang. “Aaaangghh…!!”
Crrrtt…!! Creett !! Serrr…!! Acha orgasme.
Dia mendapatkan orgasmenya dari orang kampung yang
memerasnya dan sangat dibencinya itu, sungguh kontra sekali. Acha hanya bisa
menurut ketika Paimin memintanya menjilat jemarinya yang berlumuran cairan
orgasmenya sendiri. Tubuh gadis itu lemah akibat orgasme yang dialaminya, dan
kini ia tak bisa menolak ketika Paimin menyepak kedua kaki Acha agar meregang
lebar, penisnya yang sudah bangun dan menuntut persenggamaan melalui vagina
Acha sudah mengancam di depannya. Paimin nampak ingin mendoggy Acha,
Zreeekk !! penis Paimin pun mendobrak paksa vagina Acha
untuk menerima dan menjepitnya. Mulut Acha terbuka dan menjerit kecil lalu
buru-buru menggigit sprei kencang, untung saja musik yang keras membantu
meredam jeritan singkatnya tadi.
“Oookhh…enaknya Memek artis…emang laen rasanya..Eeenggh
!!”celoteh Paimin.
Paimin tampak menikmati jepitan dinding vagina Acha, tapi
dia tak berlama-lama dan langsung bergerak brutal menyetubuhi Acha, sodokannya
semakin lama semakin cepat dan kasar, tubuh Acha terpental-pental. Kaki
jenjangnya yang berdiri tegak sudah mentok ke pinggir ranjang, karena terus
menerus tersentak-sentak. Paimin menjambak rambut Acha dan menggenjotnya dengan
lebih bertenaga, diselingi tamparan-tamparan di pantat Acha hingga menimbulkan
bilur-bilur kemerahan. Tubuh Paimin serasa lebih hangat mengeras dan bergetar
nikmat, dia mendekati ejakulasi dan menyodok Acha lebih sinting. Paimin
mengangkat kedua kakinya dan naik ke ranjang Acha, dan menumbuk-numbuk artis
ABG cantik itu hingga menungging tengkurap. Spring bed empuk dengan Per
kualitas tinggi itu memudahkan penetrasi Paimin, sehingga waktu Paimin menekan
penisnya dalam-dalam, tubuh Acha tertekan ke bawah lalu membal kembali ke atas.
Sprei putih tempat tidur masih diremas dan digigitnya menahan birahi serta
erangan nikmat dirinya. Tangan kanan Paimin mencengkram pundak Acha sekaligus
menekan tubuh Acha agar tidak bisa bergerak dan bangun, tangan kirinya lanjut menjambak
rambut kemerahan boundingannya, sehingga wajah cantiknya sedikit mendongak
kebelakang menyamping, bertatap-tatapan dengan pemerkosanya. Acha sebenarnya
ingin muntah melihat wajah Paimin. Buruk rupa, berkulit hitam, tubuhnya sedikit
kurus, rambut kumal cocok dengan keadaan stressnya, liur dari bibir hitamnya
yang bau menyengat hidung, hembusan nafas yang tak sedap menerpa wajah,
melengkapi penderitaan yang menyelimuti Acha. Sedang asyik-asyiknya Paimin
mendoggy Acha, tiba-tiba handphone Acha berbunyi.
Deg…!!, jantung Acha berdegup. Disaat tersiksa birahi
seperti ini, ada siksaan tambahan.
“Aduh !! siapa sih…?! ganggu orang ngentot aja ! inget Non
jangan coba omong macem-macem awas yah, kalo mau Master foto Non kembali,
paham ?!”ancam si Paimin sambil menjambak rambut Acha, wajah Acha
mendekat dipaksa menatap wajah jeleknya yang menyeramkan.
Acha hanya mengangguk ketakutan, masih dengan penis melekat
ketat di vagina, mereka bangkit untuk mengambil HP yang berbunyi di meja rias
kamar itu. Acha sungguh bersusah payah berjalan dari tempat tidurnya ke meja
rias itu, padahal jaraknya tidaklah jauh. Tentu saja dengan penis Paimin yang
panjang dan sedang meraja di liang senggama miliknya, membuat Acha kesulitan
menahan kenikmatan dikerjai Paimin. Paimin sendiri sedang merasakan nikmat di
penisnya yang terjepit vagina Acha, sambil berjalan. Bahkan karena Paimin
sedikit lebih tinggi dari Acha, ditambah panjang penisnya itu, memaksa Acha
untuk berjalan sedikit menjinjit. Jarak yang dekat terasa jauh, waktu yang sebentar
serasa panjang. Tak terasa pelecehan itu membuat vagina Acha kian banjir oleh
lendirnya. Akhirnya, dengan perjuangan penuh..Acha berhasil sampai di dekat
HPnya. Artis cantik itu menundukkan badan untuk mengambil HPnya, kontan
posisinya menungging seksi. Jari lentik yang kukunya sering dihias kutek itu
meraih HPnya, Acha melihat siapa yang menelpon, disitu tertera ‘Irwansyah My
Love !!’. Acha bingung harus bagaimana. Ketika sedang bingung-bingungnya, Acha
merasa tubuhnya yang sedang berposisi menungging itu tertarik kebelakang
sedikit, dengan gerakan cepat dan tiba-tiba Paimin menyentak dan melesakkan
penisnya dalam-dalam.
“Huuungghh…!!”geram Paimin.
Zreeeekk !! “Aaaaaakkh…!!”erang Acha refleks.
Artis cantik itu tidak bisa meredam suaranya, karena dia
takut terjeduk cermin rias di di depannya dan refleks memegang pinggiran meja
rias, sebelahnya masih memegang HP.
Acha merasa sodokan penis Paimin itu serasa menjebol
vaginanya di kedalaman yang belum pernah terjangkau oleh penis-penis
sebelumnya, karena begitu panjang penis orang kampung tersebut. Setelah
tertancap sempurna, mereka kembali melenguh nikmat.
“Heh…ayo jawab Perek !! Eeeenggh !”suruh Paimin dengan nada
galak sambil melenguh nikmat karena penisnya menancap mantap di vagina Acha.
(Sialan lo…gue juga dari tadi pengen jawab kalo elo ga
nyentak gue kaya tadi !!), omel Acha dalam hati.
“Ha..halo..Sayang..AMmppphh !! Acha langsung menutup mulut
dengan tangannya dan menutup lubang bicara HP, karena Paimin mendudukkan diri
tiba-tiba di meja rias itu. Paimin menjulurkan lidah karena merasakan betapa
nikmat penisnya terjepit dan tertumbuk vagina Acha yang sangat legit itu.
(Acha Sayang…mau aku jemput ato gimana ??), suara Irwansyah
keluar dari HP.
“E.eng..engga..usah.Aaaaaakkhh !”erang Acha yang kali ini
tidak menutup lubang bicara HP, sulit karena Paimin dengan sengaja menyentaknya
ke atas sambil memegangi tangan kiri Acha, sementara tangan kanan Acha memegang
HP di telinganya.
“Cha…Acha…kenapa kamu ?!”tiba-tiba Ibunya bertanya di depan
pintu. Acha panik, dia pikir Ibunya masih tidur. Paimin sendiri juga kaget, dia
tidak ingin sampai Ibunya Acha tahu. Ibunya pasti lebih memilih lebih baik foto
itu tersebar, Paimin tertangkap dan Acha gagal diperkosa. “Jangan omong
sembarangan Non..!!”ancam Paimin dengan wajah yang menakutkan. Acha yang masih
haus ketenaran dan berpikir betapa memalukannya foto tersebut, terpaksa
berbohong.
“Eng..gapapa Mah…cuma kecoa…udah pergi !”dusta Acha.
“Ooh, kirain kamu kenapa-napa…udah dua kali Mamah denger
kamu teriak…bikin Mamah jantungan aja kamu, ya udah..“sahut Mamahnya.
Geraman Paimin tidaklah sekeras erangan Acha, karena Paimin
cenderung mendehem dan memfokuskan pada sodokan penis. Berbeda pada Acha yang
posisinya sebagai receiver atau penerima sodokan, tentu kadar kerasnya erangan
dari kasar atau dalamnya sodokan penis di vaginanya.
(Halo..halo Sayang !! kenapa kamu teriak..??), tanya
Irwansyah di Handphone.
“E.engga apa-apa kok Yang…makasih ya !! oya aku berangkat
sendiri aja, Dadah !”kata Acha buru-buru menutup pembicaraan untuk lepas dari
derita birahi.
(Oh ya udah, kirain kamu kenapa-napa..Ok..dadah…Muach !!”),
ucap sayang Irwansyah.
“Muach juga dadah…!!”balas Acha menutup pembicaraan di HP.
“Acha Sayang, Mamah mau arisan dulu ya di sebelah..kamu
jangan lupa nanti sore ada syuting…Mamah engga bisa nganter, Bi Ijah masih
Mamah suruh belanja bentar lagi pulang…kalo Bi Ijah belum pulang kamu mau
jalan, ya kamu gembok aja, Mamah, Bi Ijah sama Juwita ada kunci serep kok Ok !!
istirahat yang cukup ya Dadah…!”kata sang Ibu.
(Damn…gue lupa !! masa gue harus bawa orang aneh ini ke
tempat syuting ?), pikir Acha dalam hati. “Daaah…!!”sahut Acha lantang,
sementara pikirannya masih kalut.
“Chaa…kok kamu belum nutup pintu garasi sih ?? untung aja
engga kemalingan mobilnya !!”marah sang Ibunda Acha.
“Iya Mah maaf…Acha ngantuk ! tolong ya !”dusta Acha lagi.
“Ya udah, ngantuk sih ngantuk !”gerutu sang Ibu, sambil
menutup pintu garasi.
Setelah yakin Ibunya sudah keluar, Paimin menyeringai.
“Non…ternyata acting Non bagus yah…saking bagusnya bisa
dipake bohongin orang tua sendiri hak hak hak hak”.
(Gue bohong terpaksa, karena lo maksa gituin gue sialan !!),
maki Acha dalam hati.
“Nah Non, bisa lanjut nih entotan kita”kata Paimin seraya
menyeringai.
Acha memandangi Paimin di kaca rias itu dengan penuh
kebencian dan jijik, Acha tidak pernah membayangkan dapat disetubuhi oleh orang
macam Paimin. Paimin menangkup kedua payudara Acha, meremasnya kencang dan
menaik turunkan tubuh Acha dengan gencar. Vagina Acha dipaksanya
menumbuk-numbuk penisnya yang mengacung. Paimin mencengkram kedua lengan Acha
agar lebih mudah membetotnya menumbuk ke bawah, dimana tangan Acha masih
menggenggam HP-nya.
Paimin yang menyenggamai Acha sambil menikmati wajah
cantiknya di kaca rias, tidak bisa bertahan lama karena terlalu legit vagina
Acha. Paimin mencengkram pundak Acha, menaik turunkan tubuhnya, Paimin
menceracau jorok dan menggeram tak karuan menuju ejakulasinya.
“Gila Memek lo…gila Memek loo…Gilaaaaaaaaaaakkkhhh !!”geram
Paimin.
Sambil menekan pundak Acha sehingga menumbuk penisnya yang
terjepit dalam-dalam.
Jleeeebbh !! “Iyyaaaaaaaahh…!!”erang Acha.
CROOOOOOOTTTTSS !! CROOOTTT !! JRUOOOTTTT !! CROTT !!
Tubuh hitam Paimin memeluk tubuh molek Acha yang berkulit
putih sambil menembaki spermanya, Acha pun menyambut dengan sebuah lengkingan
panjang, Paimin mengejat-ngejat berdehem nikmat di punggung mulus Acha, dia
pasrah vaginanya dipenuhi sperma Paimin. Cairan putih pekat dan kental itu
terasa hangat sekali dirasakan vaginanya. Acha masih bersender di tubuh hitam
Paimin yang masih meresapi lenikmatan ejakulasi dari tubuh artis obsesinya.
Ketika nafas Acha masih senin kamis, handphonenya kembali berbunyi walaupun
kali ini hanya bunyi SMS.
Tinutt !! Tinutt !!. Artis ABG Favorit pemirsa yang cantik
jelita itu membaca isi SMS.
Deg…!!, jantung Acha serasa terhenti, tangannya yang
memegang HP gemetar, matanya yang jelita terbelalak. SMS itu dari Irwansyah.
(Acha Sayang, sorry aku ada yang lupa ngingetin kamu ! nanti
malam kamu abis syuting ditunggu makan malam sama keluarga aku, kamu engga lupa
kan nyokap aku Ultah ? dan juga jangan lupa…ade sepupuku sukanya sama boneka
babi, dia seneng juga sih waktu kamu beliin boneka beruang…ya itu kalo kamu mau
beliin hadiah, engga beli juga engga apa apa…aku sengaja SMS takut kamu lagi nyetir
di jalan Ok ?! ya udah dadah Muah !), isi SMS tersebut.
Beberapa hal yang ditakuti Acha Pertama, dia syuting
terpaksa membawa Paimin. Kedua, merayakan Ultah Ibu Irwansyah ikut membawa
Paimin. Ketiga, dia membeli boneka di Mall juga terpaksa membawa Paimin ikut
serta. Tentu hari ini dia berjanji penuh untuk melayani Paimin, tentu Paimin
tidak perduli apapun kepentingan Acha hari ini. Acha bertambah kalut
pikirannya, dia semakin ketakutan mendengar suara serak dari belakangnya.
“Waah…asik nih gue bisa jalan-jalan ke Mall, ikut ke tempat
syuting dan ngerayain Ultah bareng Artis sambil ngentot !!”kata Paimin
menyeringai mesum ke arah Acha melalui media cermin, Acha menatap Paimin balik
dengan wajah memelas di kaca rias itu. Acha semakin terasa bertambah tersiksa
saja mendengar Paimin berkata.
“Naah…sebelum berangkat pergi, tentu tubuh kita musti bersih
kan Non…kalo begitu, yuk kita mandi dulu berdua ehehehe mumpung rumah Non
sepi…!!”saran mesum Paimin dengan wajah menyeringai cabul.
Acha menggeleng-gelengkan kepala, (Tidak…Tidak..Tidaaaaaakk
!!), dalam hati Acha. Kemudian terdengarlah suara “Hak hak hak hak…!!” yang
merupakan tawa menyebalkan Paimin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar